Persaingan Tunggal Putra Tetap Ketat meski Tanpa Momota
Meski pemain nomor satu dunia Kento Momota absen, persaingan nomor tunggal putra di turnamen bulutangkis Indonesia Masters 2020 tetap ketat.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Absennya Kento Momota tidak memengaruhi ketatnya persaingan nomor tunggal putra pada turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters 2020. Pemain nomor satu dunia yang sebelumnya memutuskan mundur dari Indonesia Masters untuk fokus menjaga kesehatan, kini benar-benar perlu memulihkan diri setelah mengalami musibah kecelakaan lalu lintas di Malaysia.
Indonesia Master bergulir pada 14-19 Januari yang diikuti 267 pemain dari 23 negara yang bersaing memperebutkan gelar di lima nomor dengan total hadiah 400.000 dollar AS (sekitar Rp 5,480 miliar). Turnamen ini juga dimanfaatkan atlet untuk mendulang poin kualifikasi untuk lolos ke Olimpiade Tokyo.
Andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, Senin (13/1/2020), di Jakarta, mengatakan, tanpa Momota, dirinya tetap harus berjuang maksimal karena kualitas pemain merata. ”Tidak ada Momota bukan berarti persaingan berkurang. Pemain lain juga ingin membuktikan menjadi yang terbaik. Sejak babak pertama, persaingan sudah ketat. Semua senang bermain di sini,” kata juara Indonesia Masters 2018 itu.
Persaingan antara Momota dan Anthony, yang dijuluki sebagai ”Momogi” atau Momota-Ginting, sebenarnya sangat dinantikan penggemar bulutangkis. Mereka pertama kali bersaing pada Indonesia Masters 2015 dan telah lima kali berlaga di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, termasuk pada nomor beregu dan perorangan Asian Games 2018.
Pada babak pertama, Anthony akan bertemu pemain India, Kashyap Parupalli. Apabila bisa melewati tantangan itu, Anthony punya peluang bertemu dengan sesama pemain Indonesia Tommy Sugiarto, unggulan ketiga Chen Long, atau unggulan kelima Victor Axelsen.
Selain dari Anthony, Indonesia juga menaruh harapan pada Jonatan Christie yang pada babak pertama bertemu pemain India lain, HS Prannoy.
Meski diharapkan bisa meraih gelar juara yang tahun lalu sempat hilang dari genggaman, Anthony mengatakan dirinya tidak mau terlalu terbebani dengan target. ”Saya tidak mau terlalu memikirkan hasil. Saya ingin fokus melewati setiap pertandingan dan memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Pemain Taiwan, Chou Tien Chen membenarkan, tanpa Momota, persaingan tunggal putra tetap ketat karena kualitas pemain tunggal putra kali ini cukup merata. ”Saya ingin tetap fokus pada diri sendiri. Tekanannya memang berat, tetapi semakin besar tekanan, semakin besar juga semangat saya untuk melakukan yang terbaik,” tuturnya.
Tahun lalu, Chou tersisih di babak pertama setelah kalah dari tunggal putra Malaysia, Lee Zi Jia. Dia memasang target untuk melebihi hasil buruk tersebut dan berharap dukungan penonton Istora padanya akan menjadi modal berharga.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, Anthony dan Jonatan mempunyai tugas berat pada turnamen ini untuk mempertahankan posisi delapan besar dunia. ”Kalau mereka bisa tampil konsisten, mereka aman. Peringkat dunia ini sangat memengaruhi susunan pemain dalam Olimpide Tokyo 2020,” kata Susy.
Selain dari tunggal putra, Susy berharap agar pemain-pemain dari nomor lainnya juga dapat menunjukkan hasil yang terbaik. Dari ganda campuran, misalnya, pasangan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti diharapkan bisa meraih prestasi untuk memperbaiki peringkat dunia. ”Hafiz/Glo yang saat ini menempati peringkat sembilan, kami harapkan bisa naik ke posisi enam besar. Adapun Praveen/Melati yang sekarang duduk di posisi lima besar bisa masuk ke peringkat empat,” katanya
Kecelakaan
Momota yang mengalami kecelakaan lalu lintas menjadi juara tunggal putra turnamen Malaysia Masters. Kecelakaan terjadi pada Senin pukul 04.57 waktu setempat di Km 13 Maju Expressway (Mex Highway), Kuala Lumpur, Malaysia. Minibus yang ditumpangi pemain Jepang itu bersama tiga penumpang lainnya dalam perjalanan dari hotel di Bukit Jalil menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur menabrak bagian belakang truk pengangkut tanah.
Pengemudi kendaraan, Bavan Nageswaru, tewas seketika. Adapun Momota mengalami patah tulang hidung dan luka di wajah. Tiga penumpang lain adalah asisten pelatih tim Jepang Yu Hirayama yang mengalami cedera kaki kanan, fisioterapis tim Jepang Morimoto Akifumi mengalami gegar otak dan patah tulang, dan petugas BWF William Thomas luka di kaki dan dahi. Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) menyatakan, para korban dirawat di Rumah Sakit Putrajaya.
”BAM bekerja sama dengan Pemerintah Malaysia dan Rumah Sakit Putrajaya untuk memastikan mereka mendapatkan layanan medis terbaik,” demikian pernyataan resmi BAM.
Kecelakaan terjadi kurang dari 12 jam setelah Momota memastikan gelar Malaysia Masters 2020. Pada laga final di Axiata Arena, Minggu (12/1/2020) itu, Momota mengalahkan pemain Denmark, Viktor Axelsen, 24-22, 21-11. Momota sudah memastikan mundur dari Indonesia Masters 2020 sebelum kecelakaan maut itu terjadi.
Anthony dan Chou Tien Chen merasa prihatin dengan kecelakaan yang dialami Momota. Mereka berharap pemain terbaik dunia itu mendapatkan perawatan terbaik dan segera pulih dari kondisinya saat ini.