Ekosistem Mobil Listrik Semakin Baik, Lebih dari 4.140 Unit Ikut Mudik
PLN menambah 175 SPKLU menjadi 1.299 SPKLU. Pengguna kendaraan listrik bisa menggunakannya mulai libur Lebaran 2024.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ekosistem kendaraan listrik semakin baik pada mudik Lebaran tahun ini. Stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU tersebar di sepanjang jalur mudik di Jawa, Bali, dan Sumatera. Dari 23.000 mobil listrik di Indonesia, 18 persen atau 4.140 kendaraan ikut mudik. Lebaran menjadi sarana kampanye mengurangi emisi karbon dengan mobil listrik.
Direktur Retail dan Niaga PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Edi Srimulyanti, dalam diskusi bertajuk ”Persiapan SPKLU Menjelang Mudik Lebaran”, di Jakarta, Kamis (4/4/2024), mengatakan, pemerintah bersama PLN menyiapkan 1.299 SPKLU di 879 tempat. Sebanyak 175 di antaranya adalah SPKLU baru untuk memperlancar pengisian di jalur mudik.
”Untuk mudik tahun ini, SPKLU ada di semua rest area di sepanjang Tol Trans-Jawa, Bali, dan Tol Trans-Sumatera. SPKLU yang semakin banyak membuat perjalanan mudik dengan mobil listrik semakin baik,” kata Edi.
Diskusi itu dihadiri perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Perhubungan, PT Jasa Marga, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Suasana konferensi pers ”Persiapan SPKLU Menjelang Mudik Lebaran”, di Jakarta, Kamis (4/4/2024). Kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan PLN, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, PT Jasa Marga, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
PLN juga menyediakan tiga SPKLU bergerak (mobile). Selain untuk mengurangi antrean, layanan ini juga untuk membantu kendaraan listrik yang kehabisan daya di tengah perjalanan.
Untuk mengetahui lokasi SPKLU, warga bisa mengakses tautan s.id/mudikpedia atau hotline PLN di 123. Pengendara juga bisa menghubungi nomor tersebut jika mengalami kendala mobil listrik selama perjalanan. Selain itu, pengendara mobil listrik bisa mengakses SPKLU di sejumlah hotel atau tempat wisata. PLN menyediakan pula personel yang berjaga 24 jam di setiap SPKLU.
Penambahan SPKLU dan penyiagaan petugas di jalur mudik dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan jumlah pemudik, khususnya yang mudik dengan mobil listrik. Sebagaimana Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran 2024 yang dilakukan Kemenhub, pergerakan pemudik paling banyak di Pulau Jawa.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, timnya sudah memastikan kesiapan SPKLU tersebut. Tim itu berjalan dari Jakarta ke Surabaya dan berhenti di setiap SPKLU yang ada.
Menurut dia, mudik Lebaran menjadi momentum untuk menyiapkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Penambahan SPKLU ini bisa meyakinkan semakin banyak orang untuk beralih ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
Dari pendataan yang dilakukan Kemenko Marves, saat ini ada sekitar 23.000 pengguna kendaraan listrik di Indonesia. Sebanyak 18 persen dari angka itu diperkirakan akan melakukan mobilitas menggunakan kendaraan listrik selama libur Lebaran 2024.
”Harapan, kami para pemilik bisa mudik lebih nyaman dengan mobil listrik karena infrastruktur SPKLU yang semakin luas. Hal ini juga akan membuat pengendara lain mempertimbangkan untuk beralih dari mobil berbahan bakar BBM ke mobil listrik,” kata Rachmat.
Warga mengisi daya mobil listriknya di stasiun pengisian kendaraan listrik umum di kantor PLN di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2023). Kendaraan listrik kini mulai menjadi pilihan sebagian masyarakat karena dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Havidh Nazif mengatakan, tujuan utama peralihan kendaraan berbasis energi fosil ke kendaraan listrik adalah mengurangi emisi gas buang karbon dioksida (CO2).
Untuk itu, bertambahnya SPKLU diharapkan mendorong pemilik kendaraan listrik untuk melakukan mobilitas antarkota dan dalam kota menggunakan kendaraan listrik. Kendati tidak signifikan, upaya itu bisa mengurangi polusi selama libur Lebaran.
Havidh memberi ilustrasi, setiap 10 kilometer jarak tempuh kendaraan berbasis BBM membutuhkan 1 liter BBM. Emisi yang dihasilkan kira-kira 2,4 kilogram setara karbon dioksida (CO2e).
”Kalau kendaraan listrik, setiap 10 km butuh 1,3 kilowatt jam (kWh). Emisinya 1,1 kg CO2e. Jadi, ada selisih 1,3 kg CO2e yang bisa kita mitigasi setiap 10 km perjalanan,” ujar Havidh.
Kemenhub mencatat, saat ini ada lebih dari 100.006 sepeda motor listrik, 23.000 lebih mobil listrik, dan 320 kendaraan roda tiga listrik.
Rata-rata pemilik kendaraan listrik itu juga memiliki kendaraan lain berbahan bakar minyak. Untuk mengurangi polusi selama libur Lebaran, warga disarankan menggunakan kendaraan listriknya.
”Selain perjalanan luar kota, biasanya warga juga melakukan perjalanan dalam kota untuk silaturahmi. Kendaraan listriknya bisa digunakan,” ujar Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor Kemenhub Yusuf Nugroho.