Hasil kurang maksimal pada dua kejuaraan di awal 2020 membuat ganda campuran bulu tangkis Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja harus bertanding dalam jadwal sangat padat. Itu untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade.
Oleh
Yulia Sapthiani & Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kekalahan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada babak kedua turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters membuat ganda campuran Indonesia ”habis” pada perempat final. Setelah ini, pemain-pemain ganda campuran akan dihadapkan pada turnamen beruntun selama 1,5 bulan.
Praveen/Melati, yang ditempatkan sebagai unggulan kelima, ditaklukkan pasangan Perancis peringkat ke-21 dunia, Thom Gicquel/Delphine Delreu. Di hadapan pendukung mereka di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (17/1/2020), Praveen/Melati kalah 19-21, 21-14, 18-21. Mereka menjadi wakil terakhir ganda campuran Indonesia pada perempat final setelah tujuh pasangan lainnya terhenti pada babak pertama dan kedua.
Selain Gicquel/Delue, tiket semifinal pada nomor ini didapat dua ganda China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping, serta Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia).
Dengan hasil tersebut, dari dua turnamen yang telah diikuti pada 2020, yaitu Malaysia Masters dan Indonesia Masters, ganda campuran tak menempatkan wakil pada final. Di Malaysia, hasil terbaik didapat Hafiz/Gloria yang bertahan hingga semifinal. Namun, mereka langsung tersingkir pada babak pertama di Istora.
Kegagalan ganda campuran pada dua turnamen tersebut terjadi pada masa-masa akhir perebutan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020, yang akan berakhir pada 26 April. Bagi Praveen/Melati, hasil tersebut tak akan berpengaruh besar pada posisi mereka di peringkat kelima dunia. Meski demikian, ini tetap menjadi peringatan karena persaingan pada turnamen lain, seperti All England dan Olimpiade, akan lebih berat.
Ini berbeda bagi Hafiz/Gloria yang harus mengejar peringkat delapan besar dunia untuk meraih dua tiket bagi ganda campuran Indonesia di Olimpiade 2020. Minimal dua wakil pada posisi delapan besar, pada daftar peringkat yang akan dikeluarkan BWF pada 28 April, menjadi syarat untuk mendapat dua tiket sebagai kuota maksimal ganda.
Jadwal ketat
Kekalahan pada babak pertama Indonesia Masters membuat Hafiz/Gloria harus siap tampil maraton hingga akhir masa kualifikasi. Jadwal ketat yang menjadi agenda Hafiz/Gloria akan dimulai di Barcelona Masters, 18-23 Februari.
Setelah itu, ada turnamen yang berlangsung setiap pekan secara beruntun, yaitu Jerman Terbuka (3-8 Maret), All England (11/15 Maret), Swiss Terbuka (17/22 Maret), India Terbuka (24-29 Maret), dan Malaysia Terbuka (31 Maret-5 April).
Pada pekan kedua April, terjadwal turnamen Singapura Terbuka (7-12). Adapun Kejuaraan Asia di Wuhan, China, 21-26 April, akan menjadi turnamen penutup pada masa kualifikasi.
”Mereka harus siap tampil dalam lima sampai enam turnamen beruntun. Selain menuntut kesiapan fisik, mereka juga harus menjaga motivasi. Harus tetap berjuang hingga akhir,” kata pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis, Richard Mainaky.
Setelah disingkirkan Zheng/Huang pada babak pertama di Istora, Hafiz mengatakan, dia dan Gloria menerima risiko untuk tampil dalam berbagai kejuaraan secara beruntun. Mereka pun harus menyiapkan fisik dan mental.
Seperti pernah dikatakan Gloria, selain rasa lelah, kejenuhan sering muncul ketika harus menjalani banyak turnamen secara berturut-turut. ”Ini bisa berpengaruh di lapangan, tiba-tiba saja tidak bisa berpikir apa-apa,” katanya.
Sementara bagi Praveen/Melati, turnamen yang diikuti akan lebih terseleksi. Setelah Indonesia Masters, mereka akan berlatih selama Februari, bersiap untuk Jerman Terbuka dan All England. Ini dilakukan agar Praveen/Melati tak kelelahan dan mencapai puncak penampilan di Tokyo, 24 Juli-9 Agustus.
Psikologis
Richard akan fokus pada persiapan psikologis untuk Praveen/Melati, salah satunya adalah dengan mengontrol emosi saat bertanding. Richard mengatakan, dibutuhkan bantuan psikolog untuk mempersiapkan mental tanding mereka.
Saat bermain melawan Gicquel/Delrue, misalnya, Praveen/Melati banyak membuat kesalahan, termasuk setelah unggul 7-3 hingga 10-7 pada gim ketiga. ”Memang sayang, setelah awal mimpin jauh, tetapi setelah poin 11, banyak membuat kesalahan. Saat mendapat kesempatan untuk menyelesaikan perebutan poin dengan mudah, justru mati,” kata Melati, mengevaluasi penampilan dia.
Richard menilai Melati belum bisa melupakan kesalahan yang dilakukannya dengan cepat. ”Itu berpengaruh pada permainan dia, padahal seharusnya langsung fokus pada poin berikutnya,” kata Richard.
Perancis, seperti dikatakan Gicquel, berusaha tampil tanpa beban. ”Lawan justru terlihat terbebani karena bermain di hadapan pendukung mereka,” kata Gicquel yang pandai memainkan pola no lob sehingga Praveen tak begitu banyak mendapatkan kesempatan melancarkan smes. Sebelum mengalahkan Praveen/Melati, ganda Perancis itu menyingkirkan unggulan keempat, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), pada babak kedua.