Presiden Irak Barham Salih mengecam Iran karena melakukan serangan rudal ke pangkalan-pangkalan militer yang dipimpin Amerika Serikat di Irak. Serangan itu dinilai telah melanggar kedaulatan Irak.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
BAGHDAD, RABU — Presiden Irak Barham Salih mengecam Iran karena melakukan serangan rudal ke pangkalan-pangkalan militer yang dipimpin Amerika Serikat di Irak. Serangan itu dinilai telah melanggar kedaulatan Irak.
”Kami mengecam pengeboman rudal Iran yang menghantam fasilitas militer di wilayah Irak serta kembali menolak pelanggaran berulang terhadap kedaulatan negara dan transformasi Irak menjadi medan perang bagi pihak yang bertikai,” bunyi pernyataan Kantor Presiden Irak, Rabu (8/1/2020).
Salih turut menyuarakan kekhawatiran atas kondisi di Timur Tengah. Ia pun menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan keamanan kawasan, menghormati kedaulatan negara, serta menghindari perang dan kekerasan.
Iran mengirim 22 serangan rudal ke dua pangkalan militer yang dipimpin AS di Irak, Rabu (8/1/2020) dini hari, yaitu Pangkalan Udara Al-Asad dan fasilitas militer di Erbil.
Serangan itu merupakan upaya balas dendam setelah AS membunuh Komandan Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani dan petinggi militer Iran lainnya dalam serangan udara di Baghdad, Irak, Jumat, pekan lalu.
Ketua Parlemen Irak Muhammad al-Halbusi juga berpendapat, Iran telah melanggar kedaulatan Irak. Seluruh pihak diimbau untuk tidak mengubah Irak menjadi proksi untuk medan perang oleh pihak luar, termasuk Komunitas Syiah Iran.
”Kami mengecam pelanggaran Iran atas kedaulatan Irak pada Rabu dini hari. Kami mengonfirmasi penolakan mutlak kepada pihak-pihak yang bertikai menggunakan wilayah Irak untuk menyelesaikan masalah,” ujar Halbusi.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Irak, Rabu (8/1/2020), mengatakan telah menerima pesan suara resmi dari Iran terkait serangan rudal. Informasi yang diberikan adalah serangan akan segera terjadi.
”Kami menerima pesan suara resmi dari Republik Islam Iran bahwa respons Iran terhadap pembunuhan Qasem Soleimani telah dimulai atau akan segera dimulai. Serangan itu akan terbatas pada tempat militer AS berlokasi di Irak, tanpa menentukan lokasi,” bunyi pernyataan kantor tersebut.
Misi PBB di Irak mengatakan, Irak seharusnya tidak menanggung atas persaingan kekuatan asing. ”Kami menyerukan penahanan diri yang mendesak dan dimulainya kembali dialog. Irak seharusnya tidak membayar harga atas persaingan eksternal,” demikian bunyi pernyataan itu.
Balas dendam
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif dalam wawancara di siaran televisi milik pemerintah mengatakan, serangan rudal Iran terhadap AS di Irak adalah serangan yang sah. ”Tindakan kami adalah pembelaan diri yang sah dan AS harus menghindari menilai itu berdasarkan ilusi,” ujarnya.
Dalam pernyataan tertulis Garda Revolusi Iran (IRGC), serangan itu disebut sebagai Operasi Soleimani Sang Martir. Tindakan itu merupakan upaya balas dendam bagi Soleimani, tokoh militer ternama di Iran.
”Kami memperingatkan rezim Amerika yang kejam dan arogan, tindakan jahat atau gerakan agresi baru akan disambut dengan respons yang bahkan lebih menyakitkan dan menghancurkan. Sekutu AS yang memberikan pangkalan bagi AS untuk tindakan bermusuhan terhadap Iran akan menjadi sasaran,” bunyi pernyataan tersebut.
IRGC melanjutkan, AS sebaiknya menarik pasukan untuk menghindari kerugian lebih lanjut. (AFP/REUTERS)