Jenazah cendekiawan Prof Dr Asyumardi Azra dibawa ke kampus UIN Syarif Hidayatullah untuk dishalatkan sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Presiden Joko Widodo mengharapkan dukungan semua pihak dalam menjalankan berbagai transformasi besar. Transformasi struktural dilakukan agar Indonesia semakin kompetitif menghadapi dunia dengan tingkat kompetisi tinggi.

Saya pernah mendapat kiriman sebuah buku dari Redaksi Kompas, dan juga kalender meja. Sebuah pengungkapan tanpa kata dari Redaksi untuk pembaca dan sahabat Kompas agar langgeng menjaga silaturahmi.

Sisi lain cendekiawan Daniel Dhakidae tertuang dalam buku ”Para Sahabat Mengenang Daniel Dhakidae Cendekiawan Par Excellence”. Dalam buku ini, 42 penulis mengenang kedekatannya dengan mendiang Daniel.

”Dulu dikesankan kalau orang Madura itu terbelakang, tapi sekarang ini coba dilihat banyak orang hebat-hebat. Ini berkah dari Indonesia Merdeka,” ujar Menko Polhukam Mahfud MD dalam ”Temmo Kerrong Warga Madura Sedunia”.

Daniel Dhakidae seakan mendorong setiap cendekiawan untuk berani mendaki demi mencapai puncak impian. Sebuah komitmen yang tentu melelahkan, tetapi juga menjanjikan pemandangan hidup menjadi lebih baik.

Indonesia sudah 75 tahun  merdeka, tidak boleh melupakan peran Mesir dan Liga Arab dalam mendukung kemerdekaan.

Karakter Cornelis Lay semasa hidup yang terlibat aktif dalam kekuasaan tanpa melupakan perannya sebagai intelektual patut jadi rujukan para cendekiawan masa kini. Kekuasaan dan ilmu pengetahuan tak seharusnya berjarak.