Setelah Dilanda Banjir, Semua Sekolah di Jakarta Berjalan Normal
Seusai libur Natal dan Tahun Baru 2020 dan tidak lama setelah dilanda banjir besar, semua sekolah di Jakarta melaksanakan kegiatan belajar-mengajar pada hari pertama masuk sekolah, Senin (6/1/2020).
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seusai libur Natal dan Tahun Baru 2020 dan tidak lama setelah dilanda banjir besar, semua sekolah di Jakarta melaksanakan kegiatan belajar-mengajar pada hari pertama masuk sekolah, Senin (6/1/2020). Sekitar 33.000 siswa yang terdampak banjir akan memperoleh bantuan berupa seragam, buku, dan peralatan sekolah lain yang diperlukan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaifullah Hidayat menyampaikan hal itu di Jakarta, Senin. ”Sesuai laporan dari seluruh suku dinas pendidikan, semua sekolah sudah memulai kegiatan belajar Senin ini,” katanya.
Di SMAN 8 Tebet, Jakarta Selatan, ratusan siswa mengikuti pelajaran hari pertama setelah banjir di ruangan laboratorium yang ada di lantai dua dan tiga. Sementara kegiatan belajar di kelas-kelas di lantai dasar masih ditiadakan karena masih lembab meski sudah dibersihkan. Sebagian perabotan dan perlengkapan sekolah masih dijemur di lapangan.
Kegiatan belajar-mengajar juga berlangsung normal di SMPN 26, Jatinegara, Jakarta Timur. Namun, hanya sebagian besar siswa hadir pada Senin ini, sedangkan yang lain belum masuk sekolah. SMPN 26 berada di salah satu lokasi yang mengalami banjir cukup parah, yakni setinggi lebih dari 2 meter. Di SMPN 26, dari total 630 siswa, ada 270 siswa terdampak banjir.
Syaifullah mencatat, ada total 211 sekolah di Jakarta yang terdampak banjir pada awal 2020. Hujan deras menjelang dan sesudah malam pergantian tahun membawa bencana banjir yang parah di ratusan titik di Jabodetabek. Hingga Sabtu (4/1/2020), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir itu menelan 60 korban jiwa.
”Semua sekolah terdampak banjir sudah kembali beraktivitas seperti biasa dan sudah bisa mengikuti proses belajar. Warga yang mengungsi di 30 sekolah di Jakarta juga sudah kembali ke tempatnya masing-masing,” ujarnya.
Berdasarkan laporan sementara dari sekolah negeri dan swasta tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK, ada total 33.000 siswa yang terdampak banjir. Di Jakarta, jumlah total siswa tingkat yang disebutkan sebelumnya 1,7 juta orang.
”Jumlah itu menjadi dasar bagi seluruh stakeholder terkait yang ingin menyumbang baju, buku, tas, dan sebagainya kepada siswa yang terdampak banjir. Bantuan sudah mulai diberikan sejak Minggu kemarin dan didistribusikan melalui kelurahan atau kecamatan setempat,” ucap Syaifullah.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menginstruksikan semua sekolah pada pertengahan Desember 2019 untuk mewaspadai banjir. Jadi, ketika banjir melanda Jakarta pada hari pertama tahun 2020, petugas di sekolah siap menyelamatkan atau memindahkan barang penting, seperti dokumen dan komputer ke lantai atas. Syaifullah pun memastikan jumlah peralatan sekolah yang rusak akibat banjir tidak banyak.
Pada hari pertama sekolah setelah liburan Natal dan Tahun Baru, para siswa yang terdampak banjir diimbau mengikuti sekolah seperti biasa dan diperbolehkan mengenakan pakaian biasa yang sopan apabila seragamnya rusak atau kotor akibat banjir.
Warga yang ijazah pendidikannya rusak akibat banjir bisa mengurusnya ke sekolah masing-masing. Pelayanan itu, ucap Syaifullah, diberikan secara gratis.
Ari Sadwirantoro, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 26 memastikan sebagian besar siswanya hadir pada Senin hari ini. Sekolah tersebut berada di salah satu wilayah yang mengalami banjir cukup parah setinggi lebih dari 2 meter. Di SMPN 26, ada 270 siswa yang terdampak banjir.
”Siswa kami tetap masuk sekolah hari ini meskipun dengan apa adanya. Bagi anak-anak yang tidak pakai seragam, kami berikan dispensasi,” kata Ari.
Tingkat kehadiran siswa pada hari itu mencapai lebih dari 90 persen. Siswa lain yang izin tidak hadir diperkirakan karena mengalami banjir cukup parah dan belum bisa kembali ke rumahnya.