Rumah dari Keluarga yang Ditemukan Meninggal Kurang Ventilasi
Dugaan satu keluarga yang meninggal karena menghirup asap genset di Jakarta Timur semakin kuat. Kondisi rumah tempat mereka ditemukan warga setempat kurang ventilasi.
Oleh
Aguido Adri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rumah dari keluarga yang meninggal di rumahnya sendiri di Pulogadung, Jakarta Timur, kurang ventilasi. Rumah kontrakan yang ditinggali keluarga M hanya memiliki dua lubang ventilasi di bagian belakang dan depan. Pada saat petaka menimpa, mereka menyalakan genset di dalam rumah.
Ventilasi bagian depan tertutup kain kasa, sementara ventilasi di atas pintu tertutup papan berbahan mika. Jendela depan rumah juga tertutup kain.
Warga menemukan empat orang dalam satu keluarga di Jalan Kayu Mas Selatan VI, Pulogadung, Jakarta Timur, meninggal karena diduga menghirup asap genset. Mereka yang meninggal itu seorang lelaki berinisial M (34), perempuan yang merupakan istri M berinisial AMO (28), serta kedua anak mereka, SAP (9) dan MK (4). Warga menemukan mereka tewas di rumah kontrakan berukuran sekitar 3 meter x 6 meter.
Jayadi (35), salah satu warga Kayu Mas Selatan VI, RW 009, mengatakan, dirinya bersama kerabat korban masuk ke dalam rumah untuk melihat kondisi keluarga yang seharian tidak keluar rumah.
”Sekitar pukul 00.30, suasana gelap karena listrik padam, lalu saya bawa senter dan masuk ke rumah itu. Kaget ketika melihat satu keluarga mengeluarkan darah dari hidung. Ternyata sudah meninggal. Kami lalu menghubungi pak RT dan lapor ke polisi,” ujar Jayadi, Jumat (3/12/2019).
Dampak banjir, kata Jayadi, membuat wilayah di sekitar Kayu Mas Selatan terendam air setinggi 0,5 meter sehingga PLN memadamkan aliran listrik untuk menghindari arus pendek listrik. Sejak pemadaman tersebut, keluarga M menghidupkan genset yang berada di dalam rumahnya.
”Wilayah sini sebagian terendam banjir, tetapi rumah keluarga M enggak terendam banjir, air enggak masuk. Jadi, tewas mungkin karena menghirup asap genset karena sejak Rabu (1/1/2019) malam genset hidup terus,” lanjut Jayadi.
Kepala Satuan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Hery Purnomo mengatakan, berdasarkan keterangan beberapa saksi, Rabu malam, M memasukkan genset ke dalam kontrakan agar tidak dicuri.
Ia melanjutkan, M dan keluarganya ditemukan tewas pada Kamis (2/1/2019) pukul 13.00. IJ (47), kakak ipar M, masuk dan menaruh makanan. Tanpa curiga, ia langsung meninggalkan rumah tersebut karena keluarga M masih terlelap setelah bekerja menjual arum manis hingga malam hari.
IJ yang tinggal bersebelahan dengan M kembali datang sekitar pukul 23.30 untuk mengantar makanan. Ij tidak mendengar suara genset dan lampu tidak menyala. Ia lalu mengambil senter dan masuk ke dalam rumah melihat M, AMO, SAP, dan MK masih berbaring.
”IJ pegang badan mereka sudah dingin dan dari hidung mereka keluar darah. Sudah kami bawa ke RS Polri Kramatjati. Dari hasil pemeriksaan, tidak ada luka hasil kekerasan. Mereka diduga meninggal karena keracunan asap genset. Keluarga mungkin akan di bawa ke Boyolali untuk dimakamkan,” ujar Hery.