Arsenal lolos dari lubang jarum di Piala FA Inggris dengan mengalahkan Leeds United, tim yang diasuh pelatih “gila” Marcelo Bielsa, Selasa dini hari. Kemenangan itu melanjutkan tren tahun sempurna Arsenal.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
LONDON, SENIN – Arsenal menjadi bulan-bulanan serangan Leeds United, klub kasta kedua di Inggris, pada babak ketiga Piala FA, Selasa (7/1/2020) dini hari WIB di Stadion Emirates. Meskipun lebih banyak tertekan, ajaibnya, “The Gunners” mengalahkan Leeds 1-0 berkat teriakan manajer barunya, Mikel Arteta.
Arsenal, yang bertindak sebagai tuan rumah, bisa dibantai Leeds jika kiper Emiliano Martinez tidak tampil kesetanan di laga Piala FA itu. Kiper pelapis Arsenal itu melakukan setidaknya empat penyelamatan gemilang, termasuk tendangan jarak dekat Leeds, Patrick Bamford, di menit ke-15.
Dalam keadaan tertekan, Arsenal yang kalah penguasaan bola maupun serangan dari Leeds—pemuncak klasemen Divisi Championship Inggris—unggul berkat gol Reiss Nelson di menit ke-55. Menurut Martinez, kemenangan tipis timnya itu tidak terlepas dari kemarahan dan teriakan keras manajernya, Arteta. Teriakan itu mencabuk timnya.
“Manajer (Arteta) banyak berteriak banyak (di kamar ganti Arsenal). Dia tidak senang karena kami sadar betul lawan akan bermain seperti ini (menekan) dan kami membiarkannya. Ia marah karena kami sempat tidak menghargai peringatannya,” ungkap Alexandre Lacazette, penyerang Arsenal, seusai laga itu seperti dikutip BBC.
Arteta membenarkan, timnya sempat memulai laga itu dengan buruk dan tampil bak klub gurem di hadapan Leeds, klub yang diasuh Marcelo Bielsa, mantan pelatih tim nasional Argentina. Mereka kalah dalam penguasaan bola, yaitu 42 berbanding 58 persen. Selain itu, Arsenal juga lebih sedikit menciptakan peluang gol, yaitu lima berbanding enam tembakkan.
“Kami lantas mengubah sikap dan hasrat bermain serta sejumlah hal dalam organisasi bermain (seusai turun minum). Kami sungguh menjadi tim berbeda dan lebih agresif di babak kedua,” ungkap Arteta, manajer Arsenal sejak Desember 2019 lalu, menceritakan perubahan karakter timnya seusai jeda turun minum laga itu.
Menurut Arteta, Leeds merupakan lawan tersulit yang pernah dihadapainya sebagai manajer. Ia bahkan mengibaratkan laga kontra klub calon promosi Liga Premier Inggris pada musim depan itu sebagai penderitaan. “Sungguh mimpi buruk bagi siapa saja. Menghadapi mereka sangatlah menderita bak datang ke dokter gigi. Anda bakal dibantai jika tidak siap menghadapi mereka,” tuturnya.
Leeds merupakan salah satu tim langka yang berani tampil ofensif, menekan, serta agresif terhadap lawan-lawannya. Hal itu tidaklah terlepas dari filosofi Bielsa, manajer yang sempat dijuluki “orang gila” oleh pelatih legendaris Argentina, Luis Menotti. Ia merupakan manajer unik yang kerap menggenjot fisik dan stamina para pemainnya di luar batas nalar.
Tidak heran, tim-tim yang diasuhnya, seperti Leeds, tampil ngotot dan rutin menekan dengan garis pertahanan tinggi. Hampir setiap kali kehilangan bola, barisan penyerang hingga gelandang seperti orang gila yang mengepung dan mencoba merebutnya kembali dari pemain Arsenal. Pola menekan agresif itu mirip taktik gegenpressing yang dipopulerkan Juergen Klopp, Manajer Liverpool.
“Ketika ditanya apa yang akan dilakukannya dan timnya untuk menyambut liburan Natal dan Tahun Baru, Bielsa berkata hal yang tidak lazim. Ia berniat melakukan latihan fisik timnya selama dua jam setiap hari dan menghabiskan 14 jam waktu liburan untuk menonton rekaman video (latihan),” tulis jurnalis sepak bola ternama, Jonathan Wilson, dalam bukunya berjudul Inverting The Pyramid.
Tahun sempurna
Kesuksesan menaklukkan “orang gila” itu kian membuncahkan harapan Arsenal di tahun baru ini bersama manajer mudanya, Arteta. Sempat terseok-seok sepanjang 2019, The Gunners kini menjalani tahun baru dengan sempurna. Dua laga mereka sepanjang 2020 selalu berakhir dengan kemenangan. Sebelumnya, mereka juga membekap Manchester United 2-0 di Liga Inggris, Kamis (2/1) lalu.
Konsistensi mereka akan diuji Crystal Palace, tim papan tengah, di Liga Inggris akhir pekan ini. “Kami tidak dalam posisi untuk bersantai. Kami tidak cukup bagus untuk itu,” ujar Arteta meminta pemainnya tetap fokus dan tidak mengendurkan performanya.