Art exhibitions are aggressively adopting NFT which is linked to blockchain technology. This is a solution for the art world which is constrained by the destruction of the certificate of authenticity of a work of art.

Pameran seni gencar mengadopsi ”non-fungible token” yang bertaut pada teknologi rantai blok (”blockchain”). Hal ini jadi solusi bagi dunia seni yang kerap terkendala akan rusaknya sertifikat keaslian sebuah karya seni.

Harian ”Kompas” menggelar pameran bertajuk ”Mata Dasawarsa” di Superlative Gallery, Kuta, Badung. Ekshibisi arsip halaman muka ”Kompas” dan foto-foto ”Kompas” dalam koleksi NFT Kompas ini berlangsung 19-25 Oktober 2022.

Non-fungible token atau NFT yang menjadi tren kini bisa bertalian dengan beragam hal di kehidupan nyata. Sejumlah kolektor meyakini hal ini menjadi era selanjutnya dari NFT.

Sejarah memberi konteks terhadap masa kini dan membuatnya seakan aktual.

Kompas hopes that, through a curated narrative of facts, we as Indonesians can re-knit the connections that are bound by various collective memories of past events.

Kompas memandang non-fungible token (NFT) dapat turut mengantarkan publik agar terus mengingat, merayakan, dan memaknai peristiwa masa lampau. Narasi Fakta Terkurasi diluncurkan untuk merawat ingatan bersama Indonesia.

Tren menyimpan karya dalam aset sertifikat digital ”non-fungible token” atau NFT ikut melanda media massa. NFT digadang-gadang menjadi sekoci baru bisnis media. Namun, tantangan juga membayangi tren itu.