Karyawan adalah manusia, bukan mesin, yang hendaknya diperlakukan sesuai dengan harkatnya sebagai manusia.
Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
·3 menit baca
Di era pemerintahan Presiden Suharto, antara 1983–1988, Menteri Tenaga Kerja dijabat oleh Sudomo (1926–2012). Sudomo saat itu menggelorakan semangat memanusiakan manusia. Ingatan inilah yang dituangkan Josef Bataona (71), seorang profesional di bidang pengelolaan sumber daya manusia, menjadi tulisan bukunya yang berjudul, Memanusiakan Manusia: Seni Mengangkat Harkat Karyawan sebagai Manusia.
“Intinya, karyawan kita adalah manusia (bukan mesin) yang hendaknya diperlakukan sesuai dengan harkatnya sebagai manusia,” demikian tulis Josef di bagian akhir bukunya itu, yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas pada 2023.
Josef mengawali Bagian Satu: Memanusiakan Manusia. Ada pusaran makna yang menggelitik, ketika Josef bercerita tentang pengalaman mengunjungi sebuah pabrik di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten. Ada harmoni di antara para pekerja yang saling bekerja keras. Ada kesetaraan di antara mereka. Ada hubungan para pekerja yang saling membahagiakan.
“Ternyata mereka punya panduan: mencapai kebahagiaan dengan cara bahagia,” kata Josef.
Dari sini sebenarnya sudah mulai terlihat tujuan memanusiakan manusia dalam bekerja. Tujuannya tidak lain untuk mencapai rasa kebahagiaan lahir dan batin dengan cara yang bahagia pula. Di situ ditumbuhkan kepercayaan mencapai kebahagiaan tidak semata melalui uang.
Pada hakikatnya, berbahagia menjadi manusia yang bekerja menjadi jauh lebih penting. Kemudian melihat sisi pekerjaan yang memanusiakan manusia, tidak kalah penting pula.
Josef merangkak ke persoalan di dalam hubungan industrial. Ada relasi yang jamak terjadi, ketika fokus bisnis mulai sering disalahpahami. Ia mencontohkan, fokus bisnis yang bertumpu pada kemampuan penjualan produk seringkali membentuk manusia di dalam divisi penjualan tersebut merasa lebih tinggi dibandingkan divisi lainnya. Posisi atau jabatan tertentu dipahami secara sempit dan menjadikan pejabatnya merasa lebih tinggi dari yang lain.
Josef mengajak merefleksikan, jika suatu saat seorang manajer cuti selama seminggu, apa yang terjadi? Mungkin saja pekerjaan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi, ketika staf pantry menjalani cuti seminggu, apa yang bakal terjadi? Suasana tempat bekerja menjadi berantakan. Suasana bekerja pun bakal berantakan.
Di sinilah letak penting upaya memanusiakan manusia bagi siapa saja, lebih khusus bagi para petinggi suatu perusahaan yang memimpin anak buah atau karyawan. Josef membagikan pengalaman tentang tuntutan bagi seorang leader atau pemimpin sebuah tim kerja.
Indikator paling sederhana, seorang pemimpin harus memiliki antusiasme lebih tinggi, jika dibandingkan anak buahnya. Selain itu, masih seorang pemimpin harus mampu melihat potensi semua anggota tim, bisa membangun kolaborasi dan menumbuhkan rasa saling percaya, mampu mengembangkan dialog dan menciptakan keleluasaan berpendapat. Selanjutnya, di era digital seperti sekarang, seorang pemimpin juga dituntut memiliki komitmen dan kesiapan secara digital.
Itulah sederet tuntutan kemampuan bagi seorang pemimpin, sehingga menjadi tidaklah sederhana dalam mewujudkan prinsip memanusiakan manusia dalam bekerja. Selain itu, dibutuhkan seni dalam mengangkat harkat dan martabat karyawan sebagai manusia.
Mesin mem-PHK
Era pandemi Covid 19 dan kondisi ekonomi gobal yang tidak menentu akibat terjadi perang di beberapa negara mengakibatkan banyak perusahaan terdampak. Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK terjadi di mana-mana. Josef merasa prihatin, ketika penyampaian PHK ditempuh dengan menggunakan mesin atau alat komunikasi.
Karyawan yang diperlakukan seperti itu dianggap diperlakukan tidak secara manusiawi. Upaya memanusiakan manusia dalam bekerja menjadi hilang. Upaya yang semestinya ditempuh seorang pemimpin dalam mem-PHK anak buahnya adalah berkomunikasi dan menyampaikan apa saja yang menjadi hak, serta mau memfasilitasi supaya pergi dengan kepala tegak, dengan dignity, penuh harga diri.
Josef memberi contoh sikap yang ditempuh Chief People Officer Tokopedia and Group Head of People Operation. Suatu kali pemimpin itu membagi berita rencana program reorganisasi perusahaannya. Ada sejumlah karyawan terdampak alias kena PHK. Ini disampaikan lewat sebuah program LinkedIn di dalam jaringan internet dan di situlah disebutkan daftar karyawan yang terkena PHK beserta kemampuannya supaya menjadi referensi bagi organisasi perusahaan lain untuk menerima mereka.
Memanusiakan manusia dalam bekerja bukanlah suatu hal yang sulit untuk ditempuh. Di situ ada hati yang turut bekerja.
Data buku :
Judul : Memanusiakan Manusia, Seni Mengangkat Harkat Karyawan sebagai Manusia