Gelar juara Bucks tidak jatuh dari langit, tidak instan seperti prestasi tim NBA lain beberapa tahun terakhir. Giannis Antetokounmpo dan rekan-rekan sukses melewati proses derita penuh luka selama bertahun-tahun.

Dahaga juara Bucks selama setengah abad akan berakhir dengan satu kemenangan lagi. Mulai dari fakta sejarah sampai performa saat ini semakin mendekatkan Bucks ke gelar juara NBA musim ini.

Cedera lutut bukannya memupuskan harapan Giannis untuk tampil di final, justru membangkitkan rasa laparnya. Kehebatan sang ”Raksasa Yunani” terpancar dalam seri pamungkas NBA musim ini.

Blok spektakuler Giannis dan tembakan “wangi” Middleton menyelamatkan Bucks dari jurang kegagalan. Lewat kemenangan gim keempat, nyawa Bucks dalam perebutan juara kembali terisi ulang.

Saat tim NBA berebut prestasi dengan cara instan, Bucks tetap mempercayai proses. Kesabaran selama sewindu terhadap Giannis-Middleton berbuah gelar final pertama sejak 1974.

Penantian panjang Milwaukee Bucks selama nyaris setengah abad berbuah manis. Meski tanpa dua kali MVP, Giannis Antetokounmpo, Bucks tetap mampu menjuarai Wilayah Timur sekaligus lolos ke final NBA.

Tanpa Giannis yang cedera, Bucks tinggal selangkah lagi menuju final NBA. Langkah ke partai puncak ini bergantung pada tuah pemain kelas kedua.

Michael Jordan butuh Scottie Pippen, Kobe Bryant butuh Shaquille O’Neal, dan LeBron James butuh Anthony Davis. Sama halnya dengan Giannis Antetokounmpo yang memerlukan bantuan Khris Middleton untuk menjadi juara NBA.