Realisasi Vaksinasi Anak di Aceh Baru 19.500 Orang
Di Aceh, sebanyak 1.556 anak terpapar Covid-19. Usianya 1 tahun hingga 18 tahun. Sebanyak 193 di antaranya berusia di bawah 5 tahun. Hingga kini, sebanyak 14 anak meninggal.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Realisasi vaksinasi terhadap anak di Provinsi Aceh baru 19.500 orang dari total realisasi 728.000 orang. Vaksinasi perlu digenjot sebab mereka tergolong kelompok rentan terpapar Covid-19.
Hal itu mengemukan dalam diskusi daring ”Kasus Covid-19 pada Anak di Aceh” yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Senin (23/8/2021). Diskusi tersebut digelar untuk mendorong para pihak agar melindungi anak secara maksimal.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman menuturkan, rendahnya realisasi vaksinasi karena tingkat kesadaran keluarga rendah. Semestinya orangtua membawa anaknya untuk divaksin. Vaksinasi pada anak dilakukan untuk anak usia 12-17 tahun.
”Perlu strategi lain untuk menjangkau realisasi vaksin terhadap anak. Kami akan mengajak dinas pendidikan,” kata Iman.
Rendahnya realisasi vaksinasi karena tingkat kesadaran keluarga rendah.
Iman menuturkan, anak perlu divaksin sebab mereka termasuk kelompok rentan. Namun, realisasi vaksin terhadap anak sangat bergantung pada orangtua. Jika orangtua tidak mau divaksin, kemungkinan besar anaknya juga tidak akan diizinkan vaksin.
Total realisasi vaksin di Aceh baru 728.000 orang atau 18 persen dari target. Di tingkat nasional, Aceh menduduki peringkat ke-20. ”Orang Aceh harus dipaksa baru mau divaksin. Mereka menolak vaksin karena banyak yang termakan hoaks,” ujar Iman.
Wakil Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh Raihan mengatakan, vaksinasi terhadap anak harusnya menjadi prioritas sebab kasus anak positif terus bertambah.
Di Aceh sebanyak 1.556 anak terpapar Covid-19. Usianya 1 tahun hingga 18 tahun. Sebanyak 193 di antaranya berusia di bawah 5 tahun. Hingga kini, sebanyak 14 anak meninggal.
Raihan mengatakan, orangtua harus mengawasi anak agar selalu menerapkan protokol kesehatan saat berada di ruang publik. Di saat anak-anak masuk dalam lingkaran testing, mayoritas orangtua tidak mengizinkan anaknya dites usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR).
Ketua Jurnalis untuk Anak Banda Aceh Rahmat Fajri mengatakan, program pencegahan Covid-19 pada anak minim. Dia mencontohkan, saat Pemprov Aceh membagikan masker kepada siswa, masker yang dibagikan berukuran dewasa sehingga tidak dapat digunakan untuk anak-anak.