BANDAR LAMPUNG, KOMPAS Jalan lintas barat Sumatera penghubung Lampung-Bengkulu di Kabupaten Pesisir Barat terputus. Peristiwa itu karena banjir bandang dan longsor di tiga desa di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung, sejak Kamis (9/1/2020) malam.
Sekretaris Camat Semaka Zailani menyebutkan, desa itu adalah Desa Way Kerap, Desa Sedayu, dan Desa Pardawaras. Banjir sekitar pukul 19.30 itu dipicu jebolnya tanggul Sungai Way Kerap akibat hujan deras lebih dari empat jam. Perbukitan di sisi kanan dan kiri jalan lintas barat itu longsor.
”Tiga desa itu juga terisolasi enam jam. Tim SAR gabungan baru bisa masuk ke lokasi Jumat dini hari,” kata Zailani, Jumat sore. Selain tertutup longsoran, jalan juga tertutup batang pohon dan batu-batuan. Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus Nugroho mengatakan, hingga Jumat, tim SAR gabungan masih berupaya menyingkirkan tanah dan batu. Ia belum dapat memastikan kapan pembersihan material longsor selesai.
Di Karawang, Jawa Barat, dua hari terakhir turun hujan lebat. Sejumlah desa kembali banjir, Jumat dini hari. Sejak Kamis, hujan tak henti membasahi Kampung Cipancuh, Desa Tegalwaru, Cilamaya Wetan. Desa itu juga kebanjiran pada malam pergantian tahun. ”Kenyeut (hanyut) semua,” kata Darsi (70), warga desa itu.
Di Karawang, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penanganan banjir dilakukan dengan membangun bendung di atas Sungai Cibeet dan Cilamaya. Kamis lalu, hujan disertai angin kencang melanda sejumlah daerah di Karawang. Belasan rumah rusak dan pohon tumbang.
Mulyanto (27), petugas museum Situs Batujaya di Kecamatan Batujaya, mengatakan, Kamis malam angin merobohkan pohon besar di museum, pohon cemara dan besiah. Banjir juga melanda Demak, Jawa Tengah. Kemarin, ratusan warga Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, masih mengungsi. Logistik, obat, dan tenaga kesehatan disiapkan.
Banjir terjadi Kamis pukul 10.00 akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang. Lebih dari 2.500 jiwa terdampak. ”Kejadiannya sangat cepat, tetapi beberapa barang masih bisa diselamatkan,” kata Kosim (43).
NTB dan Papua
Di Nusa Tenggara Barat, kabupaten maupun kota bersiap mengantisipasi banjir, longsor, dan puting beliung. Koordinasi lintas pemangku kepentingan diperkuat, posko terpadu dibangun, peralatan disiapkan, hingga mendorong kesiapsiagaan.
Hal itu merupakan tindak lanjut status siaga darurat bencana alam hingga 31 Maret 2020. Status siaga darurat itu ditetapkan enam kabupaten/kota, yakni Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Kota Bima, Lombok Tengah, dan Lombok Utara, serta ditindaklanjuti dengan penetapan status yang sama di tingkat provinsi.
Kepala BPBD Kabupaten Bima Aries Munandar mengatakan, koordinasi dilakukan lintas pemerintah dan dengan TNI/Polri. ”Kami rapat koordinasi dan apel siaga,” katanya. Di Papua, 2.000 personel Satgas Bencana siaga mengantisipasi banjir bandang dan longsor. Awal Januari, curah hujan sangat tinggi.
Daerah rawan longsor dan banjir di pesisir dan pegunungan tengah adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Merauke, Nabire Puncak Jaya, Tolikara, Yahukimo, Nduga, Yalimo, Lani Jaya, Mamberamo Tengah, dan Puncak. ”Warga di dekat perbukitan dan sungai kami imbau lebih waspada,” kata Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili. (VIO/DIT/MEL/DKA/ZAK/FLO)