Varian Baru SARS-CoV-2 Dapat Menginfeksi Tikus, Berbeda Virus Versi Asli
Penelitian terbaru menemukan bahwa beberapa varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat menginfeksi saluran pernapasan tikus liar. Kemampuan ini sebelumnya tidak dimiliki strain asli dari Wuhan.
JAKARTA, KOMPAS —Tim peneliti biologi di Georgia State University telah menemukan bahwa beberapa varian baru SARS-CoV-2 yang merupakan virus penyebab Covid-19 dapat menginfeksi saluran pernapasan tikus liar. Kemampuan ini sebelumnya tidak dimiliki strain atu galur asli yang muncul di Wuhan, China.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Viruses edisi Desember 2021 ini menemukan bahwa varian Alfa, yang pertama kali diidentifikasi di Inggris Raya, dan varian Beta, pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, mampu mereplikasi di paru-paru tikus liar. Padahal, sebelumnya, versi awal SARS-CoV-2 tidak dapat menginfeksi tikus tanpa ada modifikasi genetika dari para ilmuwan.
Sisi baiknya, evolusi virus ini berarti bahwa tikus laboratorium biasa sekarang bisa menjadi model yang berguna bagi para peneliti untuk memahami virus, termasuk efek jangka panjang yang diderita oleh banyak penyintas, dan untuk menguji kemungkinan pengobatan.
Mukesh Kumar, ahli virus dan imunologi yang memimpin penelitian ini, dalam keterangan tertulis pada Rabu (19/1/2022), mengatakan, temuan ini juga menyoroti potensi virus tersebut bereplikasi dan bermutasi pada hewan pengerat, yang sering tinggal di dekat penduduk kota. ”Virus ini sekarang dapat menginfeksi spesies hewan jauh lebih mudah daripada sebelumnya,” tuturnya.
Baca juga: Darurat Covid-19
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran tentang adanya lompatan virus ini secara sirkular di kelelawar, tikus, dan hewan liar lainnya yang selama ini tinggal di dekat lingkungn manusia. ”Mungkin akan ada mutasi berbahaya lain yang terjadi pada hewan dan akhirnya menular ke manusia,” kata dia.
Mungkin akan ada mutasi berbahaya lain yang terjadi pada hewan dan akhirnya menular ke manusia.
Sebelumnya, para peneliti dan dokter hewan telah menemukan jenis SARS-CoV-3 menulari rusa berekor putih di beberapa negara bagian Amerika Serikat, gorila, kucing besar, kuda nil, dan hewan lainnya di kebun binatang. Selain itu, cerpelai di peternakan Eropa dan sejumlah kucing serta anjing peliharaan sudah terinfeksi virus ini.
Kumar mencatat bahwa banyak hewan menunjukkan sedikit atau tidak ada gejala infeksi, meskipun setidaknya tiga macan tutul salju yang terancam punah di AS telah mati karena virus tersebut. Pakar kesehatan masyarakat dan peneliti umumnya setuju bahwa hewan kebun binatang dan hewan peliharaan yang terinfeksi kemungkinan besar mendapatkan virus dari manusia atau hewan lain. Di sisi lain, ada risiko rendah penularan dari hewan ini ke manusia.
Penelitian Kumar dan tim menemukan bahwa varian Beta lebih mampu menginfeksi tikus daripada varian Alfa dan menghasilkan viral load atau jumlah virus yang lebih tinggi di paru-paru. Para peneliti juga mempelajari apakah tikus liar dapat terinfeksi dengan varian Delta dan Omicron dan berharap untuk segera merilis hasilnya.
Hamster di Hong Kong
Temuan Kumar ini menambah kekhawatiran setelah ditemukannya infeksi varian Delta pada hamster di Hong Kong. Pihak berwenang di Hong Kong, sebagaimana diberitakan Reuters pada Rabu, telah menyita sekitar 2.000 hamster dan mamalia kecil lainnya untuk dimusnahkan.
Baca juga: Waspadai Penularan Tersembunyi Omicron
Pihak berwenang mengumumkan keputusan itu setelah seorang pekerja di toko hewan ini positif Delta dan mendorong mereka untuk menguji ratusan hewan di sana, dan menemukan 11 hamster positif Covid-19. Para pejabat mengkhawatirkan adanya penularan Covid-19 dari hewan ke manusia.