Maju Pilwakot Solo, Gibran Tepis Anggapan Dinasti Politik
Gibran Rakabuming Raka menepis anggapan adanya praktik dinasti politik dengan maju dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2020.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Gibran Rakabuming Raka menepis anggapan adanya praktik dinasti politik dengan maju dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2020. Putra sulung Presiden Joko Widodo ini meminta para sukarelawan pendukungnya membantu meluruskan hal itu.
”Kalau masih ada yang bertanya-tanya juga tentang dinasti politik, tolong diluruskan juga. Saya ini, kan, ikut kontestasi. Bisa menang bisa kalah, bisa dicoblos bisa tidak. Silakan, tidak ada yang mewajibkan untuk mencoblos saya,” kata Gibran di hadapan para sukarelawan pendukungnya dalam acara Rembug Relawan Kancane Gibran Gaes, Minggu (5/1/2020), di Solo, Jawa Tengah.
Kalau masih ada yang bertanya-tanya juga tentang dinasti politik, tolong diluruskan juga. Saya ini, kan, ikut kontestasi. Bisa menang bisa kalah, bisa dicoblos bisa tidak.
Gibran mengatakan, untuk bisa menjadi Wali Kota Solo tidak ada penunjukan kepadanya, tetapi harus mengikuti Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2020. Untuk memenangi pemilihan tersebut juga harus bekerja keras, blusukan bertemu warga.
”Kalau ada dinasti politik, ya, saya enggak mungkin lha buang-buang energi setiap hari blusukan ke mana-mana, mending duduk manis saja. Benar, tho?” katanya.
Gibran menyatakan, maju dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota tidak untuk memperkaya diri. Akan tetapi, masuk ke dunia politik karena ingin bermanfaat bagi lebih banyak orang.
”Mungkin kalau ada gosip-gosip miring, Gibran ini kan pengusaha masuk ke politik pasti pengen memperkaya diri biar tambah sugih (kaya). Kalau saya pengen tambah sugih, memperkaya diri, saya tidak akan masuk ke politik. Masuk politik ini cost-nya juga tinggi dan tidak akan balik modal. Jadi, saya sudah berniat untuk, ya satu itu tadi, bermanfaat untuk banyak orang, lebih banyak (orang) lagi,” ujarnya.
Menurut Gibran, dengan menjadi seorang pengusaha hanya akan bisa membantu para karyawan perusahaannya sendiri. Namun, dengan masuk ke bidang politik akan bisa membantu masyarakat Solo melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat.
”Kalau masuk ke politik yang bisa saya bantu lewat kebijakan saya, ada lebih dari 500.000 orang (penduduk Kota Solo). Motivasi saya, ya, cuma satu itu saja,” katanya.
Seusai acara Rembug Relawan tersebut, Gibran menyatakan optimistis akan mendapatkan rekomendasi sebagai calon wali kota Solo dari DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Agar memenangi Pilwakot Solo, pihaknya akan menerapkan strategi blusukan dan bertemu warga. ”Strategi pemenangan cuma satu, blusukan sama pertemuan dengan warga,” katanya.
Jika mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI-P, Gibran juga optimistis bisa memenangi Pilwakot Solo 2020 dengan perolehan suara signifikan, di atas 62 persen. Apalagi berdasarkan survei internal yang sudah dilakukan, elektabilitasnya terus meningkat dan kini telah lebih tinggi daripada hasil survei yang dilakukan Median. Namun, Gibran enggan membeberkan hasil survei internal itu. Menurut catatan Kompas, elektabilitas Gibran berdasarkan survei Median pada Desember 2019 sebesar 24,5 persen.
Harjanto Suwardono, Ketua Gibran Center (kelompok sukarelawan pendukung Gibran), yang juga Ketua Panitia Rembug Relawan Kancane Gibran Gaes (Kagege), mengatakan, 45 organ sukarelawan menghadiri Rembug Relawan Kagege. Semua organ atau simpul sukarelawan tersebut bersepakat mendukung Gibran untuk menjadi wali kota Solo 2020-2025. Simpul-simpul sukarelawan tersebut merupakan kelompok sukarelawan produktif yang sebelumnya juga mendukung Presiden Joko Widodo saat pemilihan presiden. ”Program-program beliau (Gibran) nanti kami akan sebarkan di tingkat akar rumput,” katanya.