Unjuk rasa masih bergulir. Para pengunjuk rasa bahkan membawa pelampung berbentuk bebek warna kuning, sebagai simbol aksi damai prodemokrasi.
Gerakan prodemokrasi di Thailand terus menguat. Diprakarsai anak-anak muda, gerakan itu kini menjadi gerakan massa yang tak lagi terbendung. Warga mewujudkannya dalam beragam ekspresi.
Demonstran kembali berkumpul untuk menyerukan reformasi konstitusional, pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha, dan pembatasan kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.
Di tengah gelombang unjuk rasa antipemerintah di Thailand, para pedagang jalanan di Bangkok mendapat julukan baru berkat kecepatan mereka menjangkau lokasi demo. Mereka dijuluki ”CIA” karena selalu tahu lokasi demo.
Gerakan protes di Thailand ini menjadi kontroversial ketika mulai ada tuntutan mereformasi monarki.
Tindakan polisi Thailand tidak membuat takut gerakan protes yang menuntut pengunduran diri Prayuth dan reformasi monarki.
Perjuangan pengunjuk rasa prodemokrasi di Thailand.
Para aktivis pro-demokrasi di Thailand mengultimatum parlemen agar mengamendemen konstitusi paling lambat 30 September mendatang. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, mereka siap menggelar demo besar-besaran lagi, Oktober.
”Plakat Rakyat” itu merujuk plakat asli terbuat dari kuningan yang tertanam beberapa dekade di Royal Plaza. Plakat itu untuk memperingati akhir kekuasaan kerajaan yang absolut pada 1932. Plakat itu hilang tahun 2017.