Dua ancaman bahaya, yakni erupsi dan pandemi Covid-19, dihadapi warga lereng Merapi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Barak pengungsian mesti dijamin penerapan protokol kesehatannya guna mencegah penularan.
Pemerintah Kabupaten Sleman akan memulangkan pengungsi Merapi di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY, pada Selasa (26/1/2021). Ini didasari perubahan rekomendasi ancaman erupsi dari BPPTKG.
Sebagian pengungsi yang bukan kelompok rentan di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, mulai kembali ke rumah. Salah satu alasannya perubahan rekomendasi bahaya dari BPPTKG.
BPPTKG mengubah potensi bahaya erupsi ke arah selatan-barat daya dari Gunung Merapi. Meski demikian, warga yang tinggal di daerah tersebut belum akan diungsikan karena masih dalam radius aman.
Warga lereng Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih bertahan di pengungsian, agar merasa lebih aman dari ancaman erupsi. Kejenuhan mulai dirasakan, tetapi mereka memprioritaskan keselamatan.
Sejumlah warga di lereng Merapi, Kabupaten Sleman, DIY, harus mengikuti Pilkada 2020 dengan dua ancaman bencana, yakni pandemi Covid-19 dan erupsi Gunung Merapi. Rasa khawatir dihapus dengan terus menjaga kewaspadaan.
Pemkab Sleman memperpanjang status tanggap darurat bencana Gunung Merapi hingga 31 Desember 2020. Anggaran tak terduga untuk mitigasi bencana sebesar Rp 32 miliar. Disiapkan tiga barak pengungsian tambahan.
Sudah lebih dari tiga pekan sebagian warga Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Kabupaten Sleman, DIY, tinggal di pengungsian. Kebosanan warga harus dicegah karena ancaman bahaya masih ada.
Sukarelawan dan pemberi bantuan harus dipastikan kondisi kesehatannya sebelum terjun langsung ke barak pengungsian ancaman erupsi Gunung Merapi. Mereka diminta melakukan tes cepat antigen.
Balai Taman Nasional Gunung Merapi telah meninjau langsung jejak kaki satwa liar yang diduga macan tutul di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Jejak kaki itu dipastikan milik anjing.