Kewaspadaan terhadap penularan virus korona mesti ditingkatkan, termasuk mendeteksi gejalanya, menyusul ada satu pasien di Indonesia diduga terinfeksi virus tersebut.
Oleh
(TAN/AIK/CAS/ADH) Ahmad Arif/Deonisia Arlinta Graceca Dewi/Cyprianus Anto Saptowalyono/Adhitya Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS --Penyebaran virus korona jenis baru meluas hingga memasuki kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura setelah Thailand. Kewaspadaan terhadap penularan virus itu mesti ditingkatkan, termasuk mendeteksi gejalanya, menyusul ada satu pasien di Indonesia diduga terinfeksi virus tersebut.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu, Kamis (23/1/2020), di Jakarta, mengatakan, ada satu pasien terduga tertular virus korona jenis baru. Pasien berinisial
R (35) ini memiliki riwayat perjalanan dari China dan dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta. ”Keadaannya baik. (Pasien) Ini terduga. Setelah hasil laboratorium menunjukkan positif, baru disebut ada penularan. Ini suspect (dicurigai) sehingga diawasi intensif,” ujarnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan, pemeriksaan laboratorium pada kultur dahak pasien dicocokkan dengan genom virus korona baru (2019-nCoV) di portal Global Initiative on Sharing All Influenza Data. Hasilnya keluar setelah dua hari.
Singapura
Hingga semalam, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sebanyak 634 orang tertular virus itu dan 17 orang meninggal. Di Singapura, kementerian kesehatan setempat dalam rilisnya mengonfirmasi, seorang pria berusia 66 tahun terinfeksi virus korona baru. Pria asal Wuhan, China, itu tiba di Singapura pada 20 Januari lalu dan dirawat di ruang isolasi di Singapore General Hospital. Adapun seorang perempuan asal Wuhan diduga terinfeksi virus korona.
Masyarakat diimbau agar tidak panik karena virus korona jenis baru itu dipastikan belum menyebar ke Indonesia. ”Warga tak perlu panik, tetapi mesti waspada,” kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto seusai mengunjungi Gedung BRI 2 di Jakarta setelah dikabarkan ada karyawan diduga terinfeksi virus korona baru.
Terkait dengan informasi karyawan Huawei berkantor di Gedung BRI terjangkit virus korona baru, menurut Sekretaris Korporat Bank BRI Hari Purnomo, dalam siaran pers, Bank BRI berkoordinasi dengan Huawei dan pihak terkait menginvestigasi itu. Pekerja Huawei yang demam dibawa ke RS untuk dirawat dan diagnosis kepastian terkena virus itu.
Warga tak perlu panik, tetapi mesti waspada.
Pemerintah mengantisipasi penyebaran virus itu dengan memperketat pengawasan di pintu masuk negara, termasuk bandara. Menurut Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Vensya Sitohang, pemerintah daerah diminta memantau warga dengan riwayat bepergian dari negara dengan kasus infeksi virus korona baru sampai masa inkubasi virus berakhir, yakni 14 hari. Warga yang akan bepergian ataupun datang dari China diimbau waspada jika mengalami gejala, antara lain, demam dan sesak napas.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada AFP mengatakan, butuh lebih banyak informasi virus korona baru sebelum menyatakan wabah itu darurat kesehatan global. ”Ini berkembang dan kompleks,” ujarnya. Riset terbaru yang diterbitkan di Journal of Medical Virology, 22 Januari 2020, menyebutkan, virus korona galur baru yang ditemukan di Wuhan kemungkinan berasal dari ular.