Banjir Citarum kembali memaksa sebagian warga Kabupaten Bandung, Jabar, pergi dari rumah saat pandemi Covid-19 masih ada. Namun, pengungsian tidak kalah menakutkan. Sejumlah cara dilakukan untuk meminimalkan dampaknya.

Banjir di Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat

Meski di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap berkomitmen menjalankan program pembenahan Sungai Citarum. Sungai ini sangat penting karena memasok 80 persen air minum penduduk Jakarta.

Jasa eretan atau perahu penyeberangan di sepanjang Sungai Citarum yang mengalir sejauh 269 kilometer di Jawa Barat masih bertahan hingga kini meski makin tergeser oleh jembatan yang dibangun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memulai pembangunan satu kolam retensi dan lima polder di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Infrastruktur ini diharapkan memperkuat sistem pengendali banjir luapan Citarum.

Kualitas Sungai Citarum mencapai status cemar ringan per November 2020. Evaluasi ini membaik dibandingkan target sebelumnya. Ke depan, penanganan Citarum tidak hanya mengandalkan pihak terkait, tapi juga kesadaran warga.

Ikan-ikan lokal di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, kembali menemukan rumahnya. Kualitas air di Sungai Citarum, sumber air utama Jatiluhur, menunjukkan hasil yang menggembirakan sejauh ini.

Kualitas air di Waduk Jatiluhur menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan sebelum ada program Citarum Harum. Daerah yang mengandung oksigen tinggi kian meluas dan berdampak baik pada kehidupan biota air.

Sungai Citarum yang dulunya dijuluki sungai terkotor di dunia kini menjadi sumber daya yang digunakan 30 juta orang untuk irigasi, bahkan untuk air minum

Eretan perahu masih bisa ditemui dan kehadirannya ditunggu hingga kini oleh warga yang ingin mempersingkat perjalanan antarkampung.