Penetapan RS Khusus Covid-19 Belum Jadi Prioritas di Kabupaten Magelang
Pemerintah Kabupaten Magelang belum menetapkan rumah sakit khusus Covid-19. Penetapan rumah sakit itu baru akan dilakukan saat kondisi mendesak ketika tren kasus baru meningkat signifikan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Meski hunian kamar isolasi di empat rumah sakit rujukan di Kabupaten Magelang masih terbilang tinggi, pemerintah daerah belum akan menetapkan rumah sakit khusus Covid-19. Namun, sejumlah tempat isolasi mandiri disiapkan untuk menekan penularan kluster keluarga.
Data Pemerintah Kabupaten Magelang, selama Juli-awal Agustus 2021, tingkat hunian kamar isolasi di rumah sakit mencapai lebih dari 70 persen. Jumlah itu lebih sedikit ketimbang sebelumnya yang mencapai 90 persen. Saat ini, ada empat rumah sakit rujukan Covid-19, yaitu RSUD Muntilan, RSD Merah Putih, RS Aisyiyah Muntilan, dan RS Syubbanul Wathon Tegalrejo.
”Penetapan rumah sakit khusus Covid-19 baru diperlukan ketika sudah mengalami situasi terburuk, saat semua kamar isolasi di semua kamar terisi penuh pasien Covid-19,” ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, Selasa (3/8/2021).
Akan tetapi, penyiapan rumah sakit khusus Covid-19 sudah dilakukan. Pilihannya diperkirakan jatuh pada RSUD Muntilan yang memiliki 41 tempat tidur isolasi. Apabila dibutuhkan tambahan kamar, semua fasilitas pelayanan pasien umum akan diperuntukkan bagi kasus Covid-19.
Dalam waktu dekat, Pemkab Magelang akan segera menyediakan tiga isolasi terpusat. Tempat itu adalah Balai Pelatihan Kesehatan berkapasitas 80 orang, RSD Menoreh di Kecamatan Salaman (10 orang), dan RSD Candi Umbul di Kecamatan Grabag (20 orang). Semua tempat itu digunakan untuk merawat pasien Covid-19 bergejala ringan atau tanpa gejala.
”Kami berharap tempat itu bisa menghentikan munculnya kluster keluarga karena terpaksa harus melakukan isolasi mandiri di rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Nanda mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mulai memberikan hasil positif. Jika pada pertengahan Juli jumlah pasien baru pernah berkisar 400-500 orang per hari, selama seminggu terakhir, rata-rata jumlah pasien baru di bawah 200 kasus per hari.
Pemkab Temanggung juga merasakan hal serupa. Seiring penurunan kasus Covid-19, Kabupaten Temanggung kini bisa menjalankan PPKM level 3. Dari sebelumnya 600 kasus per hari, pada Minggu tercatat 539 orang. Sebanyak 120 orang dirawat di rumah sakit dan 419 orang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Situasi ini, kata Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo, harus disyukuri. Kabupaten Temanggung bakal memasuki musim panen raya tembakau. Saat itu, diperkirakan bakal muncul keramaian aktivitas pertanian dan perdagangan.
”Sekalipun belum sepenuhnya berada pada kondisi yang benar-benar baik, kita patut gembira karena proses perbaikan sudah berjalan,” ujar Heri.