Menu
Cari
Mobile App
Gerai
Kompaspedia
Cerpen
Event
Institute
Beranda
Polhuk
Pemilu
Ekonomi
Wirausaha
Opini
Artikel Opini
Analisis Ekonomi
Analisis Budaya
Analisis Politik
Kolom
Tajuk Rencana
Surat Pembaca
Humaniora
Dikbud
Iptek
Kesehatan
Dana Kemanusiaan Kompas
Nusantara
Metro
Internasional
Olahraga
Tokoh
Sosok
Wawancara
Figur
Nama & Peristiwa
Gaya Hidup
Kendara
Gawai
Kuliner
Mode
Properti
Riset
Kajian Data
Linimasa
Survei
Investigasi
Multimedia
Tutur Visual
Infografik
Video
Video Berita
Program
Dokumenter
Lainnya
Iklan
Filter
Tanggal Terbit
Mati Bersama
Sebelum melompat ke laut, Rikuko melipat kimono berharganya dan sebuah surat yang ditujukan kepada Yuki. Saat Rikuko ditanya mengapa memilih mati, dia hanya menjawab jenuh dengan hidup.
Cerpen
·
"Gift"
Malam itu, kami berdua sedang berbincang-bincang mengenai sekolahku hari itu. Aku bercerita dengan semangat yang membara, tetapi ia malah sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mau melihat diriku bercerita.
Cerpen
·
Semangkuk Mi Ayam dan Kenangan
Aku baru mengetahui. Selama ini yang ku ketahui bahwa aku adalah roh gentayangan yang tersesat. Tersesat di dunia yang seharusnya sudah aku lewati.
Cerpen
·
Ramuan Pahit dan Pertarungan Pamungkas
Aku dapat mengingat dengan baik laki-laki penjual minuman hijau itu.Ikat kepalanya yang dekil menjadi ciri khasnya. Kalau mendekat, bau ikat kepala laki-laki itu selalu membuat kepalaku pusing.
Cerpen
·
Kejadian di Tambang Pasir
Air sungai mengalir tipis menyusuri jalurnya yang ditimpa tanah, pasir, dan batu. Di sisi sungai, beberapa kuli tambang pasir berkumpul menikmati kopi dan rokok. Kepala desa pemilik tambang meminta mereka berjaga.
Cerpen
·
Iklan
Hantu Lapar
Sepasang mata sipitnya memandang kosong ke seberang jalan. Yueyin menatap sebuah toko kain yang sudah akan tutup, tempatnya sewaktu muda bekerja.
Cerpen
·
Bangkai Anjing
Nikus memang belum pernah melihat peluru terbang, apalagi menghitung kecepatannya. Namun, ia sempat mendengar cerita bahwa dulu peluru-peluru itulah yang menghanguskan salah satu kampung di tanah bagian timur.
Cerpen
·
Seekor Buaya di Sungai Karang Tambak
Amir Sareh melambaikan tangan, sementara matanya tetap awas mengamati kimpul pancingnya yang tidak juga bergerak mengabarkan pertanda baik. Sudah nyaris satu jam ia duduk mencangkung di tempat itu.
Cerpen
·
Tungku di Tubuh Ibu
Kau menyebut nama anakmu yang sebulan lalu memboyongku tinggal di samping rumahmu. Di matamu yang bulat telur itu, seperti ada kilap api yang meliuk-liuk. Api itu berwarna ungu kemerah-merahan.
Cerpen
·
Musim Gugur: Dua Peristiwa 1945-1985
Saat itu kita masih dua puluh tahun, dan kita memang tak sering bertemu, sesempatnya saja. Aku tak pernah mengatakan padamu bagaimana jantungku seakan berhenti berdetak saat kau mengucapkan kalimat itu.
Cerpen
·
Lihat Lainnya
Iklan
Iklan