Platform konferensi video memberikan layanan gratis untuk merebut perhatian masyarakat dunia yang kini banyak menyapa handai tolan melalui tatap muka virtual.
Tidak semua aplikasi yang memakai kuota belajar dari Kemendikbud dinilai cocok dengan kebutuhan. Sebagian aplikasi yang banyak dipakai malah tidak bisa memakai kuota ini. Ada potensi pemborosan anggaran.
Sistem ”crop” otomatis Twitter menampilkan senator berkulit putih dibandingkan Barack Obama. Zoom tidak mendeteksi figur berkulit hitam. Bahkan, salah tangkap akibat teknologi ”facial recognition” yang salah mengenali.
Pandemi Covid-19 memaksa anak-anak harus belajar dari rumah. Peran orangtua pun sangat krusial untuk mendampingi mereka. Lantas, apa yang perlu diperhatikan oleh para orangtua?
Pengasuhan anak menjadi tantangan besar pada masa pandemi Covid-19. Sekolah jarak jauh adalah hal baru bagi anak, orangtua, ataupun sekolah.
Penyedia layanan pertemuan virtual berlomba merebut hati konsumen. Sayangnya, hingga sekarang belum ada platform pertemuan virtual lokal, padahal potensi bisnis layanan ini masih akan terus berkembang.
Setelah menuai banjir kritik, perusahaan telekonferensi video Zoom memutuskan akan menerapkan enkripsi end-to-end ke seluruh penggunanya, tidak hanya yang berbayar. Ini adalah langkah maju dalam isu privasi dan keamanan
Berkat sejumlah aplikasi konferensi video via internet, pertemuan daring diperkirakan bakal menggantikan pertemuan konvensional di ruang-ruang kantor. Pandemi Covid-19 telah memicu kemunculan tren anyar.
Dalam waktu dekat, Zoom akan meluncurkan sistem keamanan ”end-to-end encryption” yang melindungi privasi penggunanya. Namun, fitur ini direncanakan hanya akan diberikan kepada pengguna berbayar.
Celah keamanan lagi-lagi ditemukan pada aplikasi telekonferensi video populer Zoom. Peretas dapat menyelipkan kode jahat melalui pesan teks dalam ruang ”chat”.