Kasus Omicron Meningkat, Presiden Kembali Imbau Masyarakat Tidak ke Luar Negeri
Kenaikan transmisi Omicron diperkirakan jauh lebih tinggi dari galur Delta, tetapi pasien yang dirawat di rumah sakit jauh lebih sedikit. Strategi layanan dari Kemenkes pun akan digeser ke perawatan di rumah.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus Covid-19 galur Omicron di Indonesia terus meningkat menjadi 414 kasus. Peningkatan kasus ini terutama dari pelaku perjalanan luar negeri. Presiden Joko Widodo pun kembali meminta masyarakat menahan diri untuk tidak bepergian ke luar negeri. Kenaikan transmisi Omicron diperkirakan akan jauh lebih tinggi dari galur Delta.
”Tidak terlalu berbahaya tapi kalau kena ramai-ramai berbahaya juga. Jadi mohon dengan sangat sekali lagi untuk bisa menahan diri untuk tidak keluar negeri dan kalau sampai ke luar negeri patuh prokes, tujuh hari karantina jangan minta dispensasi kiri-kanan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (10/1/2022).
Luhut menyampaikan hal itu dalam jumpa pers bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
Menurut Luhut, Omicron telah menyebar ke 150 negara yang sebagian besar merupakan negara maju. ”Hingga mencapai puncaknya dan lebih tinggi dari gelombang sebelumnya yang disebabkan varian Delta. Secara langsung meningkatkan perawatan di rumah sakit di AS dan Australia. Di Inggris dan di Eropa,” tambah Luhut.
Tren peningkatan kasus Covid-19 galur Omicron terjadi di India, Filipina, dan Jepang. Penurunan kasus yang cukup signifikan terjadi di Afrika Selatan. Negara-negara dengan kasus Omicron yang tertinggi pun telah bergeser. Arab Saudi di urutan pertama, Turki pada urutan ke-2, serta Amerika Serikat di urutan ke-3 dan disusul Uni Emirat Arab yang ke-4.
Di Indonesia, tren peningkatan kasus Covid-19 ini disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). ”Dan Presiden secara spesifik menekankan untuk kita menahan diri dulu beberapa minggu ke depan tidak ke luar negeri,” kata Luhut.
Kasus konfirmasi Covid-19 pada PPLN ini cenderung mendominasi proporsi kasus harian di Indonesia hingga menyebabkan kenaikan kasus aktif dan perawatan pasien di Jawa-Bali. Di Jakarta pada 9 Januari lalu, misalnya, dari 393 kasus yang terjadi, hampir 300 kasus di antaranya disebabkan oleh PPLN. ”Sekali lagi kami mohon teman-teman sekalian untuk menahan diri dulu untuk pergi ke luar negeri kecuali sangat-sangat penting,” ucapnya.
Langkah pengetatan pintu masuk juga akan terus dipertahankan untuk mencegah penyebaran varian Omicron. Meskipun kasus Covid-19 terus meningkat, jumlah kematian di Jawa-Bali tetap terjaga dengan jumlah satu kematian sepanjang Januari yang terjadi di Jakarta. Kasus konfirmasi positif Covid-19 di provinsi lain di Indonesia juga relatif terjaga dengan baik. Sedikit kenaikan kasus tercatat terjadi di Bali, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Strategi layanan
Menurut Budi Gunadi Sadikin, kenaikan transmisi Omicron diperkirakan akan jauh lebih tinggi dari galur Delta, tetapi pasien yang dirawat di rumah sakit jauh lebih sedikit. Strategi layanan dari Kementerian Kesehatan pun akan digeser dari sebelumnya fokus ke rumah sakit menjadi fokus ke perawatan di rumah. ”Karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu rumah sakit,” ujarnya.
Dari 414 kasus Omicron di Indonesia, hanya dua orang yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan dengan bantuan oksigen. Sebanyak 114 orang di antaranya atau sekitar 26 persen juga sudah sembuh dan bisa kembali ke rumah. ”Jadi kesimpulannya memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari keparahannya,” kata Budi.
Positivity rate untuk kedatangan luar negeri sebesar 13 persen atau 65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan positivity rate transmisi lokal yang hanya 0,2 persen. ”Ini memperkuat hipotesis kami bahwa sebagian besar dari kasus positif yang terjadi saat ini disebabkan oleh kedatangan luar negeri,” ujar Budi.
Kementerian Kesehatan juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine. Hal ini untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi kedokteran dan untuk pengiriman obatnya. Pemerintah juga sudah bekerja sama dengan satu start up di bidang logistik dan BUMN Kimia Farma untuk memastikan obat-obatan bisa sampai ke pasien di rumah.
Sebanyak 400.000 tablet molnupiravir atau obat antivirus yang baru juga sudah tiba di Tanah Air dan siap digunakan.”Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini tidak usah panik. Kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan bahwa walaupun naiknya cepat tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat,” tambah Budi.
Dari sisi jumlah rakyat yang divaksinasi, Indonesia berhasil naik ke peringkat ke-4 dunia melampaui Brasil. Sebanyak 169 juta rakyat Indonesia sudah divaksinasi dosis pertama. Negara lain dengan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dari Indonesia adalah China (1,2 miliar jiwa), India (880 juta jiwa) dan Amerika Serikat (246 juta jiwa).
Saat ini, tinggal tersisa lima provinsi yang belum mencapai vaksinasi 70 persen suntik pertama, yaitu Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Stok vaksin yang dipegang pemerintah sekarang masih ada 446 juta dosis. ”Jadi kalau sudah disuntikkan 288 juta, masih ada lebih dari 150 juta dosis yang kita bisa suntikan,” kata Budi.
Vaksin Merah Putih
Luhut menambahkan bahwa capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua di wilayah Jawa Bali terus meningkat karena kerja keras Kementerian kesehatan bersama TNI-Polri. Vaksinasi dosis pertama untuk anak-anak di Jawa-Bali juga sudah mencapai 36 persen. ”Dari pencapaian tersebut pemerintah masih belum puas dan kita ingin mendorong lagi agar jumlah vaksinasi anak terus meningkat,” tambahnya.
Pemerintah juga memprioritaskan kabupaten/kota dengan cakupan vaksinasi dosis pertama yang masih di bawah 50 persen. Di wilayah Jawa-Bali hanya tersisa dua kabupaten dengan cakupan vaksinasi di bawah 50 persen. ”Namun, kita harus berhati-hati meskipun antibodi sudah tinggi baik dari vaksinasi maupun kerja karena infeksi sebelumnya, yaitu menghitung masih ada 13,6 juta orang di Jawa-Bali atau 9 persen yang belum terlindungi,” ujar Luhut.
Airlangga menambahkan bahwa capaian vaksinasi di beberapa provinsi di luar Jawa-Bali masih di bawah 60 persen. Untuk persiapan ajang MotoGP yang akan dihadiri 64.000 penonton, percepatan vaksinasi juga terus dilakukan. Di Mataram, vaksinasi dosis kedua sudah 78 persen, Lombok Barat (57,9 persen), Lombok Tengah (61 persen), Lombok Timur (57 persen), dan Lombok Utara (69 persen). ”Diharapkan Januari, Februari, dan Maret bisa dilaksanakan vaksinasi dosis ketiga,” tambahnya.
Pada Januari ini, beberapa pertemuan Sherpa G-20 juga akan digelar secara daring dan luring, seperti pertemuan Civil 20, Super Audit 20, Youth 20, Women 20l dan Urban 20. Finance track juga akan digelar secara virtual. Menurut Airlangga, pemerintah akan mengeluarkan surat edaran tersendiri terkait dengan pelaksanaan G-20. Surat edaran ini akan mengatur pelaksanaan berbagai kegiatan agar sesuai dengan protokol kesehatan.
Dalam rapat terbatas tersebut, Presiden Jokowi juga menggarisbawahi terkait pengembangan vaksin Merah Putih. Ada beberapa vaksin Merah Putih yang sudah masuk dalam tahap uji coba seperti vaksin yang merupakan hasil kolaborasi Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceuticals. Selain itu, vaksin BUMN yang merupakan kolaborasi antara Bio Farma dan Baylor College of Medicine yang juga akan masuk dalam tahap uji coba.
”Terkait perkembangan vaksin Nusantara ini juga tentunya akan terus didorong,” kata Airlangga.