Menjaga Kesehatan Perempuan Hamil
Hendaknya remaja Indonesia mempersiapkan diri untuk berumah tangga, merencanakannya dengan baik, dan merencanakan juga kapan akan mempunyai anak.

DR SAMSURIDJAL DJAUZI
Setelah menikah dua tahun yang lalu, kami bersepakat untuk punya anak. Saya berusia 26 tahun dan suami 28 tahun. Kami sudah siap karena penghasilan kami berdua rasanya cukup untuk membiayai anak nanti. Saya juga sekarang mempunyai penghasilan pasif, selain bekerja sebagai pegawai bank swasta.
Saya menjadi agen asuransi dan kelihatannya penghasilan sebagai agen asuransi lumayan bahkan dapat melampaui gaji saya di bank. Jika saya punya anak nanti, saya akan lebih mengutamakan kegiatan sebagai agen asuransi karena waktu kerjanya fleksibel sehingga saya dapat merawat anak saya dengan baik.
Sekarang saya hamil 2 bulan. Saya tak mengalami banyak keluhan. Semula memang ada rasa mual, tetapi hanya sebentar. Sekarang nafsu makan saya bertambah dan berat badan saya naik dengan cepat. Saya telah membaca cukup banyak tentang kesehatan ibu hamil, proses melahirkan, menyusui, dan pendidikan anak. Saya mencoba menyiapkan diri untuk menjadi ibu yang baik. Saya tak ingin menyerahkan pengasuhan anak saya pada asisten rumah tangga karena saya berpendapat pengasuhan anak oleh ibu jauh lebih baik.

Forum Diskusi Kesehatan bertema Merencanakan Kehamilan Agar Janin Tumbuh Sehatan digelar harian Kompas dan Siloam Hospitals di Hotel Veranda, Kebayoran, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Kadang-kadang saya merasa khawatir pada keadaan hamil dan proses persalinan. Dalam laporan Kementerian Kesehatan, angka kematian ibu hamil masih tinggi. Bahkan, Presiden memberi instruksi khusus pada Menteri Kesehatan untuk menurunkan angka kematian ibu hamil.
Saya berharap saya dapat menjalani kehamilan ini dengan selamat, janin dalam kandungan saya tumbuh dengan baik, dan saya dapat melaksanakan ASI eksklusif serta memberi makanan tambahan yang sesuai nantinya pada anak saya setelah ASI eksklusif.
Setahu saya pendidikan perempuan di negeri kita sudah meningkat, pendapatan per kapita warga negara Indonesia juga sudah meningkat, tetapi kenapa angka kematian ibu masih tinggi.
Apa yang harus dijalani oleh ibu hamil agar tetap sehat semasa kehamilan dan menjalani proses kehamilan dengan aman? Apa yang sudah disediakan pemerintah dan bagaimana keluarga dan masyarakat dapat membantu menurunkan angka kematian ibu di negeri kita? Mohon penjelasan Dokter.
Z di J

Semina Gombo (32), Sarah Uaga (27) dan Sale Gombo (27) (kiri ke kanan) berjalan beriringan menuju rumah honai Novalia Kenelek (24) di Kampung Wollo, Distrik Wollo, Jayawijaya, Papua, Rabu (14/6/2017). Kunjungan kader kesehatan itu dilakukan untuk memastikan kehamilan dan persalinan setiap ibu hamil berlangsung sehat dan lancar.
Pertama saya ingin mengucapkan selamat atas kehamilan Anda yang sudah lama direncanakan. Kehamilan merupakan waktu yang ditunggu oleh keluarga. Kedatangan anggota keluarga baru akan menambah kebahagiaan keluarga sekaligus meneruskan keturunan. Saya menghargai bahwa Anda dan suami telah merencanakan kehamilan dengan baik.
Hendaknya remaja Indonesia mempersiapkan diri untuk berumah tangga, merencanakannya dengan baik, dan merencanakan juga kapan akan mempunyai anak. Generasi milenial kita perlu menjadi generasi yang mempunyai perencanaan yang baik.
Angka kematian ibu di negeri kita memang masih tinggi, tahun 2018/2019 masih 305 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih amat tinggi dan tugas kita bersama untuk menurunkannya.
Faktor yang menjadi risiko kematian ibu, antara lain, rendahnya pendidikan ibu termasuk pemahaman mengenai kesehatan reproduksi, melahirkan terlalu banyak, terlalu dekat, usia ibu terlalu muda, dan kurangnya asuhan perawatan kehamilan.
Pemerintah telah berusaha untuk membangun fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia dilengkapi oleh tenaga kesehatan. Namun, masih banyak ibu hamil yang menghadapi hambatan untuk mengakses layanan ibu hamil dan persalinan. Penyebab kematian ibu hamil terutama karena perdarahan, infeksi, serta eklampsia.
Untuk merencanakan kehamilan, ibu perlu dalam keadaan sehat dan gizi baik. Jika ada anemia, hipertensi, diabetes, perlu diobati dan dikendalikan. Keadaan gizi sewaktu hamil menentukan tumbuh kembang janin yang sedang dikandung. Seribu hari pertama kehidupan dimulai dari pembuahan sampai usia dua tahun.
Jika masa 1.000 hari pertama ini dijaga dengan baik, diharapkan anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Pertumbuhan dapat dinilai dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala, sedangkan perkembangan anak berupa pembentukan dan perkembangan kecerdasan anak. Pada 1.000 hari pertama otak mengalami kemajuan pesat. Saat lahir volume otak anak sudah mencapai 50 persen, pada usia 2 tahun mencapai 80 persen dari otak orang dewasa. Jadi, masa sampai usia dua tahun adalah masa yang penting untuk perkembangan kecerdasan anak.
Apa yang harus diperhatikan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak? Asupan gizi harus lengkap dan seimbang. Gizi ibu hamil kerap terabaikan karena pengeluaran rumah tangga diutamakan untuk keperluan lain, seperti sewa rumah, bayar listrik, uang sekolah anak, dan biaya rokok sang bapak.
Hendaknya kita semua peduli pada gizi ibu hamil. Ibu hamil harus cukup mengonsumsi makanan dengan susunan yang seimbang 50 persen karbohidrat, protein 10 persen sampai 15 persen, dan lemak 30 persen. Ibu hamil juga memerlukan vitamin dan mineral. Pada waktu pemeriksaan kehamilan, selain memeriksa tekanan darah dan gula, diperiksa berat badan ibu dan kemungkinan kurang darah (anemia).
Pemeriksaan kehamilan dilakukan secara teratur. Pada pemeriksaan kehamilan, selain kesehatan ibu, dapat dinilai juga pertumbuhan dan posisi janin untuk merencanakan persalinan. Persalinan dilaksanakan di layanan kesehatan yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan serta peralatan lengkap. Jika ditemukan kesulitan pada persalinan, ibu dapat dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan yang lebih lengkap.
Bayi yang baru lahir akan dinilai kesehatannya dan mendapat suntikan vitamin K dan hepatitis B. Kita semua sudah memahami pentingnya air susu Ibu. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau masalah kesehatan lain perlu mendapat perawatan khusus.
Bayi berhak mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan. Artinya tidak diberikan sumber nutrisi lain, seperti pisang, biskuit, atau susu buatan. ASI merupakan nutrisi paling baik dan sesuai untuk bayi sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi diberi makanan pendamping ASI.
Untuk mencegah penularan penyakit bayi harus mengikuti program imunisasi. Imunisasi merupakan upaya kesehatan paling utama di samping air bersih. Kita berharap semua ibu sudah memahami hal ini dan tidak terpengaruh oleh informasi yang kurang tepat mengenai imunisasi. Ibu hendaknya menganggap imunisasi adalah hak bayi untuk terhindar dari penyakit.
Ibu harus memperingatkan pemerintah sekiranya terjadi kekurangan atau kelangkaan vaksin yang diperlukan. Infeksi yang dapat menular dari ibu ke bayi, di antaranya hepatitis virus, HIV, dan infeksi menular seksual. Karena itulah pemerintah meluncurkan program triple eliminasi dengan tujuan melenyapkan ketiga penyakit tersebut sehingga bayi yang baru lahir tak tertular.
Keluarga dan masyarakat perlu memanfaatkan kemudahan yang disediakan pemerintah, menjaga kesehatan ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Semoga Anda tetap sehat selama kehamilan, lancar dalam persalinan. Anak Anda juga sehat dan cerdas sehingga menjadi harapan kita untuk meneruskan pembangunan bangsa kita ini.