Indonesia Kuatkan Penetrasi Pasar Produk Pertanian di Asia
Penetrasi produk pertanian nasional berpotensi ditingkatkan di pasar Asia. Peningkatan ekspor tersebut berbarengan dengan kenaikan aliran penanaman modal di sektor pertanian Indonesia.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penetrasi produk pertanian nasional berpotensi ditingkatkan di pasar Asia. Peningkatan ekspor tersebut berbarengan dengan kenaikan aliran penanaman modal di sektor pertanian Indonesia.
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sekaligus Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, peran dan posisi Asia dalam produksi pertanian global sangat besar.
”Indonesia memiliki daya tarik investasi di sektor pertanian karena memiliki dua musim dan pasokan air. Kita ingin mendongkrak investasi dan menggenjot ekspor (ke pasar Asia),” katanya saat ditemui seusai konferensi pers Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020, di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Oleh karena itu, HKTI menginisiasi penyelenggaraan ASAFF 2020. Tujuan inisiasi ini ialah mengembangkan kolaborasi antarnegara dan antarpelaku usaha dalam bidang agribisnis di kawasan Asia untuk membangun kemandirian pertanian dan ketahanan pangan Asia.
ASAFF 2020 digelar pada 12-14 Maret 2020 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Sebanyak 21 negara di kawasan Asia akan menghadiri ASAFF. HKTI menargetkan 10.000 pengunjung dan 200 peserta pameran hadir pada acara ini.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, nilai penanaman modal asing di sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan sepanjang Januari-September 2019 mencapai 731,55 juta dollar Amerika Serikat (AS). Nilai investasi ini setara dengan 728 proyek.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik mendata, ekspor produk pertanian sepanjang Januari-November 2019 mencapai 3,24 miliar dollar AS. Angka ini lebih tinggi 3,5 persen dibandingkan dengan pencapaian Januari-November 2018 yang senilai 3,13 miliar dollar AS.
Menurut Moeldoko, ekspor produk buah-buahan dan rempah-rempah Indonesia berpotensi digenjot di pasar Asia. Dia berharap ekspor produk-produk pertanian dalam bentuk ekstrak semakin dikembangkan.
Agar produk pertanian nasional mampu berdaya saing di pasar Asia, Moeldoko mengatakan, intensifikasi yang meningkatkan produktivitas dibutuhkan. Dalam hal ini, pemanfaatan teknologi pertanian dapat menopang intensifikasi tersebut.
Moeldoko menilai, adopsi teknologi pertanian masih menjadi tantangan bagi petani Indonesia. ”Sulit bagi petani yang sudah lama bertani untuk menerapkan cara-cara baru, utamanya yang menggunakan teknologi,” katanya.
Secara spesifik, Ketua Panitia ASAFF 2020 Rifqinizamy Karsayuda menargetkan, forum bisnis yang diselenggarakan di ASAFF dapat mencetak sejumlah transaksi. Harapannya, transaksi tersebut mewujud nyata sebagai aksi bisnis yang bersifat kolaborasi strategis.
Pintu ekspor
Sejumlah daerah turut memanfaatkan penyelenggara ASAFF 2020 untuk membuka peluang peningkatan investasi dan ekspor. Misalnya, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.
Bupati Pulau Morotai Benny Laos mengharapkan, ASAFF 2020 dapat menjadi jembatan investasi yang berorientasi ekspor produk pertanian yang tengah dikembangkannya. Menurut dia, Morotai dapat menjadi pintu ekspor produk pertanian ke wilayah Samudra Pasifik.
Benny menyatakan, saat ini terdapat 46.000 hektar lahan di Morotai yang butuh pengembangan. Pemerintah memfokuskan pengembangan lahan pertanian tersebut memproduksi buah-buahan dan padi. ”Kami mengharapkan ada investasi yang masuk untuk menggarap lahan (pertanian) ini sehingga dapat bersifat produktif,” ujarnya.