Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat pelaku usaha beradaptasi dengan kanal daring. Hal ini tidak terelakkan seiring dengan perilaku konsumen yang kian bergantung pada gawai dan teknologi digital.
Minat khalayak terhadap arwana semakin tinggi di masa pandemi. Masyarakat kian sering berada di rumah sehingga permintaan ikan itu meningkat dan berdampak positif terhadap geliat bisnis arwana hingga sektor pendukungnya.
Rempah dan beras organik kian diminati. Bahan pangan sehat ini banyak diburu hingga luar negeri, demi kebutuhan meningkatkan imunitas tubuh untuk menghadapi gencarnya penularan virus.
Nelayan Natuna, Kepulauan Riau, resah setelah belasan kapal cantrang dari Pati, Jawa Tengah, kembali terlihat beroperasi di dekat wilayah tangkap mereka.
Usai prosesi pelantikan di Gedung Negara Grahadi, Wali Kota dan Wakil Wali Surabaya Eri Cahyadi-Armuji menuju Balai Kota Surabaya, Jumat (26/2/2021) petang, dan keesokan hari langsung melakukan serangkaian kegiatan.
Di Aceh, kopi menjadi sumber pendapatan banyak orang, seperti petani kopi, pengepul, buruh kebun, pengolah bubuk, pengusaha warung kopi, dan pekerja di warung kopi. Bagi warga Aceh, kopi juga bagian dari sosial budaya.
BUMDes Au Wula menampung hasil pertanian dari warga yang selama ini sulit dipasarkan. BUMDes ini juga memelopori pariwisata lokal menawarkan ”home stay” hingga pemandangan Danau Kelimutu.
Pihaknya juga berupaya memanfaatkan momentum dengan memproduksi barang-barang yang memang tengah banyak dibutuhkan masyarakat, tetapi dalam jumlah terbatas.
Industri kecil dan menengah di sektor makanan dan minuman didorong naik kelas untuk meningkatkan daya saing global sekaligus membangkitkan ekonomi nasional.
Kreativitas menghasilkan produk unik membuat sejumlah perajin keluar dari jerat lesunya ekonomi saat pandemi.