Paus Bungkuk Sepanjang 14 Meter Mati Terdampar di Asahan
Seekor paus bungkuk (”Megaptera novaeangliae”) ditemukan mati terdampar di perairan Asahan di dekat Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (11/1/2020).
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
DOKUMENTASI DINAS PERIKANAN ASAHAN
Seekor paus bungkuk mati terdampar di perairan Asahan di dekat Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (11/1/2020). Paus sepanjang 14 meter dengan berat lebih kurang 18 ton itu diduga terpisah dari kelompoknya akibat kerusakan sistem navigasi.
ASAHAN, KOMPAS — Seekor paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) ditemukan mati terdampar di perairan Asahan di dekat Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (11/1/2020). Paus sepanjang 14 meter dengan berat lebih kurang 18 ton itu diduga terpisah dari kelompoknya karena kerusakan sistem navigasi.
”Paus ini pertama kali terdampar di perairan Asahan pada Rabu (8/1/2020). Para nelayan berhasil menggiringnya ke perairan yang lebih dalam saat air pasang,” kata Kepala Bidang Pengendalian Usaha Perikanan Dinas Perikanan Asahan Tommy Prasetya.
Tommy mengatakan, paus itu kembali ditemukan terdampar pada Jumat. Para nelayan dan petugas gabungan dari sejumlah instansi pun berusaha menggiringnya ke laut yang lebih dalam, tetapi tidak bisa. Pada Sabtu siang, paus tersebut pun mati.
Seekor paus bungkuk mati terdampar di perairan Asahan di dekat Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (11/1/2020).
Tommy mengatakan, berdasarkan pengamatan visual, mamalia laut itu diduga adalah paus bungkuk. Panjang dari ekor sampai mulut 14 meter, panjang badannya 6,5 meter, sirip kiri dan kanan masing masing 5 meter, dan beratnya diperkirakan 18 ton.
”Badannya warna biru kehitaman dan ada totol-totol yang menonjol di kepala. Bukaan mulutnya cukup lebar dan mempunyai balin (tulang penyaring makanan dari air). Berdasarkan referensi, kami menduga mamalia laut ini jenisnya adalah paus bungkuk,” kata Tommy.
Tommy mengatakan, perairan Asahan bukan jalur pelintasan paus karena jenis perairannya landai, berlumpur, dan sangat dangkal. Hal itu membuat paus sangat mudah terdampar jika tersesat ke perairan Asahan. ”Sepanjang catatan kami, baru kali ini paus terdampar di perairan Asahan,” katanya.
Sepanjang catatan kami, baru kali ini paus terdampar di perairan Asahan.
Menurut Tommy, mamalia laut tersebut diduga terdampar karena rusaknya sistem navigasinya. Paus itu diduga terpisah dari kelompoknya karena mengalami disorientasi.
Tommy mengatakan, bangkai paus bungkuk itu akan ditambatkan di perairan tersebut agar mengalami pembusukan secara alami. Mereka tidak mengevakuasi ke darat karena ukurannya yang besar dan hampir 1 kilometer dari bibir pantai. Pantai di perairan itu juga berlumpur. ”Proses pembusukan tidak mengganggu karena posisi bangkai paus jauh dari permukiman dan tidak berada di jalur pelayaran,” katanya.
Dalam foto arsip yang direkam pada 15 Agustus 2018 ini, seekor paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) terlihat di perairan Los Cabos, Baja California Sur, Meksiko.
Tommy mengatakan, opsi lain adalah menenggelamkan paus di perairan dengan kedalaman lebih dari 20 meter. Namun, paus itu harus dievakuasi cukup jauh dan harus diberikan pemberat lebih dari 20 ton. ”Kami memilih untuk menambatkan paus agar mengalami pembusukan secara alami,” kata Tommy.
Penanganan bangkai paus itu pun dilakukan bersama Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Padang, Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan, Stasiun Karantina Ikan Tanjungbalai, serta Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjungbalai.
Kepala Desa Silo Baru Ahmad Sofyan mengatakan, paus itu sebelumnya sudah ditemukan nelayan pada Rabu (8/1/2020) dalam kondisi terdampar. Para nelayan pun berupaya menyelamatkan paus itu dengan mengevakuasinya ke perairan yang lebih dalam saat air pasang. ”Beberapa kapal nelayan menggiring hingga mamalia laut itu bisa berenang di perairan yang lebih dalam,” katanya.
Namun, para nelayan kembali menemukan paus itu terdampar pada Jumat (10/1/2020). Paus itu pun akhirnya mati pada Sabtu siang. Menurut Sofyan, para nelayan sebelumnya tidak pernah melihat paus terdampar di sekitar perairan Asahan.