Surabaya Tolak Ternak Empat Kabupaten Wabah Penyakit Mulut dan Kuku
Wabah penyakit mulut dan kuku di Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto di sekitar Surabaya memaksa aparatur ibu kota Jawa Timur itu menolak lalu lintas ternak dari daerah terjangkit untuk pencegahan penularan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melihat kondisi peternak sapi di Lamongan menyusul mewabahnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, Minggu (8/5/2022)
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya menolak kedatangan ternak dari empat kabupaten di Jawa Timur lokasi temuan wabah penyakit mulut dan kuku yakni Sidoarjo, Gresik, Lamongan, dan Mojokerto. Penolakan terpaksa ditempuh untuk mencegah penyebaran wabah.
Menurut laporan Dinas Peternakan Jatim, kasus pertama penyakit mulut dan kuku (PMK) terjadi di Gresik, 28 April 2022 yang menyerang 402 sapi potong di 22 desa dalam 5 kecamatan. Berikutnya di Lamongan, 1 Mei 2022 dan Sidoarjo. Di Lamongan, PMK menyerang 102 sapi potong di 6 desa dalam 3 kecamatan.
Di Sidoarjo, PMK menyerang 595 sapi potong, sapi perah, dan kerbau di 14 desa dalam 11 kecamatan. Laporan ketiga dari Mojokerto, 3 Mei 2022, PMK menyerang 148 sapi potong di 19 desa dalam 9 kecamatan.
”Kami mengetatkan pengawasan dan pemantauan karena lokasi wabah PMK berada di sekitar Surabaya,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Antiek Sugiharti, Senin (9/5/2022) petang.
Secara geografis, Surabaya berbatasan dengan Gresik di utara-barat, Mojokerto di barat-selatan, dan Sidoarjo di selatan. Lamongan berada di utara-barat Gresik. Surabaya menjadi rentan kemasukan wabah PMK sehingga tidak ada cara lain kecuali mencegah ternak dari empat daerah sekitar itu masuk ke ibu kota Jatim.
Antiek melanjutkan, pengawasan berlangsung, terutama di Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surya (Surabaya Raya). RPH sementara tidak diperkenankan menerima ternak untuk pemotongan dari empat kabupaten dimaksud. Aparatur juga mengawasi lalu lintas ternak di empat daerah itu agar benar-benar tidak masuk ke Surabaya guna mencegah potensi penularan wabah.
Jumat (10/12/2021), Kelompok Peternak Sapi Pemuda Indonesia (KPSPI) Malang Raya memberikan bantuan pakan ternak pada ratusan ternak di beberapa dusun di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo.
Dalam catatan pemerintah, di Surabaya ada 600 peternak sapi potong dan sapi perah. Selain itu, ada 996 peternak kambing dan domba. Jumlah ini tidak sebesar jumlah peternak di kabupaten lainnya di Jatim yang merupakan salah satu lumbung daging nasional. ”Khususnya yang dari daerah terjangkit harus dihindari,” kata Antiek.
Kami mengetatkan pengawasan dan pemantauan karena lokasi wabah PMK berada di sekitar Surabaya. (Antiek Sugiharti)
Telah disiapkan dan segera disebarluaskan surat edaran kepada masyarakat agar turut peduli dalam pencegahan wabah PMK. Warkat akan disebarkan ke RPH, jagal ternak, pasar, dan pedagang daging agar mencegah penjualan dan konsumsi daging dari empat kabupaten terjangkit.
Wajib SKKH
Secara terpisah, Direktur Utama PD RPH Surya Fajar Isnugroho mengatakan, akan secara tegas sementara menolak pemotongan hewan dari empat daerah terjangkit. Selain itu, menolak pemotongan dan mengembalikan ternak yang tidak dilengkapi dengan surat keterangan sehat hewan (SKKH) dari daerah mana pun.
”RPH memastikan ternak yang masuk aman dan sehat serta bukan dari wilayah terjangkit,” kata Fajar. Petugas juga menyemprot kandang dan kendaraan pengangkut ternak dengan tujuan sterilisasi dari virus PMK.
Penyemprotan menjadi prosedur standar untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan biologis lingkungan RPH di Jalan Pegirian itu.
Fajar melanjutkan, sebelum ada laporan wabah PMK, secara berkala RPH menguji sampel ternak untuk deteksi dini PMK ke Pusat Veteriner Farma. Catatan sejauh ini, sampel dari RPH dinyatakan negatif.
Namun, setelah ada laporan bahwa terjadi wabah PMK di empat kabupaten, RPH segera mengambil tindakan tegas dengan melarang sementara kedatangan ternak dari daerah terjangkit.
Area pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH) Surya Surabaya, Jawa Timur, di Jalan Pegirian, Jumat (6/10/2017).
Dihubungi dari Surabaya, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, kasus di wilayah yang dipimpinnya berawal dari deteksi sapi di Dusun Pilanganom, Desa Balungwangi, Kecamatan Tikung. Gejala PMK muncul pada sapi yang baru dibeli oleh peternak. Sapi itu hipersalivasi, nafsu makan turun, panting, dan demam.
Yuhronur melanjutkan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan telah melacak dan menguji sampel dengan hasil 4 kecamatan dari 27 kecamatan terserang PMK.
Keempat kecamatan itu ialah Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, dan Turi. Yang terserang PMK sebanyak 215 sapi milik 23 peternak. Aparatur telah memaksa peternak untuk tidak menjual hewan yang terserang dan pengobatan simtomatik.
”
Pasar hewan sementara ditutup untuk mengindari penularan meluas,
”
kata Yuhronur. Aparatur juga meningkatkan pengawasan untuk memastikan ternak tidak keluar dari empat kecamatan yang mewabah. Aparatur juga sosialisasi kepada masyarakat agar tidak sampai beli panik.
Adapun gejala klinis ternak terserang PMK antara lain demam tinggi, lendir berlebih dari mulut dan berbusa, dan terdapat luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah.
Ternak kehilangan nafsu makan, pincang, luka pada kaki, kuku lepas, sulit berdiri, gemetar, nafas cepat, kurus, dan produksi susu anjlok. Jika menemukan ternak dengan gejala seperti itu harus segera melapor agar bisa diobati atau dimusnahkan dan isolasi.