Lima tersangka kasus terorisme di Sulawesi Tengah ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror. Diduga mereka masuk jaringan Jamaah Islamiyah. Kelimanya diyakini hasil pengembangan dari penangkapan tersangka sebelumnya.

Diamanatkan pegang uang untuk membeli mobil, uang Rp 90 juta malah habis dipakai main judi daring.

Terorisme, selain problem terkait penggunaan kekerasan demi pemaksaan kehendak itu sendiri, juga meninggalkan sejumlah persoalan turunan yang pelik.

Saat ini Densus 88 lebih mengedepankan pendekatan kemanusiaan terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh para narapidana terorisme. Salah satu upaya untuk menghentikan fenomena ”family tree” terorisme.

Data Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menunjukkan, terjadi peningkatan signifikan jumlah residivis kasus terorisme yang kembali melancarkan aksi teror. Dari lima residivis pada 2021, menjadi 13 residivis pada 2022.

Kelompok radikal di Indonesia seperti parasit obligat-benalu yang tumbuh subur. Tak satu pun institusi/lembaga negara terbebas dari infiltrasi kelompok radikal, termasuk Polri. Ini berbahaya kalau dibiarkan.

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri bersama Polda Sulawesi Tengah pada Rabu (18/5/2022) merilis penangkapan 24 orang yang diduga sebagai simpatisan dan akan bergabung dengan sisa kelompok MIT di Poso.

Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga tersangka pelaku terorisme di tiga tempat berbeda. Mereka ditangkap setelah terindikasi menyebarkan konten di media sosial terkait NIIS. Namun, tak cukup dengan menangkap saja.