Di tengah pasang naik ultra-kanan, kita lihat apakah demokrasi Amerika bisa tetap kokoh. Kemungkinan besar, jika pemakzulan Trump kembali gagal, Trump dan para pengikutnya bisa semakin liar.
Pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS, yang sarat dengan seruan patriotik, menjadi semacam penyembuhan luka batin atas situasi empat tahun terakhir yang dipenuhi aksi saling memaki dan serang di antara warga AS.
Pandemi Covid-19 yang terus bergejolak dan penderitaan ekonomi yang ditimbulkannya menunggu aksi cepat Joe Biden jika dia ingin ekonomi segera berjalan. Biden berulang kali menekankan perlunya bertindak ”sekarang”.
Inaugurasi Presiden AS kali ini ditandai dengan pengerahan besar-besaran pasukan Garda Nasional di ibu kota AS dan penutupan ruas-ruas jalan yang biasanya terbuka untuk siapa pun yang ingin menyaksikan inaugurasi.
Pelantikan Presiden AS terpilih, Joe Biden, Rabu (20/1/2021), akan dinantikan dunia. Banyak yang menaruh harapan tinggi kepada AS dalam banyak hal. Namun, Biden menghadapi tantangan dalam dan luar negeri yang tak mudah.
Secara demonstratif, Donald Trump akan meninggalkan Gedung Putih berapa jam menjelang pelantikan Biden-Harris. Ia tidak mau mengikuti upacara penyerahan kekuasaan yang sudah mentradisi.
Otoritas keamanan memeriksa seluruh anggota Garda Nasional yang akan ditugaskan mengamankan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS di Washington DC, pekan ini.
Donald Trump akan hengkang dari Gedung Putih beberapa jam sebelum pelantikan Joe Biden. Bukan ke Capitol, tempat pelantikan Biden, melainkan ke Florida dan menyiapkan upacara pelepasan dirinya yang megah.
Lady Gaga dan Jeniffer Lopez akan menjadi tajuk utama acara pelantikan yang unik pasangan presiden dan wakil presiden AS terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris.
Suasana menjelang pelantikan Joe Biden.