Kemelut Genangan Air di Semanan yang Tak Kunjung Tuntas
Banjir sejak sepekan lalu masih menggenangi sebagian wilayah Jakarta. Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, menjadi salah satu wilayah yang terdampak dan belum sepenuhnya normal hingga Rabu (8/1/2020).
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
Roni begitu sibuk menyapu genangan ke luar rumah. Lantai rumah itu tergenang air hitam keruh dari selokan yang meluap di Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.
Genangan di sekitar rumahnya masih sulit dibersihkan lantaran air di selokan masih tinggi. Di sepanjang kawasan itu, tinggi genangan berkisar 15 sentimeter hingga 20 sentimeter.
Kawasan RT 002 RW 001 yang merupakan lingkungan rumah Roni hanyalah satu dari sekian wilayah RT yang tergenang akibat banjir. Rabu (8/1/2020) siang itu, selain rumah Roni, masih ada belasan rumah yang tergenang.
Semanan menjadi wilayah terdampak banjir karena hujan deras saat pergantian tahun, Rabu (1/1/2020). Saat itu, tinggi genangan di Semanan mencapai 2 meter.
Saat banjir di kawasan Jabodetabek, hampir seluruh wilayah Semanan turut terendam hingga menyisakan bagian plafon rumah warga. Perabot, pakaian, serta surat-surat penting milik warga ikut terendam.
Berbeda dengan beberapa kawasan yang genangannya surut setelah sepekan, sebagian lokasi di Semanan kini masih tergenang air. Di sejumlah rumah, masih ditemukan genangan setinggi 15 sentimeter.
Akibatnya, hampir sepekan pula warga kesulitan beraktivitas. Hal itu lantaran pasokan listrik dan air bersih belum sepenuhnya normal pascabanjir.
Roni bercerita, jaringan air bersih sebenarnya sudah aktif pada Jumat (3/1/2020). Namun, aliran air itu terlalu kecil untuk berbagai kebutuhan.
”Jangankan buat bersih-bersih rumah, buat mandi saja air itu enggak cukup. Saya pun belum mandi sejak dua hari lalu,” kata pria usia 33 tahun ini.
Jujuk Juhaena, warga RT 007 RW 001, mengakali kekurangan air dengan menadah hujan pada baskom besar. Tadahan itu kemudian dipakainya untuk mencuci dan mandi.
”Air pipa yang menyala kecil saya tadah di sebuah ember, sedangkan ember yang lainnya untuk menadah hujan. Mau bagaimana lagi, puluhan pakaian saya terendam dan kini berbau, harus segera dicuci,” ujarnya.
Ari Sukmawan, Ketua RT 007 RW 001 Semanan, mengatakan, warga masih kekurangan air bersih untuk mandi. Sekitar 300 keluarga di wilayahnya berusaha menghemat air untuk kebutuhan di rumah masing-masing.
”Sebagian warga tidak mandi demi menghemat air. Sebagian lagi ada yang menumpang di masjid karena airnya telah ditampung di ember,” ucapnya.
Warga juga kesulitan mencari makanan dan pakaian. Abdul Rahman (40), warga RT 010 RW 001, mengatakan, hal itu karena distribusi bantuan kurang merata dan hanya terpusat di jalan yang dapat dilalui kendaraan.
”Pak RT sudah berkoordinasi dengan posko-posko bantuan yang ada, tetapi bantuan itu keburu habis saat didistribusikan di jalan umum. Sementara itu, warga yang rumahnya cukup jauh dari posko kerap terlambat mendapat bantuan,” tutur Abdul.
Lurah Semanan Bayu Fadayen menyatakan, permasalahan genangan serta bantuan untuk warga sedang diselesaikan satu per satu. Pemerintah setempat kini masih fokus pada penanganan genangan agar segera surut.
”Semanan masih tergenang karena bentuk wilayahnya yang berupa cekungan. Pemerintah setempat kini fokus pada penanganan genangan dan sampah yang masih terpampang di jalan-jalan besar,” ujar Bayu.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf juga menyebut proses penyedotan genangan telah dilakukan. Genangan di rumah warga disedot menuju ke rumah pompa di Pesakih, Kalideres. ”Penyedotan masih berlangsung sampai minggu ini,” ucapnya.
Terkait genangan, warga meminta pemerintah setempat segera menyelesaikan persoalan itu. Sebab, setelah genangan surut, sampah dan lumpur menjadi masalah selanjutnya. Sehan (70), warga RT 002 RW 010, mengaku kesulitan membersihkan sisa lumpur di kawasannya.
”Kami berharap pemerintah setempat bisa segera selesai. Setelah bersih-bersih rumah, kami pun ingin kembali bekerja dan tidak disibukkan dengan banjir lagi,” ujarnya.