Manchester City kembali menegaskan sebagai penguasa Manchester setelah menundukkan Manchester United dengan skor 1-3 dalam laga pertama Piala Liga Inggris. Persaingan kedua tim bakal berlanjut.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
MANCHESTER, RABU — Manchester City berhasil menaklukkan rival sekota, Manchester United, dengan skor 1-3 dalam pertandingan semifinal putaran pertama Piala Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, Rabu (8/1/2020). City telah belajar dari pertandingan sebelumnya dengan mematikan serangan balik cepat MU.
Untuk pertama kalinya sejak 1997, gawang Manchester United kebobolan tiga gol pada babak pertama. Dalam 38 menit, gawang ”Setan Merah” yang dijaga David De Gea jebol oleh Bernardo Silva, Riyad Mahrez, dan gol bunuh diri Andreas Pereira. MU hanya mampu mencetak satu gol yang diciptakan Marcus Rashford pada menit ke-70.
Ketiga gol tersebut menjadi bukti kecerdasan Manajer City Pep Guardiola dalam membaca situasi. Guardiola tidak memasang para penyerang murni, seperti Sergio Aguero dan Gabriel Jesus. Keduanya berada di bangku cadangan. Jesus baru masuk pada babak kedua di menit ke-80.
Manajer asal Spanyol tersebut memilih Raheem Sterling untuk menjadi penyerang tunggal. Ia didukung oleh Silva dan Mahrez. Ketiganya sama-sama memiliki keunggulan dalam kemampuan individu dan kecepatan. Mereka juga berfungsi untuk memperkuat lini tengah yang telah diisi empat pemain.
Silva tampil apik setelah berhasil mencetak gol melalui tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti. Ia juga menjadi pengumpan dalam gol yang dicetak Mahrez.
Guardiola telah belajar banyak dari pertemuan kedua klub sebelumnya. Pada pertandingan Liga Inggris, bulan lalu di Stadion City of Manchester, timnya takluk dari MU dengan skor 1-2 berkat kecerdikan Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer dalam memanfaatkan kecepatan pemainnya.
Lini serang MU yang diisi pemain muda yang memiliki keunggulan dalam kecepatan, seperti Daniel James, Jesse Lingard, Rashford, dan Mason Greenwood, dibuat tak berkutik. Mereka kesulitan membongkar pertahanan City. Keputusan Guardiola memasang tiga pemain menjadi bek tengah, yakni Nicolas Otamendi, Fernandinho, dan Rodri, adalah kunci dari solidnya pertahanan City.
Fernandinho yang merupakan seorang gelandang lebih percaya diri untuk mengambil keputusan. Berbeda dengan pertandingan sebelumnya ketika ia diduetkan dengan bek John Stones di jantung pertahanan. Saat itu, Fernandinho sering terlambat dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan. ”Kami menang dan kami jenius. Kami mencoba mengendalikan serangan balik karena mereka tim yang luar biasa,” ujar Guardiola.
Kemenangan ini membuat City berpeluang untuk mempertahankan gelar juara Piala Liga Inggris tiga musim berturut-turut. Saat ini, mereka tidak terkalahkan dalam 16 pertandingan berturut-turut di kompetisi ini.
Meskipun menang, Guardiola masih mewaspadai kebangkitan MU di putaran kedua yang akan diselenggarakan pada 29 Januari 2020 di Stadion City of Manchester. Ia tahu MU akan berusaha keras mengembalikan keadaan karena mereka memiliki sejarah dan rasa kebanggaan yang besar.
Solskjaer mengakui, timnya gagal mengatasi strategi yang digunakan City. MU kalah dalam segalanya. City berhasil menguasai lini tengah dengan memegang bola hingga 57 persen. Serangan City juga cukup dominan dengan menghasilkan 15 tendangan dan 5 di antaranya tepat sasaran. Sementara MU hanya mampu melepaskan 8 tendangan dan 3 yang mengarah ke gawang.
Solskjaer berharap dapat mengembalikan keadaan pada putaran kedua seperti ketika mereka mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) pada babak ke-16 Liga Champions musim lalu. Saat itu, MU kalah 0-2 di kandang dan berhasil mengalahkan PSG dalam pertandingan tandang dengan skor 1-3. ”Kami telah menunjukkan sebelumnya ketika kalah dalam pertandingan kandang dan mengembalikannya. PSG adalah contoh terbaru dan kami harus percaya bahwa kami dapat menunjukkannya,” ujar manajer asal Norwegia tersebut. (AP)