Kemah Seru di Cipamingkis
Kemah saat musim hujan begini tetap seru, asalkan lokasi yang dipilih tepat. Coba yuk ke Curug Cipamingkis di Jonggol. Relatif dekat dari Jakarta, pemandangan dan fasilitasnya mantap.
Berkemah di alam terbuka. Dekat dari air terjun dan aliran sungai jernih. Ada kolam renang, spot-spot swafoto yang aduhai, tempat makan, rumah pohon, dan hutan pinus. Di Curug Cipamingkis, Bogor, semua itu terpenuhi.
Wisata Alam Curug Cipamingkis berada di Desa Wargajaya, Sukamakmur, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Paling mudah mencapai tempat ini dengan kendaraan pribadi dan menggunakan aplikasi peta digital di telepon pintar. Sabtu (21/12/2019), perjalanan dari Jakarta berakhir di Tol Sentul 1, lalu menuju Citeureup dan terus mengikuti petunjuk peta digital sampai ke Sukamakmur, berlanjut ke Wargajaya.
Setelah naik turun ruas perbukitan, menembus kawasan industri, kesibukan di pasar yang sempat mengunci lalu lintas, juga area pertambangan, seusai melewati obyek wisata Curug Ciherang, gerbang wisata Curug Cipamingkis ada di sebelah kiri jalan. Dari Tol Sentul 1, masih 1,5-2 jam perjalanan lagi menuju Cipamingkis. Tak jauh beda ketika keluar dari Jalan Tol Cibubur atau Jalan Tol Citeureup dari arah Jakarta.
Jika datang sendiri tanpa ikut rombongan, bisa langsung membeli tiket di gerbang utama. Ada biaya masuk, parkir kendaraan, dan retribusi Perhutani, total Rp 20.000-Rp 30.000 per orang. Harga ini bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk bisa menikmati fasilitas lain yang di sana tentu akan ada biaya tersendiri. Jam buka sejak pukul 08.00 hingga pukul 17.00.
Namun, tanpa menginap, rasanya kurang puas menikmati lokasi keren ini. Dari situs Curug Cipamingkis Bogor, disarankan untuk memesan paket wisata yang disediakan pengelola yang bekerja sama dengan Perhutani KPH Bogor. Ada paket kamping, ada paket menginap di rumah pohon dan vila yang tersedia. Ada pula paket lengkap dengan kegiatan permainan di alam bebas, penelusuran hutan pinus, dan lainnya. Setiap tempat menginap bisa untuk empat orang hingga 25 orang.
Baca juga: Resolusi Tahun Baru
Kemah keluarga
Pada Sabtu hingga Minggu (22/12/2019), kesempatan menikmati Cipamingkis dengan cara agak berbeda ditawarkan oleh Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I). K3I kondang dengan gelaran kamping bersama yang telah dirintis sejak 2015. Selain Jabodetabek, K3I juga merambah ke daerah lain di Jawa dan luar Jawa.
Setiap bulan, selalu ada lokasi berbeda yang ditawarkan K3I untuk kemah keluarga ramai-ramai. Kebetulan Cipamingkis dipilih sebagai kegiatan kamping paling buncit sekaligus menutup rangkaian kamping keluarga tahun kemarin. Biaya yang dikenakan Rp 80.000 per orang, parkir mobil Rp 20.000. Kalau tidak membawa tenda sendiri, bisa sewa Rp 100.000-Rp 150.000 per unit kapasitas 4-6 orang. Bahan makanan, peralatan masak, pelapis alas tenda anti-air, kantong tidur atau peralatan tidur, harus bawa sendiri-sendiri.
”Namanya juga kemah keluarga, ini ajang kumpul-kumpul. Banyak yang tidak saling kenal sebelumnya, tapi karena sama-sama suka kamping bisa kenalan di sini. Tambah saudara,” kata Bharata Ceppy Asmara Lubis, pendiri K3I.
Namanya juga kemah keluarga, ini ajang kumpul-kumpul. Banyak yang tidak saling kenal sebelumnya, tapi karena sama-sama suka kamping bisa kenalan di sini. Tambah saudara.
Laki-laki kelahiran tahun 1971 itu mengatakan, sebagai orang yang gandrung kegiatan kepencintaalaman pada masa muda dulu, saat berkeluarga pun ingin melanjutkan hobinya.
”Dulu sekeluarga saja sendiri kamping, pindah-pindah tempat. Lama-lama ajak teman-teman sesama hobi kamping, kamping bareng. Awalnya, kami Green Mountain Family Camp Community. Sekarang, selain masih ada situs K3I, yang lebih update informasi kegiatan kami itu di Facebook Fan Page dan Whatsapp grup. Total ada 22 WA grup, satu WA grup bisa beranggotakan 200 keluarga,” kata Ceppy.
Jumlah anggota di setiap grup WA bisa berubah, hampir selalu ada yang baru setiap bulan. Setiap kamping, selalu ada keluarga baru bergabung. Di akhir Desember lalu, bertepatan dengan awal libur sekolah, di Cipamingkis sekitar 120 keluarga berkumpul dalam tenda-tenda berwarna-warni di hamparan lahan kemah. Menurut Ceppy, kali ini memang terbilang overload karena biasanya sekitar 50 keluarga saja yang ikut.
Sabtu pagi itu, sebagian keluarga berangkat dari rumah sekitar pukul 05.00. Tiba di lokasi suasana akrab dibangun dengan saling memanggil Om dan Tante bagi para peserta dewasa. Panitia, dikomandoi Ceppy dan Om Yuli, membantu mendirikan tenda peserta pertama yang tidak terbiasa mendirikan tenda sendiri. Acara masak-masak di setiap keluarga cepat dimulai, sebagian lain sarapan dari bekal yang dibawa.
Baca juga: Rela Antre demi Bus Tingkat Jakarta
Siangnya, hampir semua peserta telah datang. Digelar hajatan nasi liwetan bersama. Setiap keluarga menyumbangkan nasi, sayur, lauk pauk, dan penganan di daun pisang yang ditata memanjang di jalur kecil di depan deretan tenda. Makan siang nikmat, kenyang sembari saling sapa, tertawa, tentu saja foto-foto ceria.
Bebas menjelajah
Seusai makan siang, acara bebas bagi semua peserta. Mulailah petualangan meniti jalur dari tatanan batu menuju Curug Cipamingkis. Sebenarnya paling tak sampai 30 menit untuk bisa mencapai air terjun ini, tetapi di sepanjang jalan banyak ”godaan”. Ada spot-spot cantik untuk anak-anak berlarian, bermain, mengeksplorasi, plus berswafoto. Ada bintang besi raksasa, anjungan kapal menjorok ke sungai, anjungan I Love U, atau giant kupu-kupu kuning. Taman-tamannya tertata dan bersih, ada pondok-pondok untuk bersantai, tegakan pohon tak putus di sekeliling kita.
Sesampainya di curug, tanjakan yang sempat membuat tersengal terlupakan. Telusuri hati-hati batu-batu besar di sana untuk mencapai kolam kecil tepat di bawah curahan air yang tak pernah putus. Pasrah saja kalau basah, berendam dan berlama-lama makin asyik jadinya. Tapi, waspadai peringatan di lokasi curug. Saat mulai mendung dan gerimis, balik kanan segera. Bisa jadi limpahan air dari hulu saat hujan deras turut membawa bebatuan dan lumpur yang bakal membahayakan diri.
Waspadai peringatan di lokasi curug. Saat mulai mendung dan gerimis, balik kanan segera. Bisa jadi limpahan air dari hulu saat hujan deras turut membawa bebatuan dan lumpur yang bakal membahayakan diri.
Segar luar biasa, tapi masih ingin main air? Geser yuk ke kolam renang di tengah lokasi wisata seluas 16,5 hektar ini. Di kolam ini, ada yang dangkal dan yang dalam. Ada air terjun buatan bersumber langsung dari Curug Cipamingkis. Dari curug pula, mengalir sungai alami dan sebagian lagi dialirkan ke sedikitnya tiga lokasi kamar mandi umum sederhana tetapi cukup bersih dan banyak biliknya. Selain kolam renang besar, ada kolam khusus anak-anak dengan berbagai permainan airnya. Orangtua cukup mengawasi saja di tepian kolam.
Yang membuat makin suka adalah jembatan gantung di sana. Saat malam hari, jembatan ini tetap bisa dilalui karena dilengkapi lampu warna-warni. Fasilitas mushala tersedia. Semua fasilitas di Cipamingkis bisa digunakan bebas bagi peserta K3I. Siapkan uang kecil saat memakai kamar mandi meski tidak setiap kali penggunaan harus membayar. Bagi yang tak ingin masak, pastikan uang tunai tersedia untuk bertransaksi di sederet warung sederhana di sana yang siap mengisi perut dengan aneka menunya.
Pada sore hingga malam hari, seusai membersihkan diri dan berganti pakaian, acara masak-masak jadi pilihan. Coba saja membuat api unggun sendiri dari ranting pohon yang cukup mudah dicari di sana. ”Biar terasa kampingnya,” kata seorang peserta yang sibuk menyalakan api unggun.
Suhu udara di Cipamingkis yang berada di ketinggian 900 meter dari permukaan air laut itu bisa berkisar 18-20 derajat celsius. Di bulan-bulan ini, hujan selalu berpotensi turun, pakaian kering harap selalu disiapkan dan pastikan kondisi di dalam tenda juga kering.
Suhu udara di Cipamingkis yang berada di ketinggian 900 meter dari permukaan air laut itu bisa berkisar 18-20 derajat celsius. Di bulan-bulan ini, hujan selalu berpotensi turun, pakaian kering harap selalu disiapkan dan pastikan kondisi di dalam tenda juga kering.
Om Ceppy dan Om Yuli malam itu mengajak peserta berkumpul di api unggun besar yang telah mereka siapkan. Mereka saling berbagi cerita tentang K3I dan kegiatan seru kamping bulanan itu. Di kegiatan kamping sebelum-sebelumnya, acara udar rasa ini kadang menghadirkan psikolog anak untuk berbagi cerita dengan para orangtua. Ada panitia yang mengajak anak-anak bermain bersama agar saling kenal dan mengenal kegiatan luar ruang.
Baca juga: Yuk Nongkrong di M Bloc Space
Baca juga: Bahagia Warga di Pesta Rakyat
”Kita memang mau menularkan family camp yang dulu belum ramai sekarang jadi ngetren. Dengan sosmed jadi ampuh banget penularannya. Yang pasti di grup WA dan FB, kami harus galak. Ngobrol fokus soal fam camp, jangan isu-isu yang bisa memecah belah grup yang anggotanya bermacam-macam ini. Boleh juga kalau ada yang mau jualan, tetapi ada waktunya dan ada syaratnya,” kata Ceppy.
Yang pasti, syarat pemilihan lokasi kemah keluarga ala K3I memang bersih, terjangkau dari sisi akses, keamanan terjamin, dan dekat dengan fasilitas kesehatan. Mereka bisa tiga bulan sebelum hari-H sudah survei untuk menentukan lokasi sebelum menawarkan kepada anggotanya.
Biaya miring, komunitas yang longgar sifat keanggotaannya tetapi akrab, lokasi-lokasi yang terpilih, menjadi daya tarik K3I. Oh ya, jangan kaget kalau di Cipamingkis tidak ada sinyal. Ketiadaan sinyal terbukti membuat keluarga makin akrab tanpa diributkan berbagai bunyi notifikasi di ponsel kita. Jadi ingin segera ikut kamping K3I berikutnya.