Sidoarjo Gandeng Lembaga Pendidikan Kesehatan Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19
Lonjakan kasus baru Covid-19 di Sidoarjo mulai mengancam kesehatan tenaga kesehatan karena beban kerja yang meningkat tajam. Menyikapi hal itu, disiapkan bantuan nakes dengan menggandeng lembaga pendidikan kesehatan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bekerja sama dengan lima pendidikan kesehatan untuk menambah jumlah tenaga kesehatan guna menangani lonjakan kasus Covid-19. Para mahasiswa kesehatan semester akhir dari lembaga-lembaga itu diharapkan bisa meringankan beban berat tenaga kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, hingga saat ini sudah ada lima lembaga pendidikan bidang kesehatan yang bersedia memberikan bantuan tenaga. Jumlah tenaga yang disiapkan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
”Guna melindungi para mahasiswa dalam misi kemanusiaannya, diperlukan nota kesepahaman antara kedua belah pihak. Penandatanganan nota kesepahaman ini akan dilakukan pada Senin (28/6/2021),” ujar Syaf Satriawarman, Sabtu (26/6/2021).
Selain layanan kesehatan, pihaknya juga berencana menambah kapasitas ruang perawatan Covid-19 apabila lonjakan kasusnya tetap tinggi. Berdasarkan pengalaman pandemi Covid-19 tahun lalu, lebih dari 300 tenaga kesehatan di Sidoarjo terpapar virus SARS-CoV-2. Akibatnya, sejumlah nakes meninggal.
Nakes yang terpapar Covid-19 ini tidak hanya yang bertugas di rumah sakit (RS) rujukan. Mereka yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, seperti pusat kesehatan masyarakat (PKM) atau puskesmas, juga terpapar dan banyak di antaranya yang meninggal.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Provinsi Jatim, penambahan kasus harian masih tinggi di Sidoarjo. Pada Jumat (25/6/2021), penambahan kasus harian sebanyak 24 orang sehingga total kumulatif mencapai 11.805 kasus. Penambahan kasus baru itu lebih tinggi dari penambahan pasien sembuh yang hanya 18 orang atau total menjadi 11.069 kasus.
Hal itu berdampak pada meningkatnya bed occupancy rate (BOR) ruang perawatan isolasi menjadi 93 persen. Saat ini disediakan 19 RS rujukan dengan kapasitas tempat tidur mencapai 924 unit.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, salah satu upaya menekan lonjakan kasus yang harus dirawat adalah meningkatkan cakupan vaksinasi. Untuk menjangkau masyarakat luas, strateginya dengan menggelar kegiatan vaksinasi massal. Namun, ia mengingatkan agar risiko memicu keramaian baru mesti ditekan.
Salah satu kegiatan vaksinasi massal ini digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu. Kegiatan ini menyasar 4.400 orang yang memenuhi syarat sebagai penerima vaksin. Mereka berusia minimal 18 tahun, tidak sedang sakit, hamil, atau menyusui.
”Vaksinasi merupakan cara menciptakan imunitas berbasis komunitas. Kekebalan inilah yang diharapkan mampu mengatasi pandemi Covid-19. Oleh karena itulah, masyarakat harus memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya,” kata Subandi.
Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan, vaksinasi massal merupakan rangkaian dari serbuan vaksinasi nasional dalam rangka memperingati HUT Ke-75 Bhayangkara. Kegiatan ini diadakan serentak di seluruh polres/polresta di 38 kabupaten dan kota.
”Target serbuan vaksinasi hari ini saja sebanyak 117.000 orang. Target ini merupakan bagian dari target vaksinasi nasional sebanyak satu juta orang setiap hari,” ucap Nico.
Peserta vaksinasi massal berasal dari berbagai kalangan sepanjang memenuhi syarat sebagai penerima vaksin Covid-19. Calon penerima vaksin harus mendaftar terlebih dahulu sehari sebelumnya ke polsek terdekat.
Seluruh peserta vaksinasi juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Petugas pelayanan vaksin mengecek suhu tubuh dan memeriksa kondisi kesehatan peserta sebelum menerima vaksin untuk mengantisipasi terjadinya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Kepala Polresta Sidoarjo Ajun Komisaris Besar Kusumo Wahyu Bintoro menambahkan, masyarakat yang sudah divaksin tetap wajib menerapkan protokol kesehatan. Upaya menciptakan kekebalan berbasis komunitas melalui vaksinasi harus diimbangi protokol kesehatan. Apalagi, virusnya terus bermutasi dan sekarang penularannya menjadi lebih cepat.
”Jangan teledor dan kendur menerapkan protokol kesehatan. Hal ini penting untuk memutus mata rantai sebaran Covid-19 dan demi keselamatan bersama,” kata mantan Wakapolres Banyuwangi ini.