Pelajaran dari Sejarah yang Berulang
Setiap peristiwa memiliki makna yang dapat dipetik salah satunya dengan menghubungkannya pada kisah-kisah masa lalu. Di sinilah Trias Kuncahyono mencoba untuk merefleksikan setiap peristiwa dengan berkaca pada sejarah.
Judul buku | Kredensial #2: Kearifan di Masa Pagebluk |
Pengarang | Trias Kuncahyono |
Penerbit | Penerbit Buku Kompas |
Tahun Terbit | 2021 |
Halaman | xiv + 386 halaman |
Trias Kuncahyono menulis setiap peristiwa yang dia lihat dan menghubungkannya dengan peristiwa di masa lampau. Tulisan-tulisan ini dimuat dalam bukunya yang terbaru berjudul Kredensial #2: Kearifan di Masa Pagebluk (PBK, 2021). Sebelumnya, Trias pernah menulis hal serupa dalam buku Kredensial: Refleksi 130 Kisah tentang Manusia dan Peradaban (PBK, 2018). Kredensial merupakan kolom mingguan di Kompas yang berisi tulisannya sepanjang tahun 2014-2018. Tulisan-tulisan di kolom Kredesial dimuatnya juga di laman triaskun.id.
Buku ini terbagi dalam enam bagian tentang peristiwa-peristiwa baik yang terjadi di Indonesia maupun dunia internasional sepanjang tahun 2018 hingga paruh pertama tahun 2020. Trias tidak hanya menulis tentang Covid-19, tetapi juga tentang hubungan internasional, terorisme, Timur Tengah, politik, dan toleransi. Meskipun tulisan-tulisan ini pernah terbit secara daring, Trias tetap mempertahankan gaya penulisannya ketika menjadi wartawan Kompas dengan deskripsi yang kaya dan kekayaan pustaka.
Peristiwa pandemi Covid-19 dilihat oleh Trias sebagai sejarah yang berulang. Covid-19 ternyata bukan pandemi pertama yang pernah melanda bumi manusia. Sejak berabad-abad lalu telah terjadi berulang kali wabah yang disebabkan oleh virus. Wabah tersebut juga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang tidak sedikit.
Hal ini diperjelas dengan pernyataan dari Karl Marx yang mengatakan bahwa sejarah selalu mengulang dirinya sendiri sebagai sebuah tragedi. Grup band Santana yang dimotori oleh Carlos Santana mempertanyakan hal yang sama dalam lagunya, Oye 2014, ”Siapa bilang sejarah tidak mengulang dirinya sendiri?”
Berkaca pada pandemi-pandemi sebelumnya, pandemi Covid-19 dipercaya membawa perubahan besar di kemudian hari, salah satu contohnya yakni pada abad ke-14 dan 15, dunia diserang oleh wabah mematikan Black Death yang berdampak pada berakhirnya feodalisme di Eropa, yang kemudian menjadi awal dari renasisans atau abad pencerahan. Kondisi serupa akan terjadi setelah pandemi Covid-19. Trias memprediksi akan terjadi perubahan besar baik dari sistem politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Trias Kuncahyono yang dikenal lewat tulisan-tulisannya tentang Timur Tengah juga tidak lupa menyampaikan pandangannya terkait konflik Palestina-Israel dalam buku ini. Salah satunya adalah kebijakan Amerika Serikat pada era Presiden Donald Trump yangmenunjukkan kemesraannya dengan pihak Israel. Kondisi tersebut menunjukkan bentuk pencederaan terhadap perdamaian di Timur Tengah. Padahal, sejak era Presiden Lyndon B Johnson pada tahun 1968 hingga Presiden Barrack Obama di tahun 2017, Amerika Serikat menunjukkan hubungan yang berjarak dengan Israel demi menghormati Konvensi Geneva 12 Agustus 1949. (Litbang Kompas)