Alex Beding sebagai guru secara langsung dan tak langsung telah membentuk banyak kader jurnalis dan intelektual. Sosok Alex Beding mengingatkan kita bahwa menjadi wartawan sebuah panggilan bekerja untuk tujuan mulia.
Oleh
EDU DOSI, SVD
·6 menit baca
Kematian telah menghampiri Alex Beding, SVD. Lelaki kelahiran Lamalera, Lembata, 98 tahun, meninggal pada Sabtu, 12 Maret 2022, pukul 04.22 WIB. Duka mendalam dirasakan keluarga besar Ordo Societas Verbi Domini (SVD) Ende, Gereja Katolik Nusa Tenggara Timur (NTT), Pemerintah Provinsi NTT, dan warga masyarakat tanah Flobamora serta diaspora atas berpulangnya imam Katolik SVD (Serikat Sabda Allah), guru, dan tokoh pers NTT ini.
Banyak anak didiknya yang menjadi pekerja media, wartawan, merasa kehilangan. Mereka mengingat bahwa Alex Beding adalah guru wartawan yang telah bersentuhan dengan hidup mereka. Namanya telah menjadi salah satu tonggak pers NTT, bahkan Indonesia. Tulisan ini sebagai penghargaan yang tulus pada sang guru yang memberi keteladanan pada komitmen sebagai pekerja pers. Dia telah memberikan bimbingan dan tuntunan yang sangat bernilai.
Tokoh pers
Alex Beding, SVD telah mempunyai tempat istimewa dalam tubuh sosial pers NTT dan anak didiknya. Dia telah berperan dalam sepenggal sejarah pers NTT dan Indonesia bersama kehadiran Ordo Societas Verbi Divini (SVD), Serikat Sabda Allah.
Sejak tahun 1913, SVD telah mencatat sejarah gereja di NTT dalam banyak hal. Karya Kerasulan Media Komunikasi merupakan suatu kharisma khusus bagi SVD. Kecenderungan utama di dalam konsep umum tentang kerasulan inti media komunikasi adalah menggunakan sarana-sarana media komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan keselamatan universal yang membebaskan. SVD telah membangun dan menggunakan sarana komunikasi tersebut dengan spirit dasarnya Sabda Allah telah menjadi daging (inkarnatoris).
Mereka mengingat bahwa Alex Beding adalah guru wartawan yang telah bersentuhan dengan hidup mereka.
SVD telah mendirikan dan menggunakan media komunikasi di wilayah-wilayah pewartaannya di seluruh dunia termasuk Indonesia, khususnya NTT antara lain berupa surat kabar, majalah, percetakan, penerbitan, radio, lembaga penelitian, sekolah/program di seminari dan perguruan tinggi, serta turut berkonvergensi ke dunia maya. Dengan demikian, terlahirlah banyak tokoh jurnalis dan intelektual dari NTT untuk Indonesia, sebut saja Marcel Beding (wartawan Kompas, adik kandung dari Alex Beding), Jan Riberu, Gorys Keraf, Daniel Dhakidae, Ignas Kleden, Leo Kleden, Philipus Tule, Frans Meak Parera, Laurens Tato, Rikard Bagun, Pieter Gero, Ansel Da Lopez, Bosco Salamun, Frans Padak Demon, Primus Dorimulu, Alex Dungkal, John Dami Mukese, Edu Dosi, Abraham Runga, Walfrid Andreas, Dion Pare, Ansel Deri, Don Bosco Adja, dll.
Dalam rentang waktu yang relatif panjang dan intensif Pater Alex Beding telah menjadi guru di Seminari Toda Belu Flores, mendidik bahasa Indonesia dan media. Selanjutnya seluruh hidup Alex sampai di umur tuanya mengabdi di dunia jurnalistik dan perbukuan. Beliau sangat berperan dalam penerbitan majalah DIAN pada tahun 1974 dan majalah anak-anak Kunang-Kunang. Penerbitan buku Nusa Indah dikenal bersama namanya.
Pater Alex pun mendapat banyak apresiasi dan penghargaan atas karya tulisnya. Pada tahun 2009, ia memperoleh penghargaan Citra Pewarta Flobamora oleh PWI NTT. Pada tahun 2011, ia dianugerahi penghargaan di bidang jurnalistik oleh Gubernur NTT. Pada Hari Pers Nasional 2011, ia memperoleh penghargaan cincin emas dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersama sembilan wartawan lain asal NTT yang dinilai turut memajukan pers di Indonesia.
Banyak prestasi pula yang ditoreh ketika Pater Alex Beding memimpin Penerbit Nusa Indah. Penerbit ini pernah tercatat sebagai salah satu penerbit terkemuka di Indonesia. Buku-buku yang diterbitkan Nusa Indah pernah menjadi best seller secara nasional, antara lain buku Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia dan Komposisi. Kedua buku itu merupakan karya Prof Dr Gorys Keraf, almarhum. Beberapa perlombaan Buku Nasional Indonesia pernah dimenangi oleh Penerbit Nusa Indah.
Sebagai sebuah media publik yang berada di Flores, media komunikasi milik SVD memiiki spiritualitasnya sendiri dan memiliki istilah, idiom, warna bahasa sendiri, dan memiliki kiat-kiat keredaksian yang khas. Dari semua itu akan bisa dilihat wajah Pater Alex Beding dan media komunikasi SVD. Lalu orang dapat pula membayangkan isi perut publik NTT-Indonesia, yang dikomunikasikan oleh media SVD dan Pater Alex Beding di belakangnya.
Membangun Manusia Pembangun
Pesan-pesan komunikasi yang disampaikan oleh media SVD mempunyai efek bagi pembacanya. Ketika kita berbicara tentang kekuatan media, yaitu bagaimana media memengaruhi khalayak dalam tataran kognitif, niscaya kita menyentuh persoalan efek komunikasi massa. Efek kognitif ini terjadi manakala ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan, maupun kepercayaan oleh media massa. Dampak media ini bermanfaat bagi pembangunan masyarakat khususnya masyarakat NTT.
SVD dan Alex Beding sebagai guru secara langsung dan tak langsung telah membentuk banyak kader sumber daya manusia di bidang media komunikasi.
Media komunikasi SVD telah menciptakan suasana yang kondusif bagi pembangunan di NTT dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan. Misi media komunikasi SVD Indonesia antara lain ”Membangun Manusia Pembangun”. Cita-cita ini diwujudkan dengan berusaha memupuk semangat membangun, memberi spirit, dorongan, arah, jiwa pembangunan dengan menyajikan berbagai pendapat dan informasi serta pengetahuan yang mencerdaskan rakyat.
Media cetak SVD seperti surat kabar dan majalah serta radio telah berusaha menyalurkan aspirasi masyarakat NTT. Pembaruan, keterbukaan, akurat, obyektif, seimbang, cek dan cek ulang, serta independen dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat NTT telah merupakan usaha dan tekad media cetak dan media elektronik SVD.
Misi Membangun Manusia Pembangun ini telah diwujudkan pula dalam usaha menolong rakyat dengan menegakkan kedaulatan rakyat lewat pesan-pesan yang disampaikannya. Media komunikasi SVD menyadari bahwa apa pun hal dan masalah yang dihadapi tetap berorientasi pada manusia. Maka dalam berkomunikasi dengan maksud mau membantu persoalan mereka, faktor itu sungguh menjadi yang utama.
Para pekerja media dalam lingkungan media SVD, seperti Alex Beding dan rekan-rekannya, adalah wartawan yang tidak hanya terampil menulis berita, tapi sekaligus komunikator yang mau membantu mengatasi permasalahan manusia, misalnya mengembangkan pemikiran-pemikiran yang mampu meredam primodialisme di NTT. Bukan sebaliknya berkolusi dengan birokrasi dan politisi lalu rela diperalat oleh mereka dengan menggunakan unsur primordialisme untuk memperkuat basis kekuasaannya. Mereka menghindari pemberitaan eksklusif, hanya memuji-muji, membesar-besarkan, bahkan memanipulasi fakta untuk kepentingan elite yang berkuasa.
SVD dan Alex Beding sebagai guru secara langsung dan tak langsung telah membentuk banyak kader sumber daya manusia di bidang media komunikasi. Mereka mulai dibentuk di seminari menengah sampai seminari tinggi dan sekolah-sekolah serta perguruan tinggi Katolik yang dikelola oleh para pastor dan bruder SVD. Begitu pula pada berbagai institusi media komunikasi SVD. Banyak dari mereka yang telah berkarya di berbagai media internasional, nasional dan daerah, seperti VOA, Kelompok Kompas Gramedia, grup Jawa Pos, televisi nasional dan daerah, serta media lainnya.
Panggilan hidup ini dijalani-nya sepenuh hati hingga menutup mata, kembali pada Sang Khalik.
Akhir dedikasi
Pater Alex meniti di jalan profesi pekerja pers dan guru (wartawan). Panggilan hidup ini dijalani-nya sepenuh hati hingga menutup mata, kembali pada Sang Khalik. Di mata anak didiknya, Alex adalah guru yang profesional. Kata profesional mengandung arti yang dalam, ”to profess” adalah mengaku dengan seluruh eksistensi. Profesi berarti pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati, dengan segenap jiwa, tekun dan setia, disiplin serta bersedia menanggung konsekuensi sesuai dengan nilai-nilai luhur profesi itu.
Alex Beding, terima kasih berlimpah, makna hidupmu bisa menegaskan lagi komitmen kami sebagai pekerja pers dan membuat orang merenung bahwa wartawan bekerja untuk tujuan mulia.
Edu Dosi SVD, penulis, mantan wartawan SKM DIAN, dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNWIRA, Kupang