Ledakan di Hotel JW Marriott Mirip Ledakan Bom di Bali (Arsip Kompas)
Bom mobil meledak di hotel JW Marriott, Jakarta, pada Selasa (5/8/2003) siang, menelan 12 korban tewas dan melukai lebih dari 100 orang. Ini adalah ledakan kelima yang terjadi pada 2003.

Bom mobil meledak di hotel JW Marriott, Jakarta, pada Selasa (5/8/2003) siang, menelan 12 korban tewas dan melukai lebih dari 100 orang. Ini adalah ledakan kelima yang terjadi pada 2003.
*Artikel berikut ini pernah terbit di Harian Kompas edisi 6 Agustus 2003. Kami terbitkan kembali dalam rubrik Arsip Kompas.id untuk mendampingi perilisan Narasi Fakta Terkurasi, aset NFT perdana Harian Kompas.
JAKARTA, KOMPAS – Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar menegaskan, ledakan bom yang terjadi di depan lobi Hotel JW Marriott, Jakarta, sangat mirip dengan ledakan bom di Bali. Begitu juga dengan modus operandi yang digunakan para pelaku, antara lain menggunakan bom mobil, meski belum bisa disimpulkan apakah itu bom bunuh diri.
"Di TKP (tempat kejadian perkara) ditemukan rangka mobil Toyota Kijang, mesin yang terlempar, radiator, dan bagian setir yang terlempar. Mirip bom Bali, yaitu bom meledak bersama mobil. Ini bom mobil," kata Da'i seusai sidang kabinet, Selasa (5/8) malam.
Dalam kaitan itu, Polri akan mengembangkan penyelidikan dengan melihat kaitan tragedi di Hotel JW Marriott dengan bom di Bali. "Kami mengumpulkan kembali informasi-informasi lama karena memang ada pelaku peledakan bom Bali yang belum tertangkap. Tetapi kesimpulan ini baru analisis dari TKP," katanya menjelaskan.
Menurut Da'i, tidak tertutup kemungkinan ledakan bom di Marriott itu ada hubungan dengan jaringan yang tertangkap di Semarang, Jawa Tengah. "Jumlah yang ditangkap di Semarang itu besar. Kami sudah antisipasi kegiatannya. Mereka sangat militan. Ada sembilan orang yang ditangkap, tetapi masih ada yang belum tertangkap dan kami masih mengejar mereka," katanya.
Baca juga: Satu Windu Setelah Bom Guncang Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta

Pejalan kaki melewati depan Hotel JW Marriott di Kuningan, Rabu (29/7). Setelah ditutup selama hampir dua minggu akibat ledakan bom, Hotel JW Marriott mulai dibuka kembali. Bom mengguncang Hotel JW Marriott Jakarta pada 5 Agustus 2003 lalu.
Ledakan di Marriott itu terjadi hari Selasa sekitar pukul 12.45. Sampai berita ini diturunkan pukul 00.15, jumlah korban tewas sebanyak 10 orang, tetapi di Kamar Jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) baru tercatat sembilan jenazah. Dari jumlah itu, lima orang di antaranya sudah dikenali, termasuk Han Winkle Mollen, warga negara Belanda.
Jumlah korban yang mengalami luka-luka tercatat lebih dari 152 orang. Dari jumlah itu, sebagian sudah diizinkan pulang, sementara sisanya dirawat di sejumlah rumah sakit.
Di RSCM, masih tercatat 5 korban, 3 di antaranya kritis. Di RS Pertamina 11 orang kritis, sedangkan di RS Jakarta 22 orang dirawat dan 2 di antaranya kritis.
Dalam catatan Kompas ledakan bom ini adalah ledakan kelima dalam tahun 2003. Empat ledakan bom sebelumnya terjadi di lobi Wisma Bhayangkara, di belakang Gedung PBB, Bandara Soekarno-Hatta, dan halaman Gedung MPR/DPR. Sejak terjadi ledakan bom yang berulang-ulang di DKI Jakarta dan sekitarnya, ledakan bom kali ini termasuk yang paling dahsyat.
Sejumlah saksi mata yang ditemui di sekitar lokasi kejadian dan di rumah sakit melukiskan ledakan itu sangat kuat.
"Ledakannya keras sekali dan tampak seperti bola api. Begitu terdengar ledakan, langit-langit restoran berjatuhan. Lampu-lampu jatuh dan pecah," tutur Hendri, Manajer Restoran Sailendra (restoran di Hotel JW Marriott) yang ditemui terbaring di ruang Unit Gawat Darurat RS Jakarta kemarin. Saat terjadi ledakan, Hendri berada di restoran itu. Jumlah pengunjung diperkirakan 200 orang.
Baca juga: Menyikapi Teror Bom, Meyakini Peristiwa Iman

Petugas mengevakuasi jenazah korban ledakan bom di Hotel JW Marriot, Jakarta.
Ledakan itu menyebabkan Hendri mengalami luka bakar pada paha kiri dan kedua telapak tangannya. Ia masih mampu melangkah keluar, menuju mobil yang membawanya ke RS Jakarta.
Saksi lainnya, Andini, datang ke lobi hotel itu bersama iparnya, Dwi Selasih. Keduanya naik Toyota Kijang B 8256 YD warna hitam, untuk mentransfer uang di Bank Panin, yang lokasinya di samping hotel tersebut.
Ketika ledakan terjadi, kedua perempuan ini berada sekitar 50 meter dari lokasi. Namun, nasib mereka masih baik karena terlindung di balik pintu mobil.

Polisi memeriksa kerusakan setelah terjadi ledakan di Hotel JW Marriott di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/7).
Bukan taksi
Mengutip keterangan istrinya, suami Andini, Onny Priono, menyatakan, ledakan itu berasal dari mobil Toyota Kijang yang berhenti beberapa meter di depan mobilnya.
"Istri saya masih trauma. Ada luka di tangannya. Kakinya hangus terbakar," kata Priono yang ditemui di RS MMC Kuningan.
Bambang Triyanto (23), petugas keamanan Hotel JW Marriott, yang saat itu berada di sekitar lobi hotel mengatakan, ledakan berasal dari mobil Kijang berwarna gelap yang melintas di depan lobi hotel. Di dalam mobil berkaca gelap, kata Bambang, ada satu orang lelaki.
Selain itu, dia juga melihat ada kardus di dalam mobil. Namun, Bambang tidak menaruh curiga sedikit pun. "Pada saat (saya) menengok ke tempat lain, tiba-tiba mobil Kijang itu meledak," ujarnya.
Baca juga: Bom Beruntun Meneror Jakarta dan Medan Tahun 2000

Asap mengepul dari lokasi ledakan bom di lobi Hotel JW Marriott, Jakarta, 5 Agustus 2003. Puluhan orang tergeletak di sana akibat terkena serpihan bom yang dipasang teroris.
Ledakan tersebut mengakibatkan sekujur tubuh dan wajahnya hangus terbakar. Bambang juga sempat tertimpa kap mobil.
Menurut pengamatan Kompas, seluruh bagian depan hotel berkamar 333 itu hancur berantakan. Kaca-kaca dan ubin marmer bermotif di hotel itu pecah dan hancur. Langit-langit logam dari kanopi di area perhentian mobil di depan hotel terjuntai ke bawah.
Di bagian depan sebelah kiri hotel terlihat lubang sedalam lebih kurang satu meter dengan diameter lebih dari dua meter. Lubang itu terletak di depan Restoran Sailendra, yang biasanya dipenuhi pengunjung.
Seluruh kaca di kiri Plaza Mutiara, di sebelah hotel, pecah. Demikian pula di gedung utama hotel, kaca-kaca yang tampak dari depan gedung tersebut pecah, hingga kira-kira lantai 25.
Kaca-kaca di bagian bawah Menara Rajawali yang berdiri persis di samping kiri hotel juga pecah. Masih ada sisa-sisa makanan di restoran Lavazza dan Daily Bread di atas meja.
Di kanan depan Plaza Mutiara, lima mobil, empat di antaranya taksi Silver Bird, hangus terbakar.

Petugas keamanan berjaga di depan Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta, pascaledakan di hotel tersebut
Wahyudi, petugas satpam PT Permata Birama Sakti, perusahaan yang mengelola Hotel JW Marriott mengatakan, dua kawannya, yaitu Syamsuddin dan Slamet Harianto, petugas satpam yang mengatur lalu lintas kendaraan masuk dan keluar lobi hotel, tewas. "Saya yang mengangkat mayatnya yang sudah gosong. Wajahnya juga sudah tak jelas bentuknya," kata Basuki, petugas satpam Plaza Mutiara.
Irna yang sedang magang di Restoran Sailendra menuturkan, guncangan bom itu seperti gempa.
"Pecahan kaca ada di mana-mana. Dinding kaca dan lampu pecah dan berserakan. Banyak yang berteriak dan berlarian keluar," tutur Irna, yang saat ledakan terjadi berada di dekat pintu masuk restoran.
Ia melihat banyak pengunjung terluka. Dirinya sendiri juga luka-luka. Paha kiri mahasiswi yang baru magang empat hari itu terpaksa dijahit sekitar 25 cm, sedangkan lengan kirinya harus mengalami tiga jahitan.

Seorang kerabat korban ledakan bom di Hotel JW Marriott di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sedang memeriksa nama rekannya yang menginap di hotel bintang lima itu., 5 Agustus 2003
Pemilik mobil dicari
Seusai meninjau lokasi siang kemarin, Da'i Bachtiar mengatakan, ledakan di jalan masuk hotel itu menyisakan lubang terbuka dengan diameter 2 meter. "Lubang itu sebagai pusat ledakan," katanya.
"Kami sudah temukan nomor chasis dan mesin mobil Kijang itu," katanya menjelaskan kendaraan yang diduga membawa bom.
Selain itu, polisi juga menemukan sisa-sisa jenazah korban yang terpisah-pisah. Sedang diselidiki apakah bagian-bagian tubuh manusia ini berasal dari satu tubuh yang utuh atau berasal dari beberapa orang yang berbeda.
Saat ini polisi tengah mengusut siapa pemilik mobil. "Jika ditemukan, belum tentu dia pelakunya," kata Da'i lagi.

Ilustrasi--Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers sehubungan dengan jatuhnya nilai tukar rupiah dan saham, hari Selasa (30/8-2005) di Kantor Presiden.
Mengutuk
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono seusai meninjau lokasi kemarin menegaskan, pemerintah mengutuk keras aksi teroris ini. "Pemerintah menyampaikan belasungkawa terhadap para korban yang tidak berdosa. Mungkin terorisnya tertawa sekarang, tapi bangsa Indonesia yang harus membayar mahal semua ini," kata Yudhoyono, yang matanya terlihat memerah menahan emosi.
Ledakan di Marriott merupakan tanda bahwa aksi teroris di Indonesia telah menggunakan teknologi canggih. Yudhoyono mengimbau, selain intelijen dan pemerintah, semua harus ikut serta membasmi terorisme, terutama pengelola mal, bandara, dan depo logistik. "Tempat-tempat publik jangan dianggap tempat yang aman," kata Yudhoyono mengingatkan.
Yudhoyono mengatakan, melalui Undang-Undang Antiterorisme, pemerintah telah berupaya mencegah aksi terorisme. "Berhentilah mereka yang mengatakan UU ini bertentangan dengan HAM (hak asasi manusia). Berhentilah memanipulasi seperti itu,"kata Yudhoyono lagi.
Suami Presiden Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas, menyatakan prihatin atas peristiwa itu. Dia mengutuk pelaku peledakan dan menilai tindakan itu perbuatan di luar kemanusiaan.
Pernyataan itu diungkapkan Taufik seusai mengunjungi langsung para korban di RS Jakarta. Ia didampingi Menteri Kesehatan Achmad Sujudi dan Kepala Dinas DKI Jakarta Chali Masulili.
Dalam kesempatan itu, Sujudi mengatakan, pemerintah akan membantu seluruh biaya perawatan untuk para korban selama dirawat di rumah sakit. "Seluruh biaya perawatan dan obat-obatan akan kami bantu. Biaya itu akan kami tanggung sampai mereka sembuh dan ke luar dari rumah sakit," katanya.
Menanggapi ledakan tersebut, Ketua MPR Amien Rais meminta semua pihak tidak terlalu panik dalam menyikapinya.
Presiden Megawati semalam juga mengunjungi lokasi ledakan dan para korban yang dirawat di rumah sakit. Namun, Megawati tidak memberikan pernyataan apa pun. (Tim Kompas)
Arsip Kompas bagian dari ekshibisi “Indonesia dalam 57 Peristiwa”, 28 Juni 2022.