Kontradiksi Hasil dan Performa Tim Indonesia
Tim Piala Thomas Indonesia menjuarai Grup C. Namun, performa saat melawan India menjadi peringatan untuk perempat final.
CHENGDU, RABU — Tim putra dan putri Indonesia akan menjalani perempat final kejuaraan bulu tangkis Piala Thomas dan Uber. Namun, performa mereka pada laga terakhir penyisihan grup berkontradiksi dengan hasil yang diperoleh.
Tim Thomas Indonesia menang 4-1 atas India di Chengdu Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China, pada Rabu (1/5/2024). Kemenangan itu menempatkan tim putra Indonesia sebagai juara Grup C, diikuti India pada peringkat kedua.
Dengan menempati posisi dua teratas dari empat tim pada grup itu, Indonesia dan India telah memenuhi syarat untuk tampil pada perempat final sejak dua hari sebelumnya. Maka, pertemuan keempat bagi kedua tim pada Piala Thomas itu menjadi penentu untuk posisi juara grup. Enam tim lain lolos sebagai peringkat pertama dan kedua Grup A, B, dan D.
Sesuai peraturan, perempat final mempertemukan juara grup dengan peringkat kedua dari grup berbeda. Setiap pertandingannya disusun berdasarkan undian.
Tim Thomas Indonesia akan bertemu Korea Selatan pada babak delapan besar. Pemenang laga tersebut akan bertemu Denmark atau Taiwan pada semifinal. Sementara perempat final lain mempertemukan China dan India serta Jepang melawan Malaysia.
Pada perebutan Piala Uber, Indonesia akan berjumpa Thailand pada Jumat, bersamaan dengan perempat final lain antara Taiwan dan juara bertahan Korea Selatan. Adapun perempat final yang berlangsung Kamis berlangsung antara China dan Denmark serta Jepang melawan India.
Dengan kemenangan 4-1 dalam total durasi selama 5 jam 22 menit, tim Piala Thomas Indonesia membalas kekalahan 0-3 dari India pada final 2022 di Bangkok, Thailand. Namun, secara umum, performa pemain-pemain putra saat melawan India menjadi peringatan untuk bersaing pada fase sistem gugur.
Tunggal pertama Anthony Sinisuka Ginting kalah dari Prannoy HS dengan skor 21-13, 12-21, 12-21. Anthony kesulitan mempertahankan performa baiknya pada gim pertama ketika pukulannya berulang kali sulit diantisipasi Prannoy.
Baca juga: Penampilan Lawan Jepang Jadi Modal Positif Tim Uber Indonesia Hadapi Thailand
Anthony dikenal sebagai pemain yang memiliki keistimewaan dalam deception shot, yaitu pukulan dengan jenis dan arah yang menipu lawan. Saat mengembalikan servis, misalnya, gerak tubuhnya memperlihatkan bahwa dia seolah akan memukul kok ke arah belakang lawan. Padahal, dia melakukan pukulan net menyilang dengan pergerakan pergelangan tangan yang luwes.
Namun, ketika lawan bisa mengantisipasi permainannya sejak gim kedua, Anthony kesulitan keluar dari tekanan. Dia membuat banyak kesalahan ketika arah pukulannya tak akurat lagi.
Tertinggal 0-1 dari laga awal sebenarnya menjadi tekanan bagi Indonesia karena kedua tim memiliki kekuatan berimbang pada tiga partai berikutnya, yaitu ganda pertama, tunggal kedua, dan ganda kedua. India bahkan bisa dikatakan unggul pada tunggal ketiga karena memiliki Kidambi Srikanth yang lebih berpengalaman dalam ajang beregu dibandingkan Chico Aura Dwi Wardoyo.
Muhammad Shohibul Fikri, yang berpasangan dengan Bagas Maulana, pada partai kedua berupaya untuk fokus pada diri sendiri ketika Indonesia tertinggal. ”Kami diajarkan untuk fokus dulu ke diri sendiri, baru memikirkan hasil tim. Jadi, saat masuk lapangan, memang sudah siap dengan apa yang kami siapkan. Kekalahan Aa Ginting makin memotivasi untuk menyumbang angka pertama untuk Indonesia,” tutur Fikri setelah mengalahkan Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy dengan skor 24-22, 22-24, 21-19.
Baca juga: Ujian dari Penentuan Juara Grup Piala Thomas dan Uber
Kemenangan itu didapat dalam laga penuh drama. Skuad ”Merah Putih” bahkan bisa saja tertinggal 0-2 jika Fikri/Bagas mengulang kesalahan yang dilakukan pada gim kedua.
Mereka unggul dengan selisih terjauh delapan poin pada skor 18-10. Setelah itu, ganda putra Indonesia ranking kesembilan dunia itu membuat match point sejak 20-14, tetapi justru kehilangan gim tersebut. Fikri/Bagas kehilangan fokus karena tegang ketika lawan secara perlahan bisa mendekat.
Kejadian itu hampir terulang pada gim ketiga saat keunggulan 20-15 berubah menjadi 20-19. Baru pada match point ke-13, Fikri/Bagas akhirnya menang dan menyamakan skor menjadi 1-1.
Juara All England 2023 itu diturunkan untuk menggantikan posisi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sebagai ganda pertama, diikuti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin sebagai ganda kedua. Fajar/Rian tak dimainkan setelah menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang kalah saat menang 4-1 atas Thailand, Senin.
Baca juga: Kesalahan Kecil Menghentikan Gregoria
Selain itu, Fajar/Rian selalu kalah dalam tiga pertemuan terakhir melawan Shetty/Rankireddy, dua kali di antaranya dalam dua gim. Fikri/Bagas pun sebenarnya tertinggal 3-4 dari ganda India peringkat ketiga dunia tersebut, tetapi mereka setidaknya punya modal menang dalam pertemuan terakhir dengan skor 21-16, 21-15. Itu terjadi ketika mereka bersaing pada babak kedua All England, Maret.
Jonatan Christie, juara All England dan juara Asia, juga harus bermain tiga gim, 21-18, 16-21, 21-17, saat berhadapan dengan Lakhsya Sen. Hal serupa dialami Jonatan ketika meraih kemenangan dalam tiga pertemuan terakhir atas semifinalis Kejuaraan Dunia 2021 itu.
Baru pada partai keempat, wakil Indonesia bisa menang dalam dua gim. Leo/Daniel menang atas Dhruv Kapila/Sai Pratheek, 22-20, 21-11. Adapun Chico menang 19-21, 24-22, 21-14 dalam pertemuan pertama dengan Srikanth.
Performa tim putra Indonesia saat melawan India ini menjadi peringatan kedua untuk menjalani tahap berikutnya. Sebelum Anthony kalah melawan India, Fajar/Rian kalah saat Indonesia menang 4-1 atas Thailand. Padahal, kedua wakil itu menjadi andalan untuk mendapat angka. Status tunggal dan ganda pertama juga membuat mereka tampil pada partai pertama dan kedua.
Baca juga: Masih Ada Kelemahan di Tim Indonesia
Penampilan tadi bisa dijadikan pelajaran dan pengalaman agar kepercayaan diri semakin meningkat.
Harapan tim Uber
Tim putri Merah Putih justru memperlihatkan performa yang lebih positif meski kalah 2-3 dari Jepang pada perebutan juara Grup C. Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan menunjukkan semangat juang luar biasa menghadapi salah satu kekuatan bulu tangkis putri dunia itu.
Jepang selalu menjadi bagian dari semifinalis Piala Uber secara beruntun sejak 2010. Mereka menjuarai Piala Uber 2018 dan mencapai final pada penyelenggaraan berikutnya. Pada Piala Uber kali ini, Jepang diperkuat tiga wakil berperingkat sepuluh besar dunia dan selebihnya menjadi bagian dari ranking 20 besar.
Pada persaingan penyisihan grup Piala Uber 2020 dan 2022, Indonesia kalah dari tim putri Jepang, 0-5 dan 1-4. Namun, kali ini, performa putri-putri Indonesia jauh lebih baik.
Dua pemain tunggal, yaitu Gregoria dan Komang Ayu Cahya Dewi, bisa menyumbangkan kemenangan pada partai pertama dan kelima. Gregoria mengalahkan Akane Yamaguchi, 17-21, 21-17, 21-13, sementara Komang menang atas pemain berusia 17 tahun yang tengah naik daun, Tomoka Miyazaki, 21-12, 14-21, 21-13.
Baca juga: Kalahkan Skuad Muda Thailand, Indonesia ke Perempat Final
Ester Nurumi Tri Wardoyo sebagai tunggal kedua sebenarnya memiliki peluang menang jika tak melakukan kesalahan pada momen menjelang akhir gim kedua dan ketiga. Dia kalah dari Aya Ohori, 21-14, 20-22, 18-21.
Pasangan dadakan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti juga bisa memaksa ganda putri ranking keempat dunia, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, bermain tiga gim meski akhirnya kalah. Sementara pasangan berusia 19 tahun, Rachel Alessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari, kalah dua gim dari semifinalis All England, Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto.
Manajer tim Indonesia, Ricky Soebagdja, memuji dan berterima kasih kepada skuad putri. Ricky menyebut penampilan mereka luar biasa.
”Penampilan tadi bisa dijadikan pelajaran dan pengalaman agar kepercayaan diri semakin meningkat. Mereka bisa memberi perlawanan ketat pada Jepang dan itu harus dijaga agar kemampuan terbaik mereka bisa keluar di perempat final,” kata Ricky.