Wali Kota Bandung: Berdiam di Rumah adalah Bentuk Kurban Saat Pandemi
Berdiam di rumah adalah salah satu bentuk kurban pada era pandemi. Meski pandemi, kepedulian kepada sesama harus tetap terjaga.
Oleh
CORNELIUS HELMY
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Berdiam di rumah adalah salah satu bentuk kurban di era pandemi. Semua orang yang masih diberi kesehatan di masa sulit ini harus tetap bersyukur sembari terus menebar kebaikan bagi sesama.
Hal itu dikatakan Wali Kota Bandung Oded M Danial seusai shalat Idul Adha di Pendopo Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/7/2021). ”Kita semua harus berkurban. Protokol kesehatan ini adalah bentuk kurban kita. Sudah pasti tidak mengenakkan, tapi ini namanya ujian,” katanya.
Sebagai Muslim, lanjutnya, seharusnya dapat meniru dan merefleksikan pengorbanan Nabi Ibrahim. Khusus di masa pandemi ini, masyarakat tetap bisa berkurban. Salah satunya, berdiam diri di rumah dan menjaga protokol kesehatan.
Oded mengakui, berdiam diri di rumah sangat berat. Apalagi bagi masyarakat kecil yang sehari-hari bekerja di luar rumah dan tidak memiliki penghasilan tetap. Oleh karena itu, dia berharap, pembagian bantuan sosial bagi yang membutuhkan bisa berjalan dengan baik.
Pada program bansos pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat 2021, Pemkot Bandung menganggarkan Rp 30 miliar. Total, sedikitnya 60.000 keluarga penerima manfaat akan menerima uang tunai sebesar Rp 500.000. Selain itu, sebanyak 108.457 keluarga penerima manfaat akan menerima masing-masing 10 kilogram beras yang bersumber dari APBN.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, di tengah keterbatasan akibat Covid-19, umat Islam yang masih diberikan kesehatan harus tetap bersyukur kepada Allah.
Di saat orang terpaksa tinggal di rumah sakit atau isolasi mandiri, kita masih bisa melaksanakan shalat ini. Ucapakan selalu alhamdulillah. Jangan mengukur kenikmatan kita dengan standar orang lain yang di atas kita
”Di saat orang terpaksa tinggal di rumah sakit atau isolasi mandiri, kita masih bisa melaksanakan shalat ini. Ucapakan selalu alhamdulillah. Jangan mengukur kenikmatan kita dengan standar orang lain yang di atas kita,” tuturnya.
Ia mengajak untuk menerima keadaan tersebut dengan ikhlas, tulus, dan kebulatan tekad bahwa semua ini dipilihkan oleh Allah yang pasti ada hikmahnya. ”Mari bersama memohon kepada-Nya untuk dikuatkan kebersamaan dan kekompakan menghadapi ujian ini,” kata Ema.