Untuk mengatasi ketertinggalan pembangunan sumber daya manusia di Timor Timur, pemerintah mengirimkan 182 guru SD dari Pulau Jawa. Para guru yang terdiri dari 14 wanita dan 168 pria ini langsung diangkat menjadi PNS.
Oleh
·2 menit baca
”Proyek-proyek fisik bisa dibangun dengan cepat, tetapi penyiapan infrastruktur manusia yang merupakan motor penggerak pembangunan untuk masa selanjutnya jelas memerlukan waktu.”
Hal itu dikemukakan Panglima Komando Wilayah Pertahanan (Pangkowilhan) II Letnan Jenderal Widjojo Soejono saat menutup penataran 182 guru yang akan berangkat ke Timor Timur (Timtim), 22 Februari 1979. Penataran berlangsung 14 hari di Kompleks Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Saat itu Timtim adalah provinsi ke-27 Indonesia, sebelum merdeka menjadi Timor Leste pada 1999.
Para tenaga pendidik tersebut merupakan bagian dari program Pemerintah Daerah Timtim yang masih kekurangan 3.000 guru.
Ke-182 guru itu berangkat pada 23 Februari 1979. Mereka ada hasil seleksi dari 415 pendaftar. Para guru tersebut merupakan bagian dari program Pemerintah Daerah Timtim yang masih kekurangan 3.000 guru. Hingga Mei 1979, menurut Gubernur Timtim saat itu, Maria Gonzalves, baru 400 guru tersedia di Timtim.
Guru-guru tersebut diperlukan untuk memberantas buta huruf selama dua tahun hingga 1981 (Kompas, 25 Mei 1979). Kepada para guru itu, Widjojo Soejono lebih lanjut berpesan, ”Saat Provinsi Timor Timur telah mencapai tingkat kemajuan yang lebih baik dari sekarang ini, saudara-saudara guru dapat sesumbar, saya punya andil dalam kemajuannya.”
Saat ini Timor Leste terus mengejar kemajuannya dan bersahabat dengan Indonesia. Pemerintah Indonesia dan Timor Leste bekerja sama di bidang pendidikan. Pada 25 April 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy bertemu Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Timor Leste Dulce de Jesus Soares di Dili, ibu kota Timor Leste.
Indonesia menawarkan dukungan pendidikan dasar dan menengah. Hal itu disebabkan Timor Leste masih menghadapi minimnya kualitas pendidikan vokasi, guru, dan infrastruktur pendukungnya (Kompas, 26 April 2019). (BUR)