logo Kompas.id
UtamaTradisi-Persaudaraan dari Kue ...
Iklan

Tradisi-Persaudaraan dari Kue Keranjang

Tak butuh waktu lama menghabiskan bulatan penuh kue keranjang. Padahal, pembuatan kue itu menghabiskan waktu panjang dan rumit. Di setiap potongan terselip doa, harapan dan tradisi turun-temurun yang dipertahankan.

Oleh
Melati Mewangi
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BLQqHtfMWc7QLmC5KnWsgSwRhIw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2FKue-Keranjang-Purwakarta_86643032_1579794450.jpg
KOMPAS/MELATI MEWANGI

Nandar membuat adonan kue keranjang dari tepung beras ketan dan larutan gula di dalam baskom jumbo secara manual, Rabu (15/1/2020) di Purwakarta, Jawa Barat.

Rabu (15/1/2020) pagi, bau hio yang dibakar menguar di setiap sudut rumah mengiringi tangan keriput Hayati (68), warga Desa Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, Jawa Barat, melepaskan kue keranjang dari cetakan bambu. Ia ditemani dua pekerja lepas. Mereka berbagi tugas mengayak tepung ketan, menggunting plastik pembungkus, dan mengepak kue keranjang ke dalam kardus.

Hayati adalah legenda Purwakarta. Dia menantu almarhum Wie Hok Djiauw, perintis usaha kue keranjang di Purwakarta tahun 1980-an. Bersama suaminya, Mulyadi (69), mereka satu-satunya penerus usaha warisan leluhur.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000