Dybala dan Higuain Penyempurna ”Sarrismo” di Juventus
Dua striker asal Argentina, Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain, menjadi senjata Juventus saat mengalahkan Udinese, 4-0, pada babak 16 besar Coppa Italia di Turin, Kamis (16/1/2020). Keduanya menjadi penyempurna ”Sarrismo”.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
TURIN, KAMIS — Dua penyerang Argentina, Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain, menjadi senjata Juventus ketika mengalahkan Udinese dengan skor 4-0 pada babak 16 besar Coppa Italia di Stadion Allianz, Turin, Kamis (16/1/2020). Keduanya berhasil mencetak gol melalui proses yang indah ketika Juventus tidak dapat memainkan bintang Cristiano Ronaldo yang sedang sakit sinusitis.
Musim ini, ketergantungan Juventus pada sosok Ronaldo sangat besar. Ia menjadi pemain yang paling banyak dimainkan Maurizio Sarri, yakni selama 2.027 menit. Bintang asal Portugal tersebut menjadi pemain tersubur Juventus dengan raihan 16 gol di semua kompetisi. Ronaldo unggul 5 gol dari Dybala dan 8 gol dari Higuain.
Melihat situasi tersebut, pendukung Juventus sempat dibuat khawatir ketika Ronaldo dinyatakan tidak dapat bermain pada pertandingan melawan Udinese. Namun, rasa cemas tersebut terhenti di menit ke-16 ketika Higuain mencetak gol ke gawang Udinese yang dijaga Nicolas Andrade.
Higuain melakukan kerja sama yang apik dengan Dybala. Ia memberikan umpan pendek kepada Dybala yang mengembalikannya dengan umpan melengkung dan melewati bek Udinese. Higuain berhasil lolos dari jebakan off-side pemain Udinese dan tanpa kesulitan menaklukkan Andrade.
Sarri pun memberikan pujian kepada kedua pemain tersebut karena memiliki teknik yang tinggi sehingga dapat melakukan pergerakan dan umpan yang cepat. Menurut mantan pelatih Napoli dan Chelsea tersebut, tidak semua pemain dapat melakukan gerakan tersebut karena membutuhkan keahlian khusus.
”Itu adalah gol yang sangat cantik dan langka. Mereka melakukan tiga atau empat gerakan pertukaran dengan kecepatan tinggi. Itu sepadan dengan harga tiket,” ujar Sarri.
Aksi Dybala tak hanya berhenti pada proses gol tersebut. Setelah mencetak gol melalui tendangan penalti pada menit ke-26, Dybala kembali mencetak gol indah pada menit ke-58. Penyerang 26 tahun tersebut mencetak gol melalui sudut sempit. Ia melakukan tendangan melengkung ke sudut kanan atas gawang Udinese yang sulit dijangkau Andrade.
Satu gol lainnya dicetak oleh Douglas Costa melalui tendangan penalti.
Menurut Sarri, Dybala dapat menjadi penantang serius bagi Ronaldo untuk menjadi pemain terbaik di dunia dalam beberapa tahun ke depan. ”Pada masa depan, Dybala dapat menantang untuk tujuan yang sama karena dia dapat membuat jejaknya di sepak bola dunia selama beberapa tahun yang akan datang,” ujarnya.
”Sarrismo”
Sarri dikenal gemar menerapkan gaya menyerang cepat yang dikombinasikan umpan pendek dan cepat. Alhasil, pemain akan terus bergerak dinamis dengan cepat.
Strategi ini dikenal dengan istilah ”Sarriball” atau di Italia disebut dengan ”Sarrismo”. Taktik tersebut mulai diterapkan Sarri ketika masih melatih Empoli pada musim 2012-2015. Berkat taktik tersebut, Napoli tertarik dengan Sarri.
Pada masa depan, Dybala dapat menantang untuk tujuan yang sama karena dia dapat membuat jejaknya di sepak bola dunia selama beberapa tahun yang akan datang.
Strategi ini pernah gagal diterapkan Sarri ketika melatih Chelsea di awal musim. Untuk menerapkan strategi tersebut tidak mudah sehingga membutuhkan waktu bagi pemain untuk beradaptasi.
Setidaknya tim tersebut akan memakan waktu hingga tiga bulan untuk bisa menerapkan strategi tersebut. Namun, Sarri lebih mudah menerapkan Sarrismo ketika melatih Juventus.
Juventus memiliki pemain berpengalaman dan kemampuan individu yang tinggi sehingga mudah untuk menangkap keinginan Sarri. Ronaldo, Dybala, dan Higuain adalah tiga pemain kunci yang menjadi nyawa permainan Sarri.
”Anda yang menemukan Sarrismo, bukan saya yang membuat istilah tersebut. Juve ini bukan dan seharusnya bukan Juve Sarri. Ini adalah tim Cristiano Ronaldo, Dybala, Higuain, dan semua pemain penting yang telah membawa kesuksesan bagi setiap pelatih yang bekerja bersama mereka,” ujar Sarri, seperti dikutip dari Football Italia.
Pada pekan lalu, Manajer AS Roma Paulo Fonseca memuji penampilan Sarri ketika melatih Juventus. Ia pun tak segan menyebut Sarri sebagai salah satu manajer terbaik di Eropa.
Menurut Fonseca, Sarri mampu membuat perubahan besar pada permainan Juventus meskipun baru melatih pada musim ini. Permainan Juventus menjadi lebih indah untuk dilihat dengan hasil yang positif.
”Sarri adalah pelatih hebat, salah satu yang terbaik di Eropa. Dia memiliki pendekatan positif terhadap sepak bola yang sangat saya sukai. Dia baru saja memulai di Juve, tetapi sudah membangun tim yang sangat kuat,” ujar Fonseca.
Sejauh ini Sarri telah memimpin Juventus meraih 21 kemenangan dari 27 pertandingan di seluruh kompetisi. Mereka baru mengalami dua kali kekalahan, yakni saat bertemu Lazio di Liga Italia dan Piala Super Italia pada bulan lalu. (AFP)