Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti memiliki modal kuat untuk lolos dan juara Olimpiade Tokyo 2020. Namun, mereka perlu meningkatkan konsistensi permainan di level tinggi, juga mengasah mental juara.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dinilai mempunyai Faktor X untuk menjadi juara pada Olimpiade Tokyo 2020. Namun, konsistensi mereka untuk berlatih keras dan menampilkan permainan terbaik pada setiap turnamen perlu dijaga.
Bermain di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/1/2020), Praveen/Melati berhasil menembus babak delapan besar Daihatsu Indonesia Masters 2020 setelah mengalahkan Lee Yang/Yang Ching Tun (Taiwan), 20-22, 21-12, 21-12. Adapun Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu kalah dari pemain Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock, 9-21, 12-21.
Tontowi Ahmad memuji penampilan Praveen/Melati yang dinilai mempunyai faktor khusus untuk menjadi juara Olimpiade. ”Praveen mempunyai senjata berupa pukulan yang sekali dilakukan bisa mencetak poin. Kalau mereka menerapkan pola permainan yang benar, didukung Faktor X tadi, mereka bisa menjadi pemain yang berbahaya,” ujar peraih medali emas ganda campuran Olimpiade Rio de Janeiro 2016 saat berpasangan dengan Liliyana Natsir itu.
Kalau kata Owi, kami bermain bagus, kami hanya bisa membuktikan bahwa itu tidak salah.
Namun, untuk menjadi juara, menurut Owi, Praveen/Melati harus lebih konsisten, baik saat berlatih, menjaga kondisi badan, dan pertandingan. Selain itu, ganda campuran Indonesia ini juga dituntut mempunyai mental juara, yaitu tidak cepat puas pada hasil kejuaraan.
”Saya belajar dari Ci Butet (Liliyana Natsir), kalau hari ini kita menjadi juara, besok sudah bukan juara lagi. Kita harus mulai perjuangan dari nol lagi. Saya tidak tahu apa yang ada di pikiran Praveen/Melati setelah mereka menjadi juara, tetapi seharusnya tidak cepat puas,” kata Owi.
Berdasarkan aturan BWF, Indonesia berhak mengirimkan dua wakil pada nomor ganda apabila mempunyai dua pasangan ganda di peringkat delapan besar dunia. Di bawah Praveen/Melati, pasangan ganda Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja menempati peringkat ke-8. Namun, langkah mereka di Indonesia Masters harus berakhir di babak pertama setelah kalah dari unggulan China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, 14-21, 13-21. Menurut Owi, Hafiz/Gloria masih perlu berusaha untuk mengalahkan pasangan-pasangan unggulan demi memperbaiki peringkat dunia.
Dalam laga melawan Lee Yang/Yang Ching Tun, Praveen/Melati sempat tertinggal pada gim pertama. Praveen/Melati berusaha bangkit dengan bermain lebih unggul pada gim kedua dan ketiga. Praveen mampu melancarkan serangan keras sehingga meraih empat poin berturut-turut pada gim kedua, dan delapan poin beruntun pada gim ketiga.
Sekarang, kita mau melawan (lelah) itu atau tidak.
Praveen/Melati, yang kini menempati peringkat kelima dunia, merupakan salah satu unggulan Indonesia untuk tampil pada Olimpiade Tokyo 2020. Namun, penampilan mereka dalam kejuaraan kerap kurang konsisten. Setelah menjadi juara di Denmark Terbuka dan Perancis Terbuka 2019, misalnya, penampilan mereka menurun. Di China Terbuka, mereka tersisih pada babak perempat final, kemudian di Hong Kong Terbuka mereka kalah pada babak kedua.
Setelah menjadi juara di SEA Games 2019, penampilan Praveen/Melati juga turun. Di Malaysia Master 2020, yang digelar sepekan sebelum Indonesia Masters, pasangan ini kalah pada babak pertama. Praveen mengatakan, selama ini penampilannya memang belum konsisten karena dipengaruhi oleh persiapan yang kurang maksimal. ”Kalau persiapan bagus, semua pasti bagus. Kadang kan kita latihan sudah capek, ya. Sekarang, kita mau melawan (lelah) itu atau tidak,” kataya.
Menurut Praveen, semua pebulu tangkis memang bercita-cita meraih emas Olimpiade. Bersama Melati, ia berusaha fokus untuk mewujudkan cita-cita itu. ”Kalau kata Owi, kami bermain bagus, kami hanya bisa membuktikan bahwa itu tidak salah. Sekarang fokus saya masuk (Olimpiade) dulu sih, setelah itu step by step ke target selanjutnya,” ujar Praveen.
Pada laga selanjutnya, Praveen/Melati ditantang oleh Thom Gicquel/Delphine Delrue. Pasangan Perancis ini sukses mengalahkan unggulan keempat Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, 21-11, 21-16.