Berjuang Layaknya Final
Indonesia akan melawan Korea Selatan pada perempat final Kejuaraan Piala Thomas. Pemain bertekad berjuang mati-matian.
CHENGDU, KAMIS — Tim bulu tangkis putra Indonesia punya catatan kemenangan yang bagus saat bertemu Korea Selatan pada kejuaraan Piala Thomas. Namun, kekalahan dalam dua pertemuan terakhir pada kejuaraan beregu putra lainnya patut membuat Indonesia waspada saat bertemu Korea Selatan dalam perempat final Piala Thomas.
Pertemuan tersebut akan berlangsung di Chengdu Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasiun, Chengdu, China, pada Jumat (3/5/2024), mulai pukul 16.00 WIB. Perempat final lain dalam waktu yang sama mempertemukan Denmark dan Taiwan.
Pada sesi pagi yang dimulai pukul 08.30 WIB, tim putri akan berhadapan dengan Thailand pada perempat final Piala Uber. Laga tersebut digelar bersamaan dengan tim putri Taiwan melawan juara bertahan, Korea Selatan.
Dari perempat final lain yang digelar Kamis, tim Piala Thomas China mengalahkan juara bertahan, India, dengan skor 3-1. Pada semifinal, China akan bersaing dengan Malaysia yang menang atas Jepang 3-1. Adapun pada Piala Uber, China mengalahkan Denmark dan Jepang menang atas India, masing-masing, dengan skor 3-0.
Sejak kejuaraan Piala Thomas digelar bersamaan dengan Piala Uber dalam rentang dua tahun sekali, pada 1984, tim putra Indonesia mendominasi persaingan dengan Korea Selatan. Indonesia hanya kalah sekali dari 13 pertemuan.
Satu-satunya kekalahan dari Korea Selatan itu terjadi pada semifinal 2008 di Jakarta ketika Taufik Hidayat dan kawan-kawan kalah 0-3. Setelah itu, Korea Selatan kian ketat dalam memberikan perlawanan.
Dalam persaingan penyisihan grup Piala Thomas 2022 di Bangkok, Thailand, misalnya, Indonesia menang 3-2 setelah tertinggal 0-2 terlebih dulu. Indonesia kehilangan angka dari Anthony Sinisuka Ginting yang kalah dari Heong Kwang-hee dan Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang dikalahkan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae. Tiga kemenangan beruntun akhirnya didapat ”Merah Putih” melalui Shesar Hiren Rhustavito, Fajar/Muhammad Rian Ardianto, dan Syabda Perkasa Belawa.
Setelah momen itu, Indonesia dan Korea Selatan dua kali bertemu pada dua tahun terakhir dengan hasil berbeda. Skuad Indonesia kalah 1-3 pada perempat final beregu putra Asian Games Hangzhou 2022 yang diselenggarakan pada 2023 karena pandemi Covid-19. Padahal, Indonesia menjadi unggulan teratas dan langsung tampil pada perempat final.
Baca juga: Kontradiksi Hasil dan Performa Tim Indonesia
Pada Februari 2024 Korea Selatan mengalahkan lagi tim putra Indonesia, kali ini pada penyisihan grup Kejuaraan Asia beregu yang merupakan putaran kualifikasi Piala Thomas dan Uber zona Asia. Korea Selatan menang 3-2.
Indonesia memang tidak diperkuat pemain utama, yaitu Anthony, Jonatan Christie, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dalam kejuaraan di Malaysia itu. Pada tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo menjadi tulang punggung timnya, tetapi kalah dari Lee Yun-gyu yang sebenarnya tak punya prestasi tinggi di ajang BWF World Tour.
Ganda putra mengandalkan pelapis Fajar/Rian, yaitu Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Mereka punya pengalaman dan menjuarai turnamen BWF World Tour level Super 500 ke atas, tetapi kalah dalam laga ketat melawan pemain Korea Selatan.
Dua kekalahan tersebut menjadi bahan evaluasi tim pelatih dan manajer Indonesia untuk menghadapi Korea Selatan di Chengdu. Diceritakan Jonatan, semua anggota tim berkumpul untuk membahas tantangan yang akan dihadapi.
Baca juga: Penampilan Lawan Jepang Jadi Modal Positif Tim Uber Indonesia Hadapi Thailand
”Pengalaman kurang baik melawan Korea Selatan di turnamen-turnamen terakhir, khususnya di Asian Games, jadi motivasi kami untuk tampil lebih baik. Besok, kami akan menjalani seperti layaknya final, berjuang semaksimal mungkin, tampil mati-matian,” ujar Jonatan. Juara Asia dan All England itu juga mengatakan, setiap pemain harus menunjukkan daya juang tinggi karena akan berpengaruh pada pemain lain.
Manajer Tim Indonesia Ricky Soebagdja juga menggarisbawahi tentang semangat. Dia meminta semua anggota tim meningkatkan semangat dan kerja sama.
”Daya juang tim Korea sangat baik. Itu yang harus diwaspadai. Pemain tidak boleh lengah, tidak boleh memberikan kesempatan bagi lawan untuk berkembang. Masuk lapangan sudah harus siap,” kata mantan pemain ganda putra tersebut.
Berdasarkan perhitungan kekuatan kedua tim, Ricky berharap Indonesia bisa memenangi pertandingan, minimal dari dua tunggal dan satu ganda. Skenario itu paling mungkin dilakukan karena Korea Selatan sebenarnya tidak terlalu kuat pada nomor tunggal.
Baca juga: Ujian dari Penentuan Juara Grup Piala Thomas dan Uber
Memang, tim Korea Selatan kuat pada sektor ganda. Ganda putra Indonesia pun harus siap.
Jeon Hyeok-jin, tunggal pertama berperingkat ke-47 dunia, memiliki hasil terbaik semifinal Jerman Terbuka Super 300 pada tahun ini. Adapun gelar juara BWF World Tour didapat dari Korea Masters Super 300 pada 2022. Anthony pun berpeluang besar memenangi partai pertama, demikian pula dengan Jonatan di tunggal kedua.
Jika target memenangi tunggal pertama dan kedua tercapai, skuad ganda diharapkan bisa menambah kemenangan meski tantangannya lebih berat. Fajar/Rian tertinggal 3-5 dalam pertemuan dengan Kang/Seo.
Ganda kedua, Fikri/Bagas atau Leo/Daniel, bisa bertemu Kim Won-ho/Ki Dong-ju yang diturunkan dalam dua pertandingan, termasuk ketika Korea Selatan kalah 2-3 dari China pada perebutan juara Grup A, Selasa. Kim/Ki merupakan kombinasi baru karena Kim biasanya bermain bersama Jeong Na-eun yang tidak masuk dalam Tim Piala Thomas Korea Selatan.
”Memang, tim Korea Selatan kuat pada sektor ganda. Ganda putra Indonesia pun harus siap, minimal, memenangi satu pertandingan, tidak boleh lepas dua-duanya,” kata pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Aryono Miranat.
Baca juga: Kesalahan Kecil Menghentikan Gregoria
Harapan tim putri
Perlawanan maksimal yang diberikan saat melawan Jepang, meski akhirnya kalah 2-3, pada perebutan juara Grup C, menjadi bekal tim putri Indonesia untuk melawan Thailand. Dua kemenangan saat melawan Jepang didapat dari Gregoria Mariska Tunjung dan Komang Ayu Cahya Dewi.
Dua wakil lain, yaitu Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti, bisa memaksa pemain Jepang bermain tiga gim. Hanya pasangan berusia 19 tahun, Rachel Alessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari, yang kalah dua gim karena mereka tak bisa menahan rasa tegang setelah Indonesia tertinggal 1-2.
Thailand menjadi salah satu tim kuat dalam kejuaraan Piala Uber sejak mereka selalu lolos ke putaran final, mulai 2012. Saat kejuaraan berlangsung di Bangkok, Thailand, pada 2018, tim tuan rumah mencapai hasil terbaik dengan lolos ke final, sebelum dikalahkan China 0-3.
Mereka pun mengungguli Indonesia yang selalu terhenti pada perempat final dalam enam kejuaraan terakhir. Thailand mengalahkan Indonesia pada perempat final Piala Uber 2020 dan 2018, serta penyisihan grup 2016, masing-masing, dengan skor 2-3. Gregoria, bahkan, tak pernah menang dalam delapan pertemuan dengan Ratchanok Intanon.
Baca juga: Masih Ada Kelemahan di Tim Indonesia
Namun, sejak pertemuan terakhir mereka pada Olimpiade Tokyo 2020, perkembangan kemampuan Gregoria cukup baik. Permainan dan kepercayaan dirinya bisa menjadi bekal untuk mendapat kemenangan pertama dari Intanon, sekaligus kemenangan pembuka bagi Indonesia.
Selain Gregoria, sektor tunggal kemungkinan besar akan mengandalkan kembali Ester dan Komang. Adapun pada ganda putri, beragam formasi bisa dipilih.
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang belum diturunkan berpasangan, bisa menjadi salah satu pilihan untuk tampil sebagai ganda pertama. Ini bisa dilakukan agar Indonesia bisa menurunkan Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto sebagai ganda kedua.
”Indonesia memang selalu kalah dari Thailand di Piala Uber. Namun, melihat penampilan luar biasa saat melawan Jepang, saya rasa peluang ke semifinal tetap ada. Saya berharap, semua bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dan bermain tanpa beban,” ujar Ricky.
Statistik pertemuan pemain putra Indonesia - Korea Selatan
Anthony Sinisuka Ginting – Jeon Hyeok-jin 1-1
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto – Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae 3-5
Jonatan Christie – Cho Geon-yeop 0-0
Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana – Kim Won-ho/Ki Dong-ju 0-0
Chico Aura Dwi Wardoyo – Lee Yun-gyu 2-1
Statistik pertemuan pemain putri Indonesia – Thailand
Gregoria Mariska Tunjung – Ratchanok Intanon 0-8
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti – Jongkolphan Kithitarakul/Rawinda Prajongjai 2-1
Ester Nurumi Tri Wardoyo - Supanida Katethong 0-1
Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto – Nuntakarn Aimsaard/Phataimas Munweong 0-0 Komang Ayu Cahya Dewi – Pornpawee Chochuwong 0-0