Tiga negara anggota Uni Eropa yang tergabung dalam JCPOA (E3), yaitu Jerman, Inggris, dan Perancis, turut meminta agar seluruh pihak mengupayakan deeskalasi.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Negara-negara terus menyerukan deeskalasi setelah meruncingnya perseteruan antara Amerika Serikat dan Iran di Timur Tengah. Konflik di antara kedua negara dapat berdampak tidak hanya ke kawasan, tetapi juga seluruh dunia. Sejumlah pihak pun mulai memikirkan strategi untuk membantu meredakan tensi.
Ancaman perang masih membayangi Timur Tengah. Setelah AS membunuh Pemimpin Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani dalam sebuah serangan udara di Irak, Jumat (3/1/2020), kini giliran Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer yang dipimpin AS di Irak, Rabu (8/1/2020) dini hari.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Rabu (8/1/2020), di Jakarta, mengatakan, Indonesia sangat prihatin atas perkembangan yang terjadi saat ini. Pandangan tersebut telah disampaikan langsung kepada AS dan Iran.
”Kami harap semua pihak yang terkait dapat menahan diri sehingga tidak terjadi eskalasi yang lebih tinggi lagi. Jika terjadi, dampaknya tidak dapat terlokalisir dan pasti dirasakan oleh kawasan ataupun dunia. Tanpa eskalasi, ekonomi dunia sudah cukup tertekan saat ini,” kata Retno.
Retno melanjutkan, seluruh pejabat diplomatik Indonesia yang berada di Irak, Iran, dan AS terus mematangkan rencana cadangan jika eskalasi di antara kedua negara terus meningkat. Kementerian Luar Negeri juga telah berkoordinasi dengan TNI guna membicarakan segala kemungkinan yang dapat terjadi di kawasan. Perkembangan di Timur Tengah akan terus dipantau.
Pemerintah China turut menyerukan agar seluruh pihak menahan diri dari tindakan yang dapat memicu eskalasi lebih buruk. Beijing akan berupaya untuk memainkan perannya guna membantu meredakan tensi di kawasan.
”Kami meminta pihak-pihak terkait untuk menahan diri. China selalu menganjurkan bahwa semua pihak terkait harus menyelesaikan konflik dan perbedaan dengan baik melalui dialog, negosiasi, dan cara damai lainnya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.
China merupakan Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB. Sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia, China merupakan mitra kunci dan pembeli utama minyak Iran.
Selain itu, China merupakan salah satu negara yang terikat dalam JCPOA, sebuah kesepakatan terkait program nuklir Iran yang dibuat pada 2015. Pada 2018, hubungan AS dan Iran mulai kembali memanas setelah Washington mundur dari JCPOA dan memberlakukan sanksi internasional yang mengganggu ekspor minyak Teheran.
Kecam serangan
Tiga negara anggota Uni Eropa yang tergabung dalam JCPOA (E3), yaitu Jerman, Inggris, dan Perancis, turut meminta agar seluruh pihak mengupayakan deeskalasi. Militer Iran menyatakan telah meluncurkan total 22 serangan rudal ke pangkalan militer AS.
E3 juga mengecam serangan rudal yang dilakukan Iran. Sejumlah negara Eropa bergabung dalam koalisi militer beranggotakan 67 negara yang dipimpin AS untuk memerangi NIIS yang masih berada di Irak. Sebanyak 115 personel militer dari Jerman, misalnya, sedang berada di Erbil, salah satu target serangan rudal Iran.
”Pemerintah Jerman sangat mengutuk agresi itu. Sekarang bergantung kepada Iran untuk menahan diri dari eskalasi lebih lanjut. Jerman telah mengontak Departemen Pertahanan AS sepanjang Selasa malam dan semua saluran komunikasi akan dibuka untuk mencegah eskalasi lebih lanjut,” kata Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer kepada ARD.
Kramp-Karrenbauer melanjutkan, dirinya akan mengupayakan pertemuan dengan negara-negara anggota koalisi untuk membahas situasi di wilayah tersebut. Tidak menutup kemungkinan, serangan rudal itu akan mendorong penarikan pasukan Jerman di Irak lebih lanjut. Jerman untuk sementara telah menarik 32 personel tentara dari sebuah kamp militer dekat Baghdad pada Selasa (7/1/2020).
”Kami mengutuk serangan terhadap pangkalan militer di Irak ini yang dipimpin Koalisi, termasuk Inggris. Kami prihatin dengan laporan korban dan penggunaan rudal balistik,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab tanpa merinci lebih lanjut mengenai korban.
Inggris memiliki sekitar 1.400 personel militer dan sipil yang bermarkas di Irak sebagai bagian dari koalisi AS. Salah satu kontingen, yang terdiri atas 400 pasukan, tidak terlibat dalam operasi tempur, tetapi terlibat dalam pelatihan dan pengadaan alat tempur bagi pasukan keamanan Irak dan Kurdi.
Sejumlah negara Eropa, seperti Inggris, Jerman, dan Denmark, telah menyatakan tidak ada korban jiwa. Pentagon menyatakan masih melakukan pendataan kerusakan tanpa membahas korban. Sedangkan media Iran mengklaim, serangan itu telah membunuh 80 orang Amerika.
Perlindungan WNI
Menteri Retno melanjutkan, Kemenlu akan melakukan rapat koordinasi bersama para pejabat diplomatik Indonesia yang berada di Timur Tengah dan AS. Tujuannya untuk membahas tindakan yang harus diambil jika perselisihan di kawasan terus memanas, terutama untuk perlindungan warga negara Indonesia yang mencapai lebih dari satu juta orang di kawasan tersebut.
”Tugas kami adalah terkait perlindungan warga negara Indonesia. Kami meminta agar para WNI terus waspada, mengikuti informasi dari otoritas setempat, dan segera menghubungi KBRI atau KJRI jika memerlukan bantuan,” tutur Retno.
Menurut Retno, imbauan itu berlaku tidak hanya bagi WNI di Irak dan Iran, pusat konflik di kawasan. WNI di negara-negara Timur Tengah lainnya diharapkan terus berkoordinasi dengan KBRI dan menghubungi hotline di kantor-kantor perwakilan Indonesia. (AFP)