Pariwisata Jadi Jalan Kebangkitan Ekonomi Jabar Selatan
Aktivitas olahraga dipadu dengan daya tarik wisata dianggap mampu menarik pengunjung di Jawa Barat selatan. Kawasan eksotis ini akan menjadi lokasi ajang jelajah sepeda, Cycling De Jabar.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jawa Barat bagian selatan memiliki potensi wisata yang mampu menarik minat pengunjung. Adanya kegiatan pariwisata berbasis olahraga atau sport tourism di kawasan itu bisa menambah gairah perekonomian dan menyejahterakan masyarakat di sana.
Menurut Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Ferry Sofwan Arif, Jabar selatan memiliki potensi pariwisata yang perlu dimaksimalkan. Dengan memberikan sentuhan sport tourism, geliat perekonomian di sana akan lebih terasa karena melibatkan seluruh masyarakat setempat.
Peluang itu mendasari kegiatan jelajah sepeda di sepanjang jalur selatan Jabar. Kegiatan bertajuk ”Cycling De Jabar” ini berlangsung pada 27-28 Agustus 2022 dengan jarak tempuh lebih dari 300 kilometer.
Sebanyak 100 peserta akan bersaing di dua etape, Etape pertama dimulai dari Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, berakhir di Pantai Ranca Buaya, Garut. Jarak tempuhnya lebih kurang 150 kilometer. Pada hari berikutnya, perjalanan berlanjut di etape kedua dengan tujuan akhir Pantai Barat Pangandaran yang berjarak sekitar 170 kilometer.
”Dari sisi kepariwisataan, Jabar selatan itu gurilaps (gunung, rimba, laut, pantai, dan sungai), semua ada. Dari potensi itu, kami dorong dengan kegiatan yang tidak biasa, yakni sport tourism,” paparnya dalam jumpa pers Cycling De Jabar, Jumat (12/8/2022), di Bandung. Ajang ini merupakan kerja sama dari Pemerintah Provinsi Jabar, Bank BJB, dan harian Kompas.
Ferry menjabarkan, aktivitas keolahragaan di tempat wisata ini memberikan panggung bagi destinasi di Jabar selatan. Bahkan, setiap aktivitasnya menambah geliat perekonomian masyarakat di sana, mulai dari cenderamata hingga kuliner di dalamnya.
”Semua ini menjadi entry point (jalan masuk) bagi perekonomian masyarakat di dalamnya karena pariwisata itu identik dengan 3F, yaitu fun (kesenangan), food (makanan), dan fashion (busana dan kriya),” katanya. Ia menambahkan, ketiga aspek tersebut memberikan efek yang berkesinambungan bagi perekonomian.
Dia mencontohkan aktivitas yang terjadi di sektor akomodasi dan penginapan. Saat berkegiatan, pengunjung membutuhkan penginapan dan setiap penginapan akan membutuhkan bahan pangan. Hasil bumi dari setiap daerah itu juga memiliki nilai ekonomi karena dibutuhkan untuk sektor kuliner.
”Perhatian Jabar selatan dari masyarakat ini bisa muncul karena Cycling De Jabar. Sebelah ada Sukabumi yang banyak air terjun. Lalu ada pantai dan sungai hingga ke Pangandaran. Semua bisa dikembangkan dengan sport tourism,” ujarnya.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo, yang hadir melalui daring, menyampaikan, peserta Cycling De Jabar bakal diikuti 75 peserta umum dan 25 peserta undangan. Mereka akan menempuh jalur dengan berbagai variasi tanjakan hingga jalur lurus yang menantang.
Sekitar 40 persen trek yang dilalui berupa tanjakan (climber), 30 persen trek curam dan pendek (puncheur), dan 30 persen sisanya trek datar. Jalur ekstrem mendominasi di etape pertama, sedangkan trek lurus akan banyak ditemui di etape kedua.
Pendaftaran peserta bisa dilakukan dengan mengakses laman cyclingdejabar.com. Di situs tersebut, terdapat penjelasan rute hingga paket yang didapatkan oleh para peserta dengan registrasi sebesar Rp 2,2 juta.
Kredit mesra
Tidak hanya memberikan pengalaman jelajah sepeda kepada peserta, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memberikan akses kredit kepada masyarakat. Pemimpin Grup Kredit Program Divisi Kredit UMKM Bank BJB Firman yang turut hadir secara daring menyebutkan, sebanyak 50 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar Jabar selatan akan mendapatkan akses tersebut.
”Kami berencana akan memberikan program kredit mesra kepada 50 debitur. Tidak hanya dari sektor wisata, tetapi juga dari perdagangan dan usaha lainnya,” ujarnya.
Menurut Firman, Jabar selatan adalah wilayah dengan potensi ekonomi yang tinggi dengan andalan di sektor wisata. Karena itu, dia berharap kegiatan ini mampu memicu geliat pariwisata di Jabar selatan sehingga mampu meningkatkan pembangunan ekonomi di sana.
”Ini adalah satu momentum yang baik dan Kompas menjadi media yang bagus dalam sisi pemberitaan. Akses informasi ini tidak terbatas sehingga bukan tidak mungkin kegiatan ini bisa tersampaikan hingga ke bagian dunia lainnya,” ujar Firman.