Rahasia Performa Pedro Acosta Terungkap
Pedro Acosta melejit pesat karena membebaskan pikirannya untuk merajut harmoni dengan motor MotoGP yang rumit dan liar.
MURCIA, RABU – Pedro Acosta menumbuhkan penasaran hingga performanya selalu dinanti di setiap akhir pekan balapan MotoGP. Peningkatan performanya melesat sangat cepat hingga mampu mengusik persaingan papan atas. Rahasia performa Acosta ada pada kemampuan dia membebaskan pikiran untuk menyatu dengan motor MotoGP yang rumit dengan banyak setelan elektronik.
Acosta berulang kali mengatakan dirinya hanya akan menikmati keseruan memacu motor KTM RC16 pada musim ini. Dia membebaskan dirinya dari tekanan untuk bisa langsung memiliki performa solid. Namun, sejak pertama memacu motor MotoGP dalam tes akhir musim 2023 di Valencia, pebalap berjuluk ”Hiu dari Mazarron” itu sudah merajut harmoni antara bakat alaminya dan kuda besi KTM RC16 yang liar.
Kegembiraan Acosta terpancar dari senyum lebarnya seusai menjalani rangkaian putaran pertama di Sirkuit Ricardo Tormo, akhir tahun lalu. ”Wow, motor ini sangat kencang,” ujar Acosta kepada personel timnya.
Senyum lebar Acosta ketika merasakan sensasi motor MotoGP itu bak anak kecil yang mendapat mainan baru yang sangat dia inginkan. Raut wajahnya tidak mencerminkan rasa takut, tetapi kegembiraan menyambut petualangan baru.
Baca juga: Performa Pedro Acosta di Luar Dugaan Valentino Rossi
Pebalap berusia 19 tahun itu melanjutkan proses adaptasi dalam tes pramusim di Malaysia dan Qatar. Dia pun membuat personel tim Red Bull Gasgas Tech3 terkejut dengan kecepatan adaptasi pada motor, terutama bagaimana menggunakan perangkat elektronik.
Padahal, komponen elektronik di motor MotoGP sangat rumit dan biasanya memerlukan waktu lama untuk dipahami. Selain itu, sejak tes di Sepang, dia hanya mengubah posisi setang, tuas rem depan, tuas kopling, serta per rem belakang. Selebihnya setelan dasar KTM RC16.
Acosta kemudian meraih podium pertama di MotoGP dalam balapan seri kedua di Portimao, dengan finis di posisi ketiga dalam balapan utama. Dia kemudian finis di podium kedua dalam balapan utama seri Amerika serta di posisi kedua dalam sprint di Jerez.
Pencapaian dan performa Acosta itu membuat seisi garasi Gasgas Tech3 terkejut. Bahkan, kepala kru Paul Trevathan menilai, batas Acosta adalah langit.
”Kesan pertama seperti, wow! Di dalam garasi kami semua saling bertatap mata dan mengatakan, ’Apa yang terjadi!’,” ujar Trevathan kepada MotoGP. ”Posisi tubuh, cara dia menggunakan semuanya, terlihat seperti dia sudah enam bulan mengendarai motor.”
Baca juga: Rekor Baru Menanti Pedro Acosta di Jerez
”Dia sangat tertarik dengan semua komponen teknis, jauh lebih besar dari yang biasa Anda temui. Sentuhan pertama seperti itu dan tidak takut, serta memahami semua elemen tersebut dengan sangat cepat sungguh mengagumkan," jelas Trevathan.
Namun, Acosta juga pebalap yang menuntut lebih, terutama terkait apa yang dia inginkan pada motor. Dia pun sering mengecek apakah semuanya sudah dilakukan, karena itu sangat krusial dalam gaya berkendaranya yang banyak memindahkan posisi tubuh.
”Saya bisa katakan dia sedikit cerewet tentang di mana kami menempatkan semua hal karena dia banyak bergerak. Dia menggunakan tubuhnya dalam berbagai cara. Bagi dia, sangat penting semua kontrol berada di posisi yang tepat sehingga dia bisa merasakan semuanya menjadi alami,” ujar Trevathan.
”Tidak sulit untuk memosisikan di atas motor, tetapi fakta dia memiliki kebebasan melakukan semua yang ingin dia lakukan. Itulah area di mana kami perlu berkonsentrasi. Saya tidak berpikir kami mengembangkan gaya berkendara tertentu, karena setiap kali dia menaiki motor, dia melakukan sesuatu dengan lebih baik. Saya belum melihat batasnya,” lanjut Trevathan.
Terkait dengan gaya berkendara, Acosta juga menilai dirinya belum sepenuhnya menyatu dengan motor sehingga masih perlu mencari klik yang tepat.
”Pertama, kami perlu memperbaiki gaya berkendara saya, baru kemudian kami bisa mulai memikirkan motor. Karena, menurut saya, kami belum 100 persen, atau kami belum mengerahkan seluruh kemampuan saya,” ujar Acosta.
Baca juga: Pedro Acosta Menjadi Aset Nomor Satu
Trevathan juga menilai, Acosta masih terus berkembang meskipun saat ini dia sudah sangat bagus dalam pengendalian motor, termasuk menentukan titik pengereman yang sangat dekat dengan titik masuk tikungan. Itu modal kuat untuk bisa lebih solid.
”Jujur, karena laju perkembangan dia dan karena betapa besar dia meningkat, kami masih belum benar-benar menyentuh motor. Awalnya kami melihat di mana pebalap lain berada di Valencia, dan kami mengambil tengah-tengah,” ungkap Trevathan.
”Saya kemudian mengatakan, ’Oke, ini titik awal yang bagus dan kita mulai dari sana’. Kemudian setelan dasar motor kita pertahankan berada pada keseimbangan yang netral. Menurut saya, kami bisa menemukan setelan dasar yang solid dan dia bisa mempelajari motor dengan kepercayaan tinggi serta memahami limit,” tambah Trevathan.
Apa yang dilakukan oleh Acosta menghasilkan data yang unik dan menjadi pelajaran bagi para insinyur dan mekanik untuk mengembangkan atau menyetel motor. Ini membuka perspektif baru untuk menjadikan motor semakin kompetitif.
”Data lebih menjadi pelajaran bagi kami dibandingkan bagi dia. Tetapi kami menggunakan data dari semua pebalap yang menggunakan motor ini untuk mengetahui mengapa pebalap ini lebih cepat di sini. Tidak ada hal tertentu yang kami pelajari dari data. Karena ketika dia kembali berada di atas motor, dia melakukan sesuatu yang berbeda,” jelas Trevathan.
Kepala analis data Gasgas Tech3, Alessio Capuano, juga menegaskan bahwa yang dilakukan oleh Acosta sangat berbeda dengan pebalap lain.
”Apa yang kami lihat dari data adalah performa murni yang berbeda dibandingkan dengan yang lain. Itu sesuatu yang mengagumkan. Dia mengikuti seluruh petunjuk yang bisa kami berikan kepada dia, itu sesuatu yang sangat jelas dalam data. Bisa dikatakan itulah rahasianya,” ucap Capuano.
Baca juga: Pedro Acosta Meredam Ekspektasi Besar
”Sejak tes musim dingin, dia sudah tahu bagaimana berinteraksi dengan elektronik yang merupakan hal tersulit ketika mengendarai motor MotoGP karena ini sangat berbeda dengan motor apa pun yang bisa Anda kendarai di dunia ini,” kata Capuano.
Kemampuan Acosta beradaptasi secara cepat dengan motor MotoGP, menurut Trevathan, bukan hanya karena talenta besar. Namun, Acosta juga mampu membebaskan pikirannya untuk mengikuti apa kemauan motor. Dia berusaha merasakan karakter motor dan kemudian menyesuaikan diri dalam harmoni. Ini sesuatu yang tidak semua pebalap miliki.
”Percaya kepada saya, mereka semua pebalap yang fantastik, ini bukan seseorang yang tidak bisa mengendarai motor berada di atas motor. Tetapi, kemudian bisa membebaskan pikiran untuk menggunakan seluruh elemen, untuk selalu mendapatkan yang terbaik dari motor, itu sedikit magis. Itu sesuatu yang bisa saya katakan, Pedro memiliki itu,” ujar Trevathan.
Menurut dia, semua pebalap juga melakukan apa yang dilakukan Acosta. Namun, pebalapnya itu mengetahui apa yang dibutuhkan agar sesuai dengan karakter motor yang dikendarainya.
”Jangan keliru memahami saya, pebalap lain juga bisa mengerem di mana Pedro mengerem. Tetapi, untuk bisa menyatukan waktu putaran dengan situasi yang terjadi, kapan harus melakukan ini, kapan harus melakukan itu, elemen-elemen tersebut jelas menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berbeda,” lanjut Trevathan.
”Bekerja dengan dia atau menyaksikan apa yang bisa dia raih, menurut saya, merupakan misteri semesta. Kita memiliki pebalap seperti ini mungkin setiap 10 atau 15 tahun sekali yang mengembalikan level persaingan ke awal. Percayalah kepada saya, cara anak ini bekerja dan usaha yang dia lakukan, langitlah batasnya,” pungkas Trevathan.
Performa Acosta akan kembali menjadi sorotan dalam balapan MotoGP seri Perancis di Sirkuit Le Mans, 10-12 Mei.