Dua Mal di Jakarta Masih Jalani Pemulihan Pascabanjir
Dua mal di Jakarta belum beroperasi penuh setelah dua pekan terjadinya banjir pada awal Januari 2020. Mal Taman Anggrek dan Mal Cipinang Indah hingga Kamis (16/1/2020) masih mengupayakan pemulihan pascabanjir.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua mal di Jakarta belum beroperasi penuh setelah dua pekan terjadinya banjir pada awal Januari 2020. Mal Taman Anggrek dan Mal Cipinang Indah hingga Kamis (16/1/2020) masih mengupayakan pemulihan pascabanjir.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DPD DKI Jakarta Ellen Hidayat menyampaikan, kedua mal tersebut tergenang air saat banjir pada 1 Januari lalu. Genangan berdampak pada sistem kelistrikan mal yang berada di lantai paling bawah.
”Dua mal ini sempat tergenang sampai ke area basemen. Di lantai paling bawah, kan, jadi tempat untuk manajemen aliran listrik mal. Jadi problemnya di sana dan masih sedang dalam pembenahan,” kata Ellen saat dihubungi di Jakarta, Kamis siang.
Ellen mengakui, butuh waktu lebih dari dua pekan untuk kembali memulihkan sejumlah mal di Jakarta. Terutama beberapa mal yang sempat tergenang tidak bisa langsung beroperasi setelah banjir reda.
Kepala Promosi dan Periklanan Mal Taman Anggrek Elvira Indriasari mengatakan, Mal Taman Anggrek baru membuka lagi kawasannya pada Kamis siang ini. Meski begitu, sebagian tenant yang dikunjungi Kompas pukul 14.00 belum sepenuhnya beroperasi.
”Sebagian pegawai baru masuk pada hari ini dan masih dalam proses bersih-bersih,” ujar Venna (18), pegawai salah satu gerai makanan cepat saji. Selain itu, bioskop mal di lantai empat juga masih tutup.
Di Mal Cipinang Indah, Jakarta Timur, kawasan mal masih tertutup dengan spanduk bertuliskan ”Mohon Maaf, Mal Cipinang Indah Bisa Operasional Sampai Dengan Waktu yang Belum Ditentukan”. Petugas keamanan melarang wartawan masuk ke wilayah mal.
Pelaku usaha pun turut terdampak atas dua mal yang sedang dalam pemulihan pascabanjir. Terutama pengusaha restoran dan ritel, kan, punya bahan baku makanan atau sayuran yang membusuk. Selama tutup itu pun, pihak penyewa, kan, tidak mendapat pemasukan.
Tutupnya sejumlah mal pascabanjir tidak hanya merugikan pengelola, tetapi juga penyewa lapak mal. Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan, pihak penyewa merugi omzet akibat lebih dari dua pekan tidak beroperasi.
”Pelaku usaha pun turut terdampak atas dua mal yang sedang dalam pemulihan pascabanjir. Terutama pengusaha restoran dan ritel, kan, punya bahan baku makanan atau sayuran yang membusuk. Selama tutup itu pun, pihak penyewa, kan, tidak mendapat pemasukan,” ucap Budihardjo.
Ellen pada Selasa (7/1/2020) juga menyampaikan, jumlah pengunjung mal turun berkisar 40 persen sampai 60 persen akibat bencana banjir. Sementara itu, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta memperkirakan kerugian sektor usaha dan wisata akibat banjir mencapai Rp 1,045 triliun selama periode 1-5 Januari 2020.
Terkait kerugian pengusaha, Hippindo berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan insentif bagi pengusaha yang merugi. Insentif tersebut bisa berupa ganti rugi atau keringanan pajak bagi pengusaha.
”Kami berharap ada niat baik dari Pemprov DKI Jakarta untuk menemui pengusaha. Ini menjadi saat yang tepat untuk membahas sejumlah kebijakan dari Pemprov DKI Jakarta, terutama soal perda yang merugikan pengusaha,” ujarnya.
Ellen menyebutkan, pengelola mal pekan ini berkomitmen segera membuka kembali seluruh pusat perbelanjaan. Pihak pengelola juga menyiapkan langkah antisipasi apabila terjadi hujan deras yang berujung banjir.
”Sebagian pihak pengelola mal menyiapkan langkah agar air tidak turun ke lantai dasar. Salah satunya, dengan menyiapkan mesin pompa untuk mengeluarkan genangan,” ucapnya.
Ia menambahkan, pengelola mal berharap semua pusat belanja bisa kembali beroperasi pekan ini. ”Mal Cipinang Indah belum mengabari pihak asosiasi, tapi kami berharap pekan ini semua mal kembali beroperasi normal,” kata Ellen.