DKI Jakarta mengumumkan menunda pembelajaran tatap muka di sekolah pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Namun metode pembelajaran daring harus dibenahi seiring dengan berlanjutnya pembelajaran jarak jauh.
Realisasi penyaluran bantuan kuota data internet masih menyimpan persoalan, baik dari sisi jumlah penerima maupun mekanisme pengisian.
Tidak semua aplikasi yang memakai kuota belajar dari Kemendikbud dinilai cocok dengan kebutuhan. Sebagian aplikasi yang banyak dipakai malah tidak bisa memakai kuota ini. Ada potensi pemborosan anggaran.
Subsidi kuota internet mulai diterima sejumlah orang. Akan tetapi, ada pihak yang merasa tidak berhak, tetapi mendapatkan subsidi ini. Sebaliknya, mereka yang membutuhkan malah belum terdata sama sekali.
Menjelang dimulainya perkuliahan, mahasiswa berharap pemerintah segera mencairkan subsidi kuota internet. Kuota internet menjadi kebutuhan penting di tengah pembelajaran jarak jauh.
Bantuan untuk memperlancar pembelajaran jarak jauh luar jaringan atau luring amat ditunggu. Metode ini dilakukan sejumlah sekolah karena tak semua daerah punya akses internet.
Orangtua dan siswa berbulan-bulan mengeluhkan biaya paket internet yang membengkak akibat pembelajaran jarak jauh. Rencana subsidi kuota internet sangat dinanti-nanti oleh mereka.
Bagaimana agar proses belajar tetap terjadi meski jarak jauh, hal itu yang seharusnya menjadi pijakan kebijakan di masa pandemi ini, dan bagaimana anak-anak yang rentan tak semakin tertinggal.
Keterbatasan akses internet dan gawai menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di sebagian wilayah Jabar. Berbagai upaya pemenuhan fasilitas dilakukan agar kegiatan belajar tetap berjalan.
Beberapa orangtua bingung antara mengajari atau mengerjakan tugas yang diberikan guru kepada anak mereka saat pembelajaran jarak jauh.