Stasiun televisi Jerman ARD mengungkap manipulasi kasus doping di cabang angkat besi dan korupsi yang melibatkan Komite Olimpaide Internasional (IOC) dan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF). IOC bantah tuduhan itu.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
LONDON, KAMIS – Kasus doping di dunia angkat besi internasional memasuki babak baru. Tuduhan adanya manipulasi doping dan korupsi yang melibatkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Federasi Angkat Besi Dunia (IWF) menguat dengan adanya sejumlah bukti yang dipaparkan oleh stasiun televisi Jerman ARD.
Tuduhan korupsi manipulasi doping itu terungkap dalam tayangan laporan bertajuk ”Secret Doping- the Lord of the Lifters”, Rabu (8/1/2020). Dalam tayangan itu, ARD memaparkan detail penyelewengan, termasuk data baru tiga nama atlet dengan sampel doping yang dimanipulasi.
Laporan itu disampaikan sebagai tanggapan terhadap pernyataan IOC yang menilai bahwa tuduhan ARD terkait data doping dan korupsi di angkat besi sangat serius dan mengkhawatirkan. ARD mengklaim, berdasarkan bukti keuangan dan bukti sampel doping yang mereka pegang, pernyataan IOC menyesatkan atau tidak tepat.
ARD menunjukkan kecurigaan adanya manipulasi urine di laboratorium kontrol doping di Koln, Jerman. Berdasarkan laporan televisi itu, karyawan Badan Anti-doping Hongaria (HUNADO) dapat disuap untuk menyediakan sampel urine palsu. Adapun tim dokter di Moldova menyediakan jasa tes urine "bersih" seharga 60-200 dollar AS (sekitar Rp 822.000-Rp 2.740.000).
Kecurigaan manipulasi urine ini dilakukan misalnya kepada tiga lifter Hongaria yakni Ghenadie Dudoglu, Artiom Pipa, dan Iurie Bulat pada 13 Oktober 2014. Ketiganya lalu dinyatakan positif doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2015 di Houston, Amerika Serikat.
Stasiun televisi itu juga secara diam-diam menayangkan pernyataan atlet angkat besi Thailand Siripuch Gulnoi yang mengaku menggunakan obat-obatan terlarang sebelum memenangi medali perunggu Olimpiade London 2012. Gulnoi mengatakan obat-obatan itu telah membuat rahangnya seperti pria dan menumbuhkan kumis.
“Tetapi, mereka yang bertanggung jawab tidak peduli dengan kesehatan," kata Gulnoi. Ia juga menyatakan bahwa beberapa gadis di Thailand mulai melakukan doping ketika mereka masih berusia 13 tahun untuk mempersiapkan kompetisi nasional.
Rekening mencurigakan
Selain menyelidiki kasus doping, ARD juga menelusuri transaksi rekening mencurigakan pada bank di Swiss. Menurut tayangan stasiun televisi yang juga pernah mengungkap kasus doping Rusia pada 2014 itu, uang sebesar 5,5 juta dollar AS dan 8 juta dollar AS telah ditransfer dari IOC kepada IWF, yang hanya dapat diakses oleh Presiden IWF, Tamas Ajan.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) menilai tuduhan doping dan korupsi pada federasi angkat besi internasional yang disiarkan oleh televisi jerman ARD sangat serius dan mengkhawatirkan. Tuduhan itu, menurut IOC, dibuat tidak mempunyai dasar atau bukti yang jelas.
"IOC mencatat laporan ARD. Tuduhannya sangat serius dan mengkhawatirkan. IOC ingin mengklarifikasi bahwa—bertentangan dengan apa yang diklaim oleh ARD—laporan itu tidak memiliki \'sebagian besar dokumen\' yang menjadi dasar film. Ini berlaku untuk dokumen mengenai statistik doping dan terkait dugaan penyimpangan keuangan,” tulis IOC dalam siaran pers.
Kasus doping bukan hal baru pada cabang angkat besi. Sejumlah kasus kerap bermunculan selama beberapa dekade terakhir. Dengan semakin masifnya kasus doping, IOC sempat mengancam akan menarik status angkat besi sebagai cabang Olimpiade.
Berbeda dengan IOC yang justru menampik laporan ARD, IWF justru menyatakan akan menindaklanjuti siaran itu. “Di tengah sejumlah kepalsuan, tuduhan tidak berdasar, dan rumor yang tidak terbukti sejak 2008, tampaknya ada beberapa informasi segar yang mungkin berguna bagi upaya IWF untuk mempromosikan olahraga bersih,” kata perwakilan IWF, seperti dikutip harian Pakistan The Express Tribune.
“IWF akan bergerak sangat cepat untuk menyelidiki masalah itu dan telah meminta transkrip dan materi siaran. IWF menanggapi tuduhan ini dengan sangat serius dan, jika perlu, akan mempertimbangkan bantuan pihak ketiga yang independen dalam menyelidiki masalah ini,” demikian pernyataan tersebut. (AFP)